Sebanyak 23 item atau buku ditemukan

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 96% DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) DAUN SIRIH HIJAU (Piper bettle L.) DAN KOMBINASI TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli

No. 964 Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli adalah bakteri-bakteri penyebab penyakit pada tubuh manusia yang dapat dihambat pertumbuhannya oleh zat aktif yang terdapat dalam berbagai tumbuhan di sekitar kita. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan senyawa aktif yang terkandung pada ekstrak etanol 96% daun sirih hijau dan daun kersen, dan aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Ekstrak kental etanol 96% daun sirih hijau dan daun kersen diperoleh dengan metode maserasi serbuk simplisia dengan pelarut etanol 96% dan dikentalkan dengan rotary evaporator. Uji fitokimia pada kedua ekstrak kental dan untuk uji aktivitas antibakteri ekstraknya dilakukan dengan metode kertas cakram pada konsentrasi ekstrak 25%, 50%, dan 75%, serta kombinasi ekstraknya terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil uji fitokimia ekstrak etanol 96% daun Sirih Hijau (Piper betlle L.) dan daun Kersen (Muntingia calabura L.) menunjukkan adanya kandungan senyawa aktif alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, terpenoid. Hasil uji aktivitas ekstrak etanol 96% daun Sirih dengan metode kertas cakram pada media bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli menunjukkan nilai-nilai zone hambat pada konsentrasi 25%, 50%, dan 75% yang lebih tinggi daripada ekstrak etanol 96% daun Kersen. Sedang pada kombinasi ekstrak daun Sirih : daun Kersen (1:1), (1:2), dan (2:1) didapatkan nilai-nilai zone hambat pada media bakteri Escherichia coli (14,80 mm, 14,88 mm, 17,82 mm) yang lebih tinggi daripada zone hambat di media bakteri Staphylococcus aureus (12,36 mm, 13,92 mm, 14,94 mm). Kata Kunci : Antibakteri, Muntingia calabura L, Piper betle L, Staphylococcus aureus, Escherichia coli.

TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DAUN TERONG UNGU (Solanum melongena (L.) ) TERHADAP Artemia salina SECAR BRINE SHRIMP LETHALITY TEST ( BSLT )

No. 868 Terong ungu merupakan tumbuhan suku solanaceae yang memiliki kegunaan sebagai bahan makanan dan banyak digunakan sebagai tanaman obat. Salah satu bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat adalah daunnya. Daun terong ungu mengandung senyawa alkaloid, solasonine, solasodine, solanine, flavonoid, tanin, steroid , glikosida jantung, antrakuinon, asam klorogenat, asam hidrokafeik dan asam protekatekuat. Senyawa tersebut diduga berpotensi sebagai obat antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi antikanker ekstrak etanol daun terong ungu melalui pengujian toksisitas ekstrak terhadap Artemia salina dengan menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol dengan konsentrasi 40% , 70% dan 96%. Pengujian toksisitas dinyatakan dengan nilai LC50. Hasil pengujian toksisitas menunjukan nilai LC50 yang paling lemah hingga paling kuat adalah ekstrak etanol 40%, ekstrak etanol 96%, ekstrak etanol 70% dan kontrol positif Cyclophospamide dengan nilai berturut turut 357.83 ppm, 147.28 ppm,133.74 ppm, dan 53.55 ppm. Ketiga ekstrak berada pada tingkat toksisitas sedang menurut Clarkson dan memilliki nilai LC50 dibawah 1000 ppm dengan nilai LC50 terendah pada ekstrak etanol 70% daun terong ungu sehingga dianggap memiliki bioaktivitas dan dapat diteliti lebih lanjut aktivitas antikankernya. Kata Kunci = Daun terong ungu, Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), LC50 ,Toksisitas, Anti kanker.

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KEMANGI (Ocimum americanum L.) DAN DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)

No. 867 Antioksidan ialah senyawa yang bisa merusak, menahan atau mencegah, terjadinya oksidasi lemak. Daun kemangi serta daun binahong merupakan tumbuhan yang bisa digunakan menjadi obat. Alkaloid, flavonoid, dan tanin terdapat pada daun kemangi dan binahong. Bahan kimia ini memiliki kapasitas untuk merusak radikal bebas bila digunakan sebagai antioksidan. Lotion ialah sediaan kosmetik untuk aplikasi luar pada kulit yang berupa emulsi dengan kandungan air lebih banyak daripada minyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan antioksidan serta stabilitas yang sangat baik dari komposisi lotion daun kemangi dan daun binahong sesuai uji mutu. Ekstrak daun kemangi dan ekstrak daun binahong diproduksi menggunakan ekstraksi maserasi dan dimasukkan ke dalam komposisi lotion dalam penelitian ini. Uji aktivitas antioksidan mencakup tiga kelompok perlakuan dengan berbagai perbandingan yaitu 2:1, 3:1 serta 4:1, dan satu kontrol positif (Herborist) Menggunakan spektrofotometri UV-vis dan teknik penangkal radikal bebas (DPPH). Lotion diuji selama empat minggu di 3 suhu yg tidak selaras: suhu kamar (27°C), suhu rendah (4°C), serta suhu panas (40°C). yang akan terjadi evaluasi sediaan membagikan dengan parameter sediaan lotion, yaitu rona hijau, aroma khas ekstrak dan parfume, homogen dengan pH 5-6,5, viskositas dengan nilai 1000-2800 cP, daya sebar nilai 7-10 cm, dan daya lekat nilai 1,00-1,84 menit. Antioksidan yang paling kuat terdapat pada rasio 4:1 dan memiliki nilai IC50 sebesar 38,34 ppm, menunjukkan bahwa ia merupakan antioksidan yang sangat kuat. Pada pengujian stabilitas dilihat dari uji pH formulasi yang memiliki sediaan paling baik terdapat pada formulasi ke-3, daya sebar, daya lekat, dan viskositas semuanya dievaluasi untuk semua formula. Kata kunci: Antioksidan, Ocimum americanum l., Anredera cordifolia, Lotion , Stabilitas

