No.193 Waktu tunggu pasien merupakan.salah satu komponen yang potensial menyebabkan. ketidakpuasan. Penelitian.ini bertujuan untuk.mengetahui gambaran waktu tunggu pelayanan resep tunai di Apotek Kimia Farma Juanda, kepuasan pelanggan terkait waktu tunggu, dan hubungan.waktu,tunggu.resep,tunai dengan kepuasan.pelanggan. Metodenya adalah deskriptif dengan teknik purposive sampling. Data waktu tunggu di peroleh dari pencatatan waktu dari resep masuk sampai obat di terima, meliputi resep obat jadi dan racikan. Data kepuasan di peroleh dari kuesioner yang di berikan ke 120 responden. Kemudian di lakukan uji chi square untuk mengetahui apakah ada hubungan antara waktu tungggu resep dengan kepuasan pelanggan. Hasilnya menunjukkan waktu tunggu resep obat jadi, yang sesuai standar 88,3 % dan yang tidak sesuai standar 11,7 %. Obat racikan yang sesuai standar 61,7% dan yang tidak sesuai standar 38,3%. Data kepuasan untuk obat jadi, yang puas 46,7%, yang tidak puas 53,3%. Untuk obat racikan, yang puas 45% dan yang tidak puas 55%. Rata-rataawaktuutungguapelayanannobat jadi 10,7 menitndannobatnracikan 32,4 menit. Pada uji stastistik chi square di peroleh hasil dengan nilai Asymp.sig(2-sided) untuk obat jadi = 0,554 > 0,05 dan obat racik = 0,471n>0,05.nKesimpulannyanberartintidakaadaxhubunganaantaraawaktuatunggu pelayanan resep.tunai dengan. Kepuasan.pelanggan.
No.185 Ekstrak etanol 96% rimpang kunyit (Curcumae domesticae Val) dan minyak jintan hitam (Nigella sativa) adalah kombinasi bahan alam yang menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes dan Staphylococus aureus. Penelitian ini melakukan optimasi emulgator menggunakan tween 80 dan span 80 dengan 4 formulasi yang memiliki nilai HLB berbeda. Tujuannya untuk melihat pada nilai HLB berapa sediaan krim anti acne dengan emulgator tween 80 dan span 80 memiliki mutu fisik yang stabil dan optimal. Hasil Penelitian menunjukkan sediaan terbaik diperoleh dari Formulasi 1 dengan konsentrasi Emulgator 2,48% dengan perbandingan tween 80 sebanyak 1,1 gram dan span 80 sebanyak 0,14 gram. Krim dengan nilai HLB 9 merupakan formulasi dengan stabilitas fisik yang baik, karena kenaikan nilai viskositas yang terjadi sesudah cycling test tidak signifikan dan cenderung stabil. Dari analisis data menggunakan Two-Way Anova yang dilakukan terhadap hasil uji pH, viskositas dan daya sebar, dihasilkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada mutu fisik keempat formulasi krim pada nilai HLB yang berbeda dapat dilihat dari nilai p-value > 0,05.
No.180 Jahe merah merupakan tanaman suku Zingiberaceae yang tergolong kedalam jenis rempah-rempahan. Pada sediaan minuman serbuk sari jahe mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, dan saponin. Senyawa ini dapat berpotensi sebagai antikanker. Uji toksisitas digunakan untuk mendeteksi aktivitas/ potensi sebagai antikanker. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai toksisitas dari formulasi minuman serbuk sari jahe merah (Zingiber officinale Roscoe). Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) digunakan untuk penafsiran aktivitas antikanker dari formulasi minuman serbuk sari jahe merah (Zingiber officinale Roscoe). Nilai LC50 dari formulasi 1 diperoleh sebanyak 240,552 ppm dan formulasi 2 diperoleh sebesar 154,132 ppm. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa formulasi 1 dan 2 termasuk kedalam kategori toksik sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sampel tersebut berpotensi sebagai antikanker.
