Lemari Referensi
Lemari Referensi
No. 870 Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) mengandung senyawa antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Radikal bebas dapat mengakibatkan masalah kerusakan pada kulit, untuk menguranginya dibutuhkan senyawa antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan dan stabilitas suhu penyimpanan yang baik pada sediaan body gel ekstrak etanol kulit buah nanas dengan variasi konsentrasi dan kontol negatif. Dilakukan uji evaluasi mutu fisik dan uji aktivitas antioksidan sediaan body gel. Pengujian stabilitas ini dilakukan selama 4 minggu pada suhu 40C,280C,400C. Hasil evaluasi sediaan dengan parameter uji organoleptik menunjukan warna coklat tua, homogen, aroma nanas, pH 5, daya sebar 4,89-5,03cm. Hasil uji aktivitas antioksidan diperoleh nilai IC5o untuk ekstrak 87,461 ppm(kuat), vitamin C 6,325 ppm(sangat kuat), sediaan Body gel F1(1%) 120,121 ppm(sedang), F2(2%) 105,039 ppm(sedang), F3(3%) 89,215 ppm(kuat), Hanasui gel aloe vera 67,593 ppm(kuat) dan kontol negatif 153,153 ppm(lemah). Aktivitas antioksidan terbaik pada F3 diuji stabilitas semua suhu dengan kontol negatif. Hasil uji stabilitas mutu fisik terbaik pada F3 suhu 280C tetapi pada uji pH dan warna mengalami perubahan. Hasil uji aktivitas antioksidan stabilitas terbaik pada F3 suhu 280C mengalami penurunan pada minggu akhir dengan nilai IC5o 117,508 ppm(sedang), dan kontol negatif suhu 280C mengalami penurunan pada minggu akhir dengan nilai IC5o 158,103 ppm(lemah). Kata kunci : Antioksidan, Body Gel, Kulit Buah Nanas, Stabilitas.
No. 864 Antioksidan adalah solusi untuk mencegah terjadinya oksidasi pada radikal bebas yang menyebabkan berbagai penyakit. Salah satu tanaman yang mengandung aktivitas antioksidan yaitu daun jambu mawar dan daun jambu bol. Kandungan senyawa fenol dan flavonoid terkandung pada daun jambu mawar, daun jambu bol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan stabilitas yang sangat baik dari komposisi krim daun jambu mawar dan daun jambu bol berdasarkan uji mutu. metode penelitian dimulai dari masing-masing daun jambu mawar, daun jambu bol penentuan kadar air, diekstraksi menggunakan metode maserasi, uji fitokimia, formulasi pembuatan krim dan uji aktivitas antioksidan. Formula krim ini menggunakan ekstrak daun jambu mawar dan daun jambu bol pada formula 1 dengan perbandingan (2:2), formula 2 (3:1), formula 3 (1:3) dan kontrol positif (SariAyu) pengujian aktivitas antioksidan yang diukur secara spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian ini menunjukan nilai IC50 berturut-turut sebesar 67,29 ppm, 12,43 ppm dan 122,15 ppm. Antioksidan paling kuat ditemukan pada formula 2 dengan perbandingaan (3:1). Sediaan krim diuji selama 28 hari pada suhu kamar (27oC), dan diuji Cycling Test pada suhu rendah (4oC), dan suhu panas (40oC). Evaluasi sediaan dengan parameter sediaan krim, yaitu warna hijau, aroma khas, homogen, dengan pH 4-6,5, daya sebar dengan nilai 5-7 cm, daya lekat 2-300 detik, viskositas 4000-40000 cPs. Kata kunci: Krim, Daun jambu mawar, Daun jambu bol, antioksidan, Stabilitas
No. 872 Temu mangga (Curcuma mangga Valenton dan Zijp) merupakan salah satu jenis tanaman yang mengandung senyawa flavonoid, berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder dan menentukan aktivitas antioksidan dari ekstrak dan sediaan sirup temu mangga melalui uji stabilitas dan uji hedonik (uji kesukaan). Temu mangga diekstraksi dengan metode dekok menggunakan pelarut air. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode peredaman DPPH. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak air temu mangga mengandung senyawa metabolit sekunder golongan alkaloid, flavonoid, dan fenol. Aktivitas antioksidan ekstrak dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 20% masing-masing menunjukkan nilai IC50 sebesar 54,446%, 27,485%, dan 22,533%. Berdasarkan nilai IC50 ekstrak, sediaan sirup temu mangga yang dibuat yaitu konsentrasi 10% (F2) dan 20% (F3). Hasil analisis data uji stabilitas selama 4 minggu pada suhu (4°C±2°C), (27°C±2), dan (40°C±2) menunjukkan aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 F2 dan F3 berbeda signifikan (P-Value < 0,05) di setiap minggu dan suhu. Aktivitas antioksidan terbaik pada suhu (4°C±2°C) ditunjukkan dengan nilai IC50 dari F2 dan F3 masing-masing sebesar 9,263% dan 8,846%. Hasil analisis data uji hedonik menunjukkan bahwa F2 lebih disukai daripada F3 berbeda signifikan (P-Value < 0,05) dari parameter rasa, warna, dan tekstur, sedangkan dari parameter aroma menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan (P-Value > 0,05). Kata kunci : Aktivitas Antioksidan, Curcuma mangga Valenton and Zijp, DPPH, Uji Hedonik.
