No.182 Penyakit degeneratif diabetes melitus adalah penyakit metabolit akibat resistensi
insulin pada sel pankreas sehingga meningkatkan kadar glukosa darah. Inhibitor
α-glukosidase adalah salah satu terapi antidiabetes dalam mengurangi kenaikan
glukosa darah postprandial. Serbuk sari jahe merah adalah serbuk yang
mengandung sari jahe merah sebagai zat aktif dengan kombinasi bubuk kayu
manis dan sari serai yang dikonsumsi sebagai minuman tradisional untuk
antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antidiabetes
formulasi serbuk sari jahe merah dengan mekanisme hambatan enzim
α-glukosidase yang dibandingkan dengan akarbosa (kontrol positif). Hasil
pengujian menunjukan bahwa formulasi serbuk sari jahe merah memiliki aktivitas
inhibisi enzim α-glukosidase dengan kategori sangat lemah, dimana nilai IC50
pada F1 adalah 25204.055 μg/mL dan F2 adalah 10996.380 μg/mL sedangkan
pada akarbosa adalah 0.232 μg/mL kategori sangat kuat. Oleh karena itu, aktivitas
inhibisi formulasi serbuk sari jahe merah pada F1 dan F2 belum memiliki daya
hambat yang setara dengan akarbosa. Nilai persen inhibisi mengalami
peningkatan seiring dengan naiknya konsentrasi dibuktikan dengan nilai sig 0.001
< 0.05 dimana terdapat perbedaan daya hambat yang signifikan dalam
penambahan konsentrasi pada sampel.
No.180 Jahe merah merupakan tanaman suku Zingiberaceae yang tergolong kedalam
jenis rempah-rempahan. Pada sediaan minuman serbuk sari jahe mengandung senyawa
alkaloid, flavonoid, dan saponin. Senyawa ini dapat berpotensi sebagai antikanker. Uji
toksisitas digunakan untuk mendeteksi aktivitas/ potensi sebagai antikanker. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui nilai toksisitas dari formulasi minuman serbuk sari jahe
merah (Zingiber officinale Roscoe). Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)
digunakan untuk penafsiran aktivitas antikanker dari formulasi minuman serbuk sari
jahe merah (Zingiber officinale Roscoe). Nilai LC50 dari formulasi 1 diperoleh
sebanyak 240,552 ppm dan formulasi 2 diperoleh sebesar 154,132 ppm. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa formulasi 1 dan 2 termasuk kedalam kategori toksik
sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sampel tersebut berpotensi sebagai
antikanker.
No.179 Kulit merupakan penghalang untuk melindungi tubuh dari dunia luar, dan
kelembaban bibir dijaga oleh kulit. Salah satu penyebab bibir menjadi kering dan
pecah-pecah adalah karena perlindungan bibir yang buruk. Lip balm merupakan
sediaan kosmetik dekoratif yang melembabkan bibir dan membantu mencegahnya
mengering dan pecah-pecah. Diantara tanaman yang bisa digunakan sebagai
pewarna alami adalah bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) karena mempunyai
kandungan antosianin. Eksperimen ini bertujuan untuk membuat formulasi
sediaan Lip Balm yang mengandung ekstrak bunga rosella sebagai pewarna alami
dengan mempunyai mutu fisik dan stabilitas yang baik. Sediaan Lip Balm dibuat
dengan variasi ekstrak bunga rosella 5%, 10%, dan 15%. Formulasi yang
dihasilkan kemudian di evaluasi sediaan dan dilakukan stabilitas dengan metode
Cycling Test selama 6 siklus. Evaluasi tersebut meliputi uji orgnoleptis, uji pH, uji
homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji titik lebur dan uji daya oles. Hasil
penelitian sebelum dan setelah dilakukan stabilitas menunjukkan bahwa sediaan
Lip balm degan konsentasi ekstrak 15% mempunyai mutu fisik dan stabilitas yang
baik, kecuali pada pH dan daya sebar yang tidak memenuhi persyaratan.
No. 168 Daun ubi jalar ungu (Ipomea batatas L.) merupakan salah satu tanaman
yang memiliki senyawa metabolit sekunder salah satunya adalah flavonoid.
Flavonoid merupakan senyawa yang berkhasiat sebagai antioksidan, senyawa ini
diperlukan oleh kulit untuk mencegah dan mengurangi efek radikal bebas pada
kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi basis
PVA dan HPMC terhadap karakteristik fisik sediaan masker peel-off. Metode
penelitian ini adalah formulasi masker peel-off ekstrak etanol 70% daun ubi jalar
ungu (Ipomea batatas L.) dengan menggunakan kombinasi basis PVA dan HPMC.
Tiga formula sediaan masker peel-off yaitu F1 (10%:2%), F2 (9%:3%) dan F3
(8%:4%). Formulasi yang didapat diuji karakteristik masker peel-off meliputi uji
organoleptis, viskositas, homogenitas, pH, daya sebar serta waktu mengering.