No.179 Kulit merupakan penghalang untuk melindungi tubuh dari dunia luar, dan kelembaban bibir dijaga oleh kulit. Salah satu penyebab bibir menjadi kering dan pecah-pecah adalah karena perlindungan bibir yang buruk. Lip balm merupakan sediaan kosmetik dekoratif yang melembabkan bibir dan membantu mencegahnya mengering dan pecah-pecah. Diantara tanaman yang bisa digunakan sebagai pewarna alami adalah bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) karena mempunyai kandungan antosianin. Eksperimen ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan Lip Balm yang mengandung ekstrak bunga rosella sebagai pewarna alami dengan mempunyai mutu fisik dan stabilitas yang baik. Sediaan Lip Balm dibuat dengan variasi ekstrak bunga rosella 5%, 10%, dan 15%. Formulasi yang dihasilkan kemudian di evaluasi sediaan dan dilakukan stabilitas dengan metode Cycling Test selama 6 siklus. Evaluasi tersebut meliputi uji orgnoleptis, uji pH, uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji titik lebur dan uji daya oles. Hasil penelitian sebelum dan setelah dilakukan stabilitas menunjukkan bahwa sediaan Lip balm degan konsentasi ekstrak 15% mempunyai mutu fisik dan stabilitas yang baik, kecuali pada pH dan daya sebar yang tidak memenuhi persyaratan.
No.191 Formularium Nasional merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan jaminan kesehatan nasional. Ketidak sesuaian penulisan resep dengan Fomularium Nasional untuk peserta BPJS kesehatan akan menyebabkan terjadinya kekurangan dan kekosongan obat serta akan mempengaruhi biaya rawatnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesesuaian penulisan resep, gambaran obat-obatan yang diresepkan serta gambaran kelas terapi obat-obatan di luar Formularium Nasional. Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif dimana data yang diambil adalah data masa lalu yaitu resep-resep pasien rawat inap di RSJ. dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor periode Oktober-Desember 2020. Pengolahan data dilakukan dengan melakukan pencatatan dan menampilkan obat-obatan, kelas terapinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian dengan Formularium Nasional pada bulan Oktober 98,10%, bulan Nopember 98,77%, bulan Desember 98,10%. Rata-rata kesesuaian dengan Formularium Nasional diperoleh data 98,32%. Obat-obatan golongan kelas terapi vasodilator menunjukkan banyak diresepkan di luar Formularium Nasional. Kesimpulannya adalah kesesuaian penulisan resep dengan Formularium Nasional di RSJ. dr. H. Marzoeki Mahdi sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh rumah sakit yaitu di atas 90%.
No.181 Buah pepaya merupakan buah yang mengandung senyawa antioksidan tinggi antara lain vitamin C, polifenol dan β-karotena. Lidah buaya diantaranya mengandung senyawa flavonoid dan saponin yang berfungsi untuk melembabkan kulit dan membuat kulit tidak cepat kering. Masker gel peel off adalah salah satu jenis masker wajah yang penggunaannya dapat dengan mudah dilepas seperti membran elastis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol buah pepaya dan ekstrak etanol lidah buaya, membuat formulasi sediaan masker gel peel off dan menguji sediaan yang memiliki mutu fisik yang baik. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% disimpan 3 x 24 jam lalu diuapkan menjadi ekstrak kental. Setelah didapat ekstrak kental dilakukan uji fitokimia. Hasil uji fitokimia ekstrak etanol buah pepaya dan ekstrak etanol lidah buaya terdapat senyawa alkaloid dan polifenol. Dibuat formulasi sediaan masker dengan konsentrasi ekstrak etanol buah pepaya 2,5%, ekstrak etanol lidah buaya 2,5%, perbandingan 1:1, 1:2 dan 2:1. Dilakukan evaluasi sediaan yaitu uji organoleptik, homogenitas, daya sebar, pH, waktu mengering dan uji iritasi. Setelah dilakukan evaluasi sediaan memiliki bentuk setengah padat, bau khas serta berwarna coklat dan hijau. Homogen dengan tidak ada gumpalan dan tidak terdapat butiran kasar. Daya sebar sebesar 5,1 cm sampai 6,5 cm. pH sebesar 4,9 sampai 5,2. Waktu mengering 22,23 menit sampai 25,38 menit dan tidak menimbulkan iritasi. Kelima formula sediaan masker gel peel off memenuhi mutu fisik yang baik. Hasil terbaik terdapat pada formula II (masker dengan bahan aktif ekstrak etanol lidah buaya 2,5%) dengan nilai pH sebesar 5,2 dan waktu mengering selama 22,23 menit. Serta pada formula III (masker dengan bahan aktif kombinasi ekstrak etanol buah pepaya dan ekstrak etanol lidah buaya perbandingan 1:1) dengan daya sebar sebesar 6,5 cm.
