Sebanyak 1636 item atau buku ditemukan

EFEKTIVITAS NATRIUM BENZOAT DENGAN TIGA KADAR BERBEDA PADA SEDIAAN SIRUP MULTIVITAMIN TERHADAP MIKROBA

No. 618 Sirup multivitamin merupakan sediaan farmasi dalam bentuk cairan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas dikarenakan rasa yang manis, mudah untuk ditelan dan dapat memenuhi kebutuhan vitamin. Perlunya ada penambahan pengawet seperti natrium benzoat untuk mengurangi terjadinya pertumbuhan mikroba dalam sirup multivitamin. Penelitian ini bertujuan membandingkan efektivitas dari natrium benzoat sebagai pengawet terhadap mikroba uji dalam sediaan sirup multivitamin.Metode pengenceran dilakukan untuk mengetahui jumlah mikroba uji yang didapat. Berdasarkan hasil penelitian terjadi perubahan jumlah mikroba pada hari ke-14, dan 28 namun pada hari pertama penambahan mikroba uji dalam sirup multivitamin hasil pertumbuhan mikroba lebih banyak pada konsentrasi 0,20 % yakni untuk bakteri Escherichia coli didapat sebesar 9,9 x 10଺ , Pseudomonas aeruginosa sebesar 9,2 x 10଺ , Staphylococcus aureus sebesar 9,8 x 10଺ dan yeast Candida albicans sebesar 9,8 x 10଺ , Aspergillus niger sebesar 5,1 x 10ହ hal ini perbanding lurus dengan % recovery yang didapat untuk konsentrasi 0,20 % jumlah persen untuk masing- masing mikroba uji lebih besar dari konsentrasi 0,0822 % dan 0,0411 % yakni sebesar 117 % untuk bakteri Escherichia coli, 115 % untuk bakteri Pseudomonas aeruginosa, 107 % untuk bakteri Staphylococcus aureus, 111 % untuk jamur Candida albicans, 123 % untuk jamur Aspergillus niger . akan tetapi persen recovery yang didapat dari pengujian inokulum kontrol dan inokulum produk kontrol pada ketiga konsentrasi natrium benzoat masih memasuki range 70% - 130% dan hasil statistik pengujian sampel mengalami perubahan dengan menggunakan test Kruskal-Wallis.

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK n – HEKSAN, ETIL ASETAT DAN ETANOL 96% BIJI KOPI ARABIKA (Coffea arabica L) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes

No. 617 Jerawat adalah masalah kulit paling umum yang tidak hanya timbul pada bagian wajah namun bisa juga pada bagian tubuh lain seperti leher, dada dan punggung. Munculnya jerawat dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya bakteri Propionibacterium acnes, Propionibacterium acnes merupakan bakteri gram positif yang terlibat dalam patogenesis pembentukan jerawat. Biji kopi arabika (Coffea arabica L) telah diketahui dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terdapat pada ekstak n – heksan, etil asetat dan etanol 96% biji kopi arabika (Coffea arabica L) dan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak n-heksan, etil asetat dan etanol 96% biji kopi arabika (Coffea arabica L) terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Ekstrak biji kopi arabika divariasikan menjadi 3 konsentrasi yaitu 15% ,25% dan 35% pada masing-masing pelarut menggunakan metode sumuran yang berdiameter 7 mm pada media agar yang telah ditanami dengan mikroorganisme. Pada setiap ekstrak positif mengandung alkaloid, saponin, tannin dan steroid. Namun senyawa flavonoid hanya positif terdapat pada ekstrak etanol 96% dan etil asetat. Ekstrak biji kopi arabika (Coffea arabica L) dari konsentrasi 15%, 25% dan 35% pada setiap pelarut didapat diameter zona hambat dengan kategori kekuatan antibakteri berturut – turut ekstrak n-heksan 5,24 mm (sedang), 7,98 mm (sedang) dan 11,08 mm (kuat). Ekstrak etil asetat 10,33 mm (kuat), 11,90 mm (kuat) dan 12,78 mm (kuat). Ekstrak etanol 96% 9,24 mm (sedang), 11,03 mm (kuat) dan 13,05 mm (kuat).

DELIGNIFIKASI BAHAN BERLIGNOSELULOSA DAUN NANAS (Ananas comosus (L) Merr) UNTUK PRODUKSI SELULOSA

No. 616 Lignoselulosa adalah komponen polisakarida alam yang berlimpah dan terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin. Proses delignifikasi dilakukan untuk mengisolasi selulosa dari bahan berlignoselulosa. Daun nanas memiliki kandungan selulosa yang tinggi sekitar 69.5% - 71.5%. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan selulosa dengan kemurnian tinggi dari bahan baku daun nanas dan mengetahui konsentrasi NaOH optimum melalalui proses delignifikasi, serta mengkarakterisasi selulosa yang dihasilkan. Pada penelitian ini dilakukan analisis kandungan kimia daun nanas sebelum proses delignifikasi terlebih dahulu. Proses delignifikasi secara kimia dengan menggunakan variasi konsentrasi NaOH 4%, 6%, dan 8% (b/v). Proses bleaching (pemutihan) menggunakan NaOCl 5%. Analisis kandungan kimia daun nanas setelah proses delignifikasi meliputi kadar selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Selulosa yang telah diperoleh dikarakterisasi menggunakan spektroskopi FTIR dan dibandingkan dengan selulosa komersial. Hasil penelitian ini menunjukkan kadar kandungan kimia daun nanas yang paling baik pada proses delignifikasi yaitu pada konsentrasi NaOH 8% dengan kadar selulosa sebesar 66% dan lignin sisa sebesar 1%. Sedangkan kadar hemiselulosa yang paling baik terdapat pada konsentrasi NaOH 4% dengan kadar sebesar 15,6%. Karakterisasi FTIR selulosa dari daun nanas mempunyai spektrum yang mirip dengan selulosa komersial.