Berdasarkan hasil penelitian F3 menghasilkan karakteristik masker peel-off dengan
viskositas yang sesuai syarat yaitu 2700 cps, pH 6, daya sebar 5,77 cm dan waktu
mengering 20'19". Berdasarkan hasil evaluasi fisik semua formula dapat
diformulasikan menjadi sediaan masker peel-off tetapi pada F1 dan F2 daya
sebarnya tidak memenuhi persyaratan.
No.790 Bakteri asam laktat (BAL) merupakan bakteri yang umum digunakan
untuk membuat produk fermentasi yang bersifat fakultatif anaerob yang memiliki
efek menguntungkan pada saluran pencernaan. Lactobacillus fermentum B978
merupakan bakteri asam laktat yang bersifat heterofermentatif termasuk bakteri
gram positif berbentuk batang, berkoloni, dan tidak terdapat katalase. Tujuan dari
penelitian ini untuk menentukan profil metabolit yang terdapat pada bakteri
Lactobacillus fermentum B978. Analisis profil metabolit yang dilakukan
menggunakan Kromatografi Gas- Spektrometer Massa dan derivatisasinya dengan
BSTFA (N,O-bis-(trimetilsilil)-trifluoroasetamid). Suspensi bakteri Lactobacillus
fermentum B978 dilakukan sentrifugsi maka didapatkan pemisahan berupa
supernatan dan pelet. Supernatan diliofilisasi dengan freeze dry dan Pelet
ditambahan pelarut lalu disonikasi. Hasil sonikasi dilakukan sentrifugasi kembali
dan supernatan dilakukan ekstraksi pada corong pisah dengan perbandingan
pelarut sehingga didapatkan ekstrak air. Selajutnya ekstrak air diliofilisasi dengan
freeze dry dan dilakukan analisis metabolit. Hasil analisis profil metabolit dengan
GC-MS beserta derivatnya terdapat 8 puncak yang terdeteksi pada metabolit
eksogen Lactobacillus fermentum B978 dan terdapat 32 puncak yang terdeteksi
pada metabolit endogen Lactobacillus fermentum B978. Pada penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa senyawa metabolit yang dihasilkan oleh metabolit endogen
Lactobacillus fermentum B978 lebih banyak dibandingkan dengan metabolit
eksogen Lactobacillus fermentum B978 yaitu terdapat 7 senyawa metabolit
endogen dan 5 senyawa metabolit eksogen
No.786 Yogurt merupakan hasil fermentasi dari bakteri asam laktat yaitu
Lacbobacillus casei Shirotta strain dan Lactobacillus acidophillus. Kacang hijau
(Vigna radiata L.) merupakan tumbuhan yang memiliki kandungan antioksidan
yang cukup tinggi. Pada penelitian menggunakan yogurt sari kacang hijau
penambahan jahe merah yang menggunakan starter bakteri berbeda dengan
konsenstrasi Lacbobacillus casei Shirotta strain 1,5% : Lactobacillus acidophillus
1,5%; Lacbobacillus casei Shirotta strain 3%; dan Lactobacillus acidophillus 3%.
Yogurt sari kacang hijau penambahan jahe merah yang diperoleh di uji karakteristik
minuman probiotik, uji total fenol, uji aktivitas antioksidan dan uji organoleptik.
Aktivitas antioksidan yogurt sari kacang hijau penambahan jahe merah pada
penelitian ini diperoleh 65,63%-92,08%. Total fenol yogurt sari kacang hijau
penambahan jahe merah 236,96-262,38 gram/ml. Berdasarkan uji fenol dan uji
antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas dengan DPPH maka yogurt
sari kacang hijau penambahan jahe merah memiliki aktivitas antioksidan
No.774 Limbah ekstrak jamu adalah salah satu hasil samping dari proses produksi
industri farmasi obat tradisional. Proses penanganan limbah adalah dengan
melakukan pembuangan limbah ke tempat pembuangan akhir, namun dengan
meneliti lebih lanjut dari kandungan yang masih terdapat pada limbah, limbah dapat
dimanfaatkan lebih optimal sebelum dibuang. Salah satu manfaat yang dapat diteliti
adalah daya antioksidan. Limbah ekstrak jamu diekstrak dengan 3 jenis konsentrasi
dari etanol yaitu etanol 30%, etanol 70% dan etanol 96% untuk mendapatkan
ekstrak yang mengandung sisa zat yang terkandung didalamnya. Kemudian dengan
dilakukan uji kualitatif antioksidan metode KLT (Kromatografi lapis tipis),
didapatkan hasil yang positif menunjukkan daya antioksidan yaitu terbentuknya
bercak berwarna kuning pada plat KLT setelah disemprotkan dengan DPPH (1-1-
diphenyl-2-picrylhidrazyl). Kemudian dengan melalukan uji kuantitatif antioksidan
secara spektrofotometri, didapatkan nilai daya antioksidan IC50 terbaik yaitu 169,74
ppm (μg/mL) terdapat pada ekstrak kental dari ekstrak limbah jamu dengan
menggunakan etanol 96%. Kemudian ekstrak kental yang memiliki daya
antioksidan tinggi pada uji kuantitatif dilakukan uji lebih lanjut dan mendapatkan
hasil yaitu uji flavonoid total sebesar 24,6139 mgQE/g ekstrak dan uji fenol total
sebesar 52,1300 mgGAE/g ekstrak