No.188 Evaluasi resep merupakan aspek yang penting dalam peresepan karena dapat membantu meminimalisir terjadinya medication error. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kelengkapan resep dokter secara administratif yang telah dilayani di Apotek Kimia Farma Juanda pada periode bulan Maret 2021. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif. Metode pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode simple random sampling dengan menggunakan rumus slovin, didapatkan sebanyak 320 lembar resep. Hasil pengamatan menunjukan bahwa kelengkapan resep secara administrasi yaitu: data pasien 3,13% ( nama 98,75%, umur 65,94%, jenis kelamin 75% dan berat badan 3,44%), identitas dokter 22,81% ( nama dokter 96,56%, SIP 76,25%, alamat 96,56%, nomor telepon 85,63% dan paraf 32,19%) dan tanggal penulisan resep 82,5%. Hasil evaluasi kelengkapan resep ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien dan dapat mencegah terjadinya medication error.
No.190 Hipertensi sering disebut sebagai silent killer. Analisa penggunaan obat antihipertensi untuk mengetahui kepatuhan penderita hipertensi terhadap penggunaan obat antihipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sosiodemografi pasien hipertensi dan tingkat kepatuhan pasien hipertensi serta faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi cross sectional. menggunakan data primer secara prospektif dengan kuesioner kepatuhan MMAS-8. Hasil penelitian terhadap 68 responden berdasarkan data sosiodemografi yaitu jenis kelamin perempuan (51,5%), usia 46-55 tahun (36,8%), pendidikan terakhir SD (35,3%) dan pekerjaan ibu rumah tangga (44,1%). Hasil kuesioner MMAS-8 sebanyak 46 responden (67,6%) memiliki kepatuhan sedang, sebanyak 21 responden (30,9%) memiliki kepatuhan tinggi dan 1 responden (1,5%) memiliki kepatuhan rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan responden yaitu lupa meminum semua obat antihipertensi kemarin, responden terkadang lupa meminum obat antihipertensi yang diberikan oleh dokter dan selama 2 minggu terakhir terkadang tidak meminum obat antihipertensi.
No.192 Salah satu pelayanan farmasi yang harus memenuhi standar dirumah sakit adalah waktu tunggu. Belum tercapainya waktu tunggu pelayanan resep pasien rawat jalan di instalasi farmasi menyebabkan masih banyaknya komplain pasien atau keluarga pasien yang merasa tidak puas dengan waktu tunggu pelayanan resep, sehingga menjadi masalah bagi mutu pelayanan Farmasi Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang didukung metode retrodeskriptif kualitatif, dengan mengambil data waktu tunggu pelayanan resep pada bulan Desember 2020. Hasil penelitian menunjukan rata- rata waktu tunggu pelayanan resep pasien rawat jalan dengan jaminan BPJS di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor selama 40,77 menit untuk resep non racikan dan 66,54 menit untuk resep racikan sehingga belum memenuhi standar Kepmenkes RI No 129/Menkes/SK/II/2008.
No.189 Pelayanan kefarmasian di Indonesia selama ini dinilai oleh banyak pengamat masih di bawah standar. Permenkes RI Nomor 73 tahun 2016 merupakan standar pelayanan kefarmasian yang menjadi pedoman bagi tenaga kefarmasian yang menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di apotek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas pelayanan kefarmasian di Apotek Paradise Sukahati Cibinong. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan teknik pengambilan data menggunakanm metode purposive sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 98 responden. Kualitas pelayanan kefarmasian diukur berdasarkan lima dimensi pelayanan jasa yaitu, ketanggapan 90,63%, keaandalan 90,37%, kepedulian 90,05%, bukti langsung 89,48%, jaminan 89,37%, dengan nilai rata-rata persentase sebesar 89,98%. Hasil ini menunjukan bahwa gambaran kualitas pelayanan kefarmasian di Apotek Paradise Pharmacy Sukahati Cibinong dinilai sudah sangat baik.
