Sebanyak 33 item atau buku ditemukan

POTENSI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN METABOLIT SEKUNDER BAKTERI ENDOFIT TANAMAN BAWANG DAYAK (Eleutherine sp.)

No.771 Tanaman bawang dayak (Eleutherine sp.) memiliki banyak manfaat, salah satunya sebagai senyawa antioksidan. Bakteri endofit tanaman bawang dayak (Eleutherine sp.) sebagai bahan uji yang diisolasi dari suatu tanaman inang yang telah diketahui mampu menghasilkan metabolit sekunder yang sama dengan tanaman aslinya. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan isolat bakteri endofit tanaman bawang dayak (Eleutherine sp.) yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi, golongan senyawa aktif yang terkandung dan senyawa aktif yang bersifat antioksidan. Pada penelitian ini, uji aktivitas antioksidan dilakukan secara kualitatif menggunakan metode DPPH dan secara kuantitatif dengan metode ABTS. Hasil pengujian menunjukkan dari 17 isolat bakteri endofit didapat 2 isolat yang menunjukkan adanya aktivitas antioksidan secara kuantitatif. Isolat bakteri endofit tersebut adalah BD TB 1.1 K memiliki nilai IC50 19,31 ppm dan BD TU 4 memiliki nilai IC50 54,40 ppm, dan trolox sebagai kontrol positif sebesar 4,04 ppm. Isolat BD TB 1.1 K dipilih dan diketahui memilliki golongan senyawa flavonoid sebagai antioksidan pada penapisan fitokimia yang dilanjut dengan pengujian analisis GC-MS. Hasil analisis GS-MS diduga senyawa 1-Nonadecene memiliki persentasi kemiripan 96% dan luas area yang tinggi 10,48% dan senyawa ini termasuk dalam golongan hidrokarbon alkena yang juga berperan sebagai metabolit bakteri.

STABILITAS DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN PASTA GIGI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL 96% BONGGOL DAN KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus (L) Merr.)

No.768 Sediaan pasta gigi dari kombinasi ekstrak etanol 96% bonggol dan kulit buah nanas (Ananas comusus (L.) Merr.) diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans (Nasrudin, 2019). Namun stabilitas sediaannya dalam penyimpanan belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri dan stabilitas fisik sediaan pasta gigi dari kombinasi ekstrak etanol 96% bonggol dan kulit buah nanas (2:1). Ekstrak etanol 96% bonggol dan kulit buah nanas diperoleh melalui metode maserasi dan pemekatan dengan rotary evaporator pada suhu 45oC. Ekstrak kental yang diperoleh diformulasikan kedalam sediaan pasta gigi dengan konsentrasi 40% kombinasi ekstrak bonggol dan kulit nanas (2:1). Uji stabilitas mutu fisik sediaan pasta gigi dilakukan melalui evaluasi sifat-sifat organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, pembentukan tinggi busa, dan aktivitas antibakteri yang terjadi selama penyimpanan pada suhu 40°C, 25°C, dan 4°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan pasta gigi memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans dan termasuk kedalam kategori kuat selama 5 minggu penyimpanan, dari uji stabilitas antibakteri terjadi penurunan zona hambat pada perlakuan suhu 4°C sebesar 10,41%, pada suhu 25°C sebesar 13,2% ,dan pada suhu 40°C sebesar 17%. Dari uji stabilitas sediaan pasta gigi menunjukkan sifat- sifat organoleptik, homogenitas, dan pH yang stabil pada ketiga suhu penyimpanan, Sedang viskositas tidak stabil karena terjadi peningkatan viskositas pada perlakuan suhu 4°C dan pembentukkan busa pada sediaan pasta gigi tidak stabil karena terjadi penurunan pada semua suhu penyimpanan.

SELEKTIVITAS KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN JOHAR (Senna siamea (Lam.) H.S.Irwin & Barneby) DAN DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP SEL NORMAL 3T3-NIH

No.763 Penyakit kanker masih menjadi salah satu penyakit dengan tingkat kematian cukup tinggi di dunia. Banyak penelitian melaporkan bahwa beberapa senyawa metabolit sekunder dapat menjadi salah satu alternatif pengobatan kanker. Daun johar dan daun sirsak diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder yang dapat berperan sebagai antikanker, namun perlu diketahui keamanannya pada sel normal seperti sel fibroblast. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek sitotoksisitas dari kombinasi ekstrak etanol daun johar dan daun sirsak terhadap sel normal fibroblast tikus 3T3 NIH. Daun johar dimaserasi dalam pelarut etanol 96% sedangkan daun sirsak dimaserasi menggunakan etanol 70%, kemudian dipekatkan menggunakan rotary vacuum evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. Pengujian sitotoksik dilakukan dengan metode MTT assay dengan parameter pengukuran berdasarkan nilai Inhibition Concentration (IC50 ). Perbandingan yang digunakan dalam pengujian ini yaitu 1:1, 1:3 dan 3:1. Diperoleh nilai IC50 dari kombinasi ekstrak secara berturut-turut adalah 229,40 ppm, 708,07 ppm dan 209,22 ppm. Sedangkan nilai IC50 doxorubisin 15,32 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etanol daun sirsak dan daun johar memiliki aktivitas sitotoksik yang sangat lemah dan dikategorikan aman terhadap sel normal fibroblast tikus 3T3 NIH dibandingkan dengan doxorubisin.