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN LIP BALM EKSTRAK KAYU SECANG (Cesalpinia sappan L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI

No.170 Lip balm yaitu pelembab bibir dalam bentuk sediaan semi solid dalam bentuk bahan utama yaitu minyak, lemak dan lilin serta berfungsi untuk memberikan perawatan pada kulit bibir dengan anggapan akan memberikan wajah yang lebih percaya diri. Lip balm sendiri yaitu sediaan kosmetik dengan basis hamper sama dengan formulasi lipstick, namun tanpa adanya warna atau trasparan. Banyaknya lip balm yang sudah terdapat warna di mendorong peneliti membuat sediaan lip balm ekstrak kayu secang sebagai pewarna alami dari ekstrak kayu secang (Caesalpinia Sappan L) untuk menghindari pewarna sintetik. Tujuan dari penelitian kali ini membuat sediaan lip balm dengan metode infusa dan konsentrasi warna alami. Dibuat 3 formulasi yaitu 0,3%, 0,6% dan 0,9% dengan ekstrak kering kayu secang lalu dilakukan evalusi sediaan meliputi uji homogenitas, uji pH, uji daya lekat, uji organoleptik dan uji kesukaan. Hasil pengujian evaluasi menunjukan hasil yang baik denganp pengamatan selama 14 hari dan hasil uji kesukaan menunjukan konsentrasi 0,6% yang paling disukai.

FORMULASI SEDIAAN GEL DARI EKSTRAK DAUN GAHARU (Gyrinops versteegii (Gilg) Domke) TERHADAP LUKA BAKAR MENCIT (Mus musculus)

No.165 Daun gaharu (Gyrinops versteegii (Gilg) Domke) merupakan tanaman yang mengandung senyawa aktif flavonoid, tanin dan fenol. Formulasi sediaan gel diketahui paling efektif dan efisien obat untuk luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula sediaan gel ekstrak etanol 96% daun gaharu yang memiliki efektivitas terhadap luka bakar mencit. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan memformulasikan sediaan gel ekstrak daun gaharu pada konsentrasi 2% (Kelompok I), 4% (Kelompok II), 8% (Kelompok III), kontrol positif (Kelompok IV) dan kontrol negatif (Kelompok V). Uji efektivitas sediaan gel ekstrak daun gaharu dalam proses penyembuhan luka bakar dilakukan selama 14 hari pengamatan. Hasil uji efektivitas sediaan gel ekstrak daun gaharu hingga hari ke-14 adalah Kelompok I (58.66%), Kelompok II (50.00%), Kelompok III (65.33%), Kelompok IV (57.33%), dan Kelompok V (50.66%). Kesimpulan yang didapatkan yaitu hasil perbandingan terbaik ditunjukkan pada kelompok III konsentrasi 8% dengan persentase penyembuhan sebesar 65.33%, sedangkan kelompok perlakuan yang menggunakan Bioplacenton Gel® memperoleh persentase penyembuhan sebesar 57.33% yang artinya formula dengan konsentrasi 8% lebih efektif dalam proses penyembuhan luka bakar dibandingkan dengan Bioplacenton Gel®.

UJI INHIBISI ENZIM α-GLUKOSIDASE SECARA IN VITRO EKSTRAK ETANOL 70% KENTOS KELAPA (Cocos nucifera L.)

No.783 Diabetes Melitus (DM) ialah penyakit gangguan metabolik dikarenakan insulin yang diproduksi oleh pankreas tidak cukup atau tubuh kurang berdaya mengaplikasikan insulin yang dihasilkan secara efektif. Pengobatan DM bisa dilakukan dengan terapi insulin atau oleh antidiabetik oral seperti penghambat α- glukosidase. Obat penghambatan enzim α-glukosidase digunakan untuk DM tipe 2. Banyak tumbuh-tumbuhan yang memiliki aktivitas menghambat enzim α- glukosidase, diantaranya tumbuhan yang mengadung flavonoid. Tujuan dilakukannya penelitian ialah untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dari ekstrak etanol 70% kentos kelapa menggunakan metode maserasi. Pengujian hambatan enzim α-glukosidase dilakukan secara in vitro dengan menggunakan ELISA Reader (Bioteck). Kandungan fitokimia ekstrak etanol 70% kentos kelapa menunjukan adanya senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, tanin dan terpenoid. Hasil pengujian aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase menunjukan rata-rata pada tiap ulangan persen inhibisi berturut-turut pada ekstrak adalah 2,144%, 1,942%, 2,063%, 2,589%, dan 3,762%, dan pada akarbosa berturut-turut adalah 30,284%, 70,478%, 81,913%, 93,832% dan 97,99%