No.194 Pengendalian persediaan obat sangat penting untuk menjamin efekfitas dan efisiensi pengelolaan persediaan obat itu sendiri, karena pengendalian persediaan obat yang tidak tepat dapat menyebabkan kekurangan atau kelebihan stok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelompokkan item obat berdasarkan analisis ABC dan untuk mengetahui hasil analisis metode Minimum – Maximum Stock Level di Apotek Kimia Farma 389 Nusantara Depok. Sampel yang diambil menggunakan data retrospektif berupa data pemakaian bulan Juli – Desember 2020. Enam puluh enam jenis obat yang memenuhi kriteria inklusi serta kriteria eksklusi pada obat kategori A hasil Metode Analisis Nilai Pakai menjadi sampel penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan kesesuaian Smin sistem Kimia Farma dengan Smin hitung terdapat 30 item (45.45%) yang Smin sistemnya melebihi 100 % Smin hitung, terdapat 33 item (54.55%) yang Smin sistemnya kurang dari 100 % Smin hitung. Sedangkan hasil perbandingan Smax sistem Kimia Farma dengan Smax hitung terdapat 30 item (45.45%) yang Smax sistemnya melebihi 100% Smax hitung, terdapat 33 item (54,55%) yang Smax sistemnya kurang dari 100% Smax hitung. Data tersebut menunjukkan Smin dan Smax yang ada di sistem Kimia Farma belum sesuai dengan Smin dan Smax hitung. Hal ini berpotensi menyebakan terjadinya obat yang mengalami stock out karena Smin sistem kurang dari Smin hitung dan ada beberapa obat yang mengalami stock over karena Smax sistem lebih dari Smax hitung.
No.183 Berdasarkan Permenkes RI No.73 tahun 2016 penyimpanan sediaan obat disusun memakai sistem FEFO dan FIFO untuk meminimalkan kerusakan serta hilangnya jenis obat. Selain itu obat disusun berdasarkan alfabetis untuk memudahkan dalam pengawasan serta pencarian jenis obat ketika dalam distribusi obat ke pasien. Penyimpanan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan kerusakan pada obat, kadaluwarsa dan mutu obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penyimpanan obat dan kesesuaian penyimpanan obat di Apotek Sartika Bogor. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan teknik pengumpulan data secara prospektif pada bulan Maret 2021. Hasil penelitian ini menerangkan bahwa sistem penyimpanan obat di Apotek Sartika berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, suhu dan alfabetis. Penyimpanan obat bebas mencapai persentase 98,6%, penyimpanan obat bebas terbatas mencapai 97,8% dan penyimpanan obat tradisional mencapai persentase 80% sehingga sudah sesuai dengan Permenkes No 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
No.187 Instalasi farmasi di sebuah rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya. Oleh karena itu, instalasi farmasi dituntut untuk terus meningkatkan mutu pelayanannya. Waktu tunggu pasien dalam menebus resep menjadiasalah satu hal penting yang perlu diperhatikan untuk tujuan peningkatan mutu pelayanan instalasi farmasi. Atas dasar halnyatersebut, penelitian ini dilakukan untuk menghitung dan membandingkan perbedaan waktu tunggu antara pasien umum dan pasien BPJS dalam penebusan resep di instalasi farmasi RSUD Palabuhanratu. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung (observasi) dengan melakukan pencatatan data berupa lama waktu tunggu untuk setiap pasien umum dan BPJS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata waktu tunggu pasien BPJS sedikit lebih lama dibanding pasien umum karena ada perbedaan urutan proses pelayanan sesuai SOP yang berlaku.
No.186 Indikator kesuksesan pelayanan kesehatan di Apotek salah satunya adalah kepuasan pasien. Kepuasan adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai hasil dari kinerja layanan kesehatan yang didapatkan pasien. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan kefarmasian di Apotek Laras, sosiodemografi pasien dan tingkat kepuasan pasien berdasarkan 5 dimensi (Tangible, Reliability, Responsiveness, Emphaty, dan Asurance). Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional dengan teknik purposive sampling. Data di peroleh dari survey kepada pasien dengan kuesioner. Hasil penelitian pada dimensi Tangibel diperoleh sebesar 73.83% pasien merasa puas, pada dimensi Reliability didapatkan hasil sebesar 81.33% pasien merasa sangat puas, pada dimensi Responsiveness didapatkan hasil sebesar 76.67% pasien merasa sangat puas, pada dimensi Emphaty didapatkan hasil sebesar 77.11% pasien merasa sangat puas dan pada dimensi Assurance didapatkan hasil sebesar 79% pasien merasa sangat puas. Hasil rata-rata keseluruhan tingkat kepuasan, pasien merasa sangat puas dengan nilai yang diperoleh sebesar 77.59%.
No.182 Penyakit degeneratif diabetes melitus adalah penyakit metabolit akibat resistensi insulin pada sel pankreas sehingga meningkatkan kadar glukosa darah. Inhibitor α-glukosidase adalah salah satu terapi antidiabetes dalam mengurangi kenaikan glukosa darah postprandial. Serbuk sari jahe merah adalah serbuk yang mengandung sari jahe merah sebagai zat aktif dengan kombinasi bubuk kayu manis dan sari serai yang dikonsumsi sebagai minuman tradisional untuk antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antidiabetes formulasi serbuk sari jahe merah dengan mekanisme hambatan enzim α-glukosidase yang dibandingkan dengan akarbosa (kontrol positif). Hasil pengujian menunjukan bahwa formulasi serbuk sari jahe merah memiliki aktivitas inhibisi enzim α-glukosidase dengan kategori sangat lemah, dimana nilai IC50 pada F1 adalah 25204.055 μg/mL dan F2 adalah 10996.380 μg/mL sedangkan pada akarbosa adalah 0.232 μg/mL kategori sangat kuat. Oleh karena itu, aktivitas inhibisi formulasi serbuk sari jahe merah pada F1 dan F2 belum memiliki daya hambat yang setara dengan akarbosa. Nilai persen inhibisi mengalami peningkatan seiring dengan naiknya konsentrasi dibuktikan dengan nilai sig 0.001 < 0.05 dimana terdapat perbedaan daya hambat yang signifikan dalam penambahan konsentrasi pada sampel.
No.184 Trichophyton mentagrophytes merupakan jamur yang dapat menyebabkan peradangan. Salah satu tipe peradangan pada kulit yang disebabkan oleh Trichophyton mentagrophytes ialah tinea pedis yang biasa menimpa sela jari serta telapak kaki. Minyak nilam dan minyak pala sudah banyak digunakan sebagai antijamur dan antimikroba. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kelompok senyawa fitokimia yang terkandung dalam minyak nilam dan minyak pala. Memperoleh sediaan lotion kombinasi minyak nilam dan minyak pala dengan stabilitas mutu fisik yang baik dan memiliki aktivitas antijamur terhadap Trichophyton mentagrophytes. Formulasi lotion kombinasi minyak nilam dan minyak pala dibuat perbandingan 1:1 dengan konsentrasi 15% (F1), 25% (F2), dan 35% (F3). Uji Stabilitas mutu fisik lotion dilakukan secara cycling test dan uji aktiivitas antijamur menggunakan metode difusi cakram. Hasil uji fitokimia menunjukkan minyak nilam mengandung flavonoid, steroid, dan terpenoid. Minyak pala mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, steroid dan terpenoid. Stabilitas lotion semua formula menunjukkan mutu fisik sesuai persyaratan untuk parameter organoleptis, homogenitas, pH, dan daya sebar dan viskositas. Zona hambat F1, F2, dan F3 berturut-turut sebesar 23,6 mm; 28,3 mm, dan 35,9 mm, semuanya termasuk kategori sangat kuat. Zona hambat terbesar terdapat pada F3. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi semakin besar zona hambat yang dihasilkan.
No.165 Daun gaharu (Gyrinops versteegii (Gilg) Domke) merupakan tanaman yang mengandung senyawa aktif flavonoid, tanin dan fenol. Formulasi sediaan gel diketahui paling efektif dan efisien obat untuk luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula sediaan gel ekstrak etanol 96% daun gaharu yang memiliki efektivitas terhadap luka bakar mencit. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan memformulasikan sediaan gel ekstrak daun gaharu pada konsentrasi 2% (Kelompok I), 4% (Kelompok II), 8% (Kelompok III), kontrol positif (Kelompok IV) dan kontrol negatif (Kelompok V). Uji efektivitas sediaan gel ekstrak daun gaharu dalam proses penyembuhan luka bakar dilakukan selama 14 hari pengamatan. Hasil uji efektivitas sediaan gel ekstrak daun gaharu hingga hari ke-14 adalah Kelompok I (58.66%), Kelompok II (50.00%), Kelompok III (65.33%), Kelompok IV (57.33%), dan Kelompok V (50.66%). Kesimpulan yang didapatkan yaitu hasil perbandingan terbaik ditunjukkan pada kelompok III konsentrasi 8% dengan persentase penyembuhan sebesar 65.33%, sedangkan kelompok perlakuan yang menggunakan Bioplacenton Gel® memperoleh persentase penyembuhan sebesar 57.33% yang artinya formula dengan konsentrasi 8% lebih efektif dalam proses penyembuhan luka bakar dibandingkan dengan Bioplacenton Gel®.
No.159 Daun kelor (Moringa oleifera Lam) merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai antioksidan. Daun kelor mengandung senyawa metabolit sekunder antara lain alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan terpenoid. Flavonoid dalam daun kelor mampu mengurangi efek buruk radikal bebas penyebab kerusakan kulit. Tujuan penelitian ini membuat formulasi sediaan masker gel peel-off dari ekstrak etanol 70% daun kelor serta mengevaluasi sediaan masker gel peel-off melalui uji mutu fisik yang menjadi persyaratan masker gel peel-off yang baik. Ekstrak dibuat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% selama 3×24 jam, lalu diuapkan menjadi ekstrak kental dan dibuat formulasi masker gel peel-off dengan variasi konsentrasi ekstrak 3% (F1), 5% (F2), dan 7% (F3). Pengujian mutu fisik yang dilakukan yaitu uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar, dan uji waktu kering. Hasil evaluasi menunjukkan ketiga formulasi telah memenuhi persyaratan mutu fisik, F2 dengan konsentrasi ekstrak daun kelor 5% merupakan formulasi terbaik dengan nilai pH 5,0, viskositas 2700 Cps, daya sebar 5,79 cm dan waktu kering selama 25 menit.
No.160 Daun ubi jalar ungu diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid dan tanin yang mempunyai efektivitas antioksidan yang besar. Oleh karena itu ekstrak daun ubi jalar ungu dapat dibuat menjadi sediaan topikal yang dapat melindungi kulit. Formulasi body gel ekstrak etanol daun ubi jalar ungu sampai saat ini belum diketahui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat formula body gel tabir surya dari ekstrak etanol 70% daun ubi jalar ungu dan mengevaluasi karakteristik fisiknya. Ekstrak kental etanol 70% daun ubi jalar ungu diperoleh melalui metode maserasi dengan pelarut etanol 70% dan dievaporasi dengan rotary evaporator suhu 50oC hingga didapatkan ekstrak dan ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan waterbath suhu 40oC sehingga diperoleh ekstrak kental. Sediaan body gel tabir surya dibuat dalam tiga formula (F1, F2, F3) yang mengandung 1%, 2%, dan 3% ekstrak kental etanol 70% daun ubi jalar ungu, dan juga formula kontrol tanpa ekstrak (K(-)). Karakteristik fisik sediaan body gel tabir surya yang diperoleh dievaluasi melalui uji organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, daya sebar serta daya lekat. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol 70% daun ubi jalar ungu dapat diformulasikan sebagai body gel dengan konsentrasi 1%, 2%, 3% dan semua formula yang didapatkan memiliki karakteristik fisik yang memenuhi syarat body gel yang baik, kecuali pada daya sebar. Dari ketiga formula, F3 dengan konsentrasi 3% termasuk formula gel yang baik dengan nilai viskositas 3.900, pH 6,3, daya lekat 03,56 detik.
No.154 Hipertensi menjadi salah satu kasus dengan prevalensi cukup tinggi. Kepatuhan1adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang mengobatinya maupun berupa terapi non-farmakologi sebagai modifikasi gaya hidup. Terapi farmakologi dan non-farmakologi pada pengobatan hipertensi dengan adanya hubungan dengan karakteristik responden1seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, Pendidikan terakhir hal tersebut mempengaruhi tingkat kepatuhan untuk mencapai keberhasilan pengobatan. Penelitian ini bertujuan1untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan2pasien hipertensi di wilayah Gedong Panjang Kota Sukabumi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan yang dilakukan dengan cara cross senctional study. Penelitian ini menggunakan2Teknik purposive sampling. data diperoleh dari pengamatan langsung dan pengisian kuesioner. Wawancara dilakukan pada pasien2hipertensi di wilayah Gedong Panjang. Hasil penelitian ini2menunjukan bahwa dari 100 responden yang diteliti pada tingkat kepatuhan terapi farmakologi dengan tingkat kepatuhan tinggi yaitu 7 (7,00%), tingkat kepatuhan sedang yaitu 61 (61,00%), dan tingkat kepatuhan rendah yaitu 32 (32,00%) Responden. Sedangkan pada terapi non-farmakologi menunjukan tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 5 (5,00%), tingkat kepatuhan sedang menunjukan 66 (66,00%), dan tingkat kepatuhan rendah sebanyak 29 (29,00%) responden. Menunjukan bahwa tingkat kepatuhan pasien hipertensi di wilayah Gedong Panjang Kota Sukabumi mayoritas berada pada tingkat kepatuhan sedang, bahwa perlu adanya peningkatan seperti edukasi, dorongan dari lingkungan
No.163 Sinar matahari mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan, di samping itu paparan sinar matahari berlebih juga dapat menyebabkan kulit menebal, kehilangan kekenyalan, dan kulit menjadi keriput. Pemanfaatan susunan tabir surya adalah salah satu cara perlindungan kulit dari sinar matahari. Daun yakon (Smallanthus sonchifolius (Poepp.) H. Rob) memiliki kandungan flavonoid dan fenolik yang tinggi sehingga cenderung dimanfaatkan sebagai bahan aktif yang berfungsi dalam pembuatan krim tabir surya. Tujuan dibalik tinjauan ini adalah untuk memformulasi dan menentukan potensi sediaan krim tabir surya dengan berbagai variasi konsentrasi ekstrak etanol daun yakon. Ekstraksi serbuk daun yakon dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Hasil rendemen ekstrak yang di dapat sebesar 6,5%. Kemudian, dibuat sediaan krim tabir surya dengan variasi konsentrasi ekstrak: tanpa ekstrak (F1); 0,1% (F2); 0,5% (F3); 1% (F4); dan 2% (F5). Kelima formula diuji karakteristik mutu fisik dan nilai SPF-nya. Berdasarkan hasil uji yang diperoleh, ekstrak daun yakon dapat dibuat sediaan krim tabir surya dan memenuhi persyaratan uji karakteristik mutu fisik yaitu organoleptis, homogenitas, viskositas, daya sebar, pH, dan daya lekat. Nilai SPF yang di dapat dari F1, F2, F3, F4, dan F5 berturut-turut sebesar 0,504; 0,845; 1,214; 2,693 (proteksi minimal); 4,127 (proteksi sedang). Semakin banyak penambahan jumlah konsentrasi ekstrak daun yakon, maka semakin besar juga nilai SPF yang didapat.
No.155 Daun Gaharu (Gyrinop verteegii) adalah daun mempunyai senyawa metabolit sekunder yaitu senyawa terpenoid, flavonoid dan fenol yang dapat digunakan sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh stabilitas sediaan gel pada suhu 40°C, 4°C dan 25°C serta mengetahui kadar flavanoid total dari sediaan gel. Dilakukan pengukuran untuk mengetahui kadar flavanoid total ekstrak daun gaharu (Gyrinop verteegii) dan hasil menunjukkan sebesar sebesar 4,7227%, sedangkan pada sediaan gel pada konsentrasi 8% yaitu 3,6572%. Kemudian sediaan di uji stabilitas dengan metode dipercepat selama 5 minggu meliputi uji organoleptik, uji Ph, Viskositas, Homogenitas, dan daya sebar. Didapatkan hasil bahwa sediaan gel pada suhu 25°C menunjukkan bahwa stabil pada hasil evaluasi parameter organoleptis, homogenitas, daya sebar dan tidak stabil pada viskositas .Dan hasil kadar flavanoid sediaan gel selama stabilitas bahwa suhu 25°C menunjukkan bahwa adanya penurunan kadar flavanoid yang rendah.
No.175 9 Maret 2020 World Health Organization menetapkan virus corona (Covid-19) sebagai pandemi. Prinsip pencegahan dan pengendalian Covid-19 dilakukan dengan selalu menerpakan protokol kesehatan antara lain konsumsi gizi seimbang agar daya tahan tubuh tetap terjaga dengan mengkonsumsi vitamin. Pemerintah menganjurkan untuk selalu mengkonsumsi multivitamin yang mengandung vitamin C, D, E, Zink dan Selenium. Perilaku konsumen yang berubah selama masa pandemi menyebabkan terjadinya kelangkaan stok vitamin. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dari data retrospektif bulan Juli -Desember 2020 untuk mengetahui pengaruh jumlah persediaan vitamin C, D, E, Zink dan Selenium terhadap volume penjualan. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Jumlah persediaan dan volume penjualan vitamin yang mengandung vitamin atau mineral C, D, E, Zink dan Selenium dalam bentuk sediaan tunggal dan campuran mengalami kenaikan. Dari hasil persamaan regresi diperoleh nilai korelasi sebesar 0,837 yang berarti terdapat hubungan yang positif yang sangat kuat dan nilai signifikasi sebesar 0,03 yang berarti jumlah persediaan multivitamin untuk terapi Covid-19 mempunyai pengaruh signifikan terhadap volume penjualan.
No.170 Lip balm yaitu pelembab bibir dalam bentuk sediaan semi solid dalam bentuk bahan utama yaitu minyak, lemak dan lilin serta berfungsi untuk memberikan perawatan pada kulit bibir dengan anggapan akan memberikan wajah yang lebih percaya diri. Lip balm sendiri yaitu sediaan kosmetik dengan basis hamper sama dengan formulasi lipstick, namun tanpa adanya warna atau trasparan. Banyaknya lip balm yang sudah terdapat warna di mendorong peneliti membuat sediaan lip balm ekstrak kayu secang sebagai pewarna alami dari ekstrak kayu secang (Caesalpinia Sappan L) untuk menghindari pewarna sintetik. Tujuan dari penelitian kali ini membuat sediaan lip balm dengan metode infusa dan konsentrasi warna alami. Dibuat 3 formulasi yaitu 0,3%, 0,6% dan 0,9% dengan ekstrak kering kayu secang lalu dilakukan evalusi sediaan meliputi uji homogenitas, uji pH, uji daya lekat, uji organoleptik dan uji kesukaan. Hasil pengujian evaluasi menunjukan hasil yang baik denganp pengamatan selama 14 hari dan hasil uji kesukaan menunjukan konsentrasi 0,6% yang paling disukai.
No.158 Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian.Salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pelayanan kefarmasian di apotek adalah dengan studi kepuasan pelanggan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sosiodemografi konsumen , tingkat kepuasan konsumen dan mengetahui nilai kesenjangan (selisih antara harapan dan kenyataan) pasien resep tunai terhadap pelayanan di Apotek Kimia Farma No. 7 Bogor. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan Single Cross Sectional Study (pendekatan dengan observasi atau pengumpulan data sekaligus dalam kondisi waktu tertentu).Responden yang dipilih adalah pengunjung Apotek Kimia Farma 07 yang datang untuk menebus resep dengan metode non propability sampling dengan jumlah tertentu. Tingkat kepuasan konsumen diukur menggunakan model SERVQUAL (Service Quality) terhadap 5 dimensi kualitas layanan yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty..Hasil penelitian menunjukan presentase tingkat kepuasan konsumen rata-rata sebesar 95,02%. Dimensi tangibel merupakan dimensi yang paling memerlukan perbaikan karena nilai rata-rata kesenjangan paling tinggi yaitu minus 0,283 dan tingkat kepuasan terendah diantara yang lain yaitu 94,27 %. Dan dimensi yang paling tinggi adalah dimensi responsive dengan tingkat kesenjangan adalah minus 0,202 dan tingkat kepuasan 95,74%.