No. 855 Pengetahuan pasien mengenai Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang Obat (DAGUSIBU) obat golongan analgetik masih banyak pasien yang tidak memahami mengenai penggunaan obat yang tepat, sehingga hal ini dapat menyebabkan timbulnya efek samping yang tidak diinginkan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sosiodemografi pasien di Apotek Sentosa Depok, mengetahui bagaimana cara pasien dalam mendapatkan obat, menggunakan obat, menyimpan obat, dan membuang obat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis frequency dengan SPSS versi 26. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cross-sectional dengan teknik purposive sampling. Dengan mengisi kuisioner menggunakan 80 responden dan 20 pernyataan dinyatakan valid setelah diuji validasi menggunakan SPSS. Dari data yang diperoleh menunjukkan lebih banyak responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 66,25% dengan usia dewasa awal (25-35 tahun) sebanyak 42,5%, pendidkan terakhir terbanyak yaitu perguruan tinggi sebanyak 35% dan memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 43,8%. Gambaran tingkat pengetahuan menunjukkan rata-rata tingkat DAGUSIBU pasien yaitu cara mendapatkan obat masuk dalam katagori baik sebesar 78,75%, cara menggunakaan obat masuk dalam katagori cukup dengan presentase 64,375% , cara menyimpan obat masuk dalam katagori cukup dengan presentase 60% dan cara membuang obat masuk dalam katagori cukup dengan presentasi
No. 863 Karies gigi adalah penyakit pada daerah mulut gigi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans . Salah satu tanaman yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans adalah tanaman sereh wangi (Cymbopogon nardus L.) karena mengandung flavonoid dan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan formulasi obat kumur herbal infusa daun sereh wangi yang dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans . Pengujian stabilitas obat kumur pada F1 (25%), F2 (12,5%), dan F3 (6,25%), dilakukan pada suhu rendah (4 0C), suhu ruang (270C), dan suhu tinggi (400C) selama 28 hari. Pengujian ini meliputi uji aktivitas antibakteri menggunakan metode sumuran, uji mutu fisik sediaan, pH dan viskositas. Aktivitas antibakteri pada awal uji stabilitas F1, F2, dan F3 berturut-turut menunjukkan zona hambat sebesar 16,33; 15,57; dan 14,90 mm, dan pada minggu ke-4 stabilitas pada suhu 4 0C (9,87; 8,2; dan 7,67 mm) suhu 270C (9,3; 8,83; dan 7,73 mm) dan suhu 40 0C (9,13; 7,13; dan 6,3 mm). Hasil uji stabilitas pH untuk ketiga formulasi memenuhi syarat mutu pada kisaran 5,56-7 (persyaratan pH 5-7). Hasil uji kestabilan viskositas menunjukkan nilai viskositas pada kisaran 0,81-2,38 cps. Pada suhu 4 0C viskositas tidak memenuhi syarat dikarenakan lebih besar dari viskositas air. Kata Kunci : Antibakteri, Daun sereh wangi, Sediaan Obat kumur, Streptococcus mutans
No. 866 Kulit wajah rentan mengalami gangguan kesehatan. Salah satu penyebab jerawat adalah bakteri Staphylococcus epidermidis. Diketahui bahwa daun ubi ungu.mengandung senyawa antibakteri seperti flavonoid, saponin dan polifenol. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi kandungan senyawa , aktivitas antibakteri dan mutu fisik sediaan Facewash gel ekstrak etanol 70% daun ubi jalar ungu(Ipomoea batatas L) terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Pada penelitian ini ekstrak daun ubi jalar ungu diformulasikan dalam sediaan Faceawash gel dengan berbagai konsentrasi ekstrak yaitu 70%,80%,90% kemudian dilakukan uji mutu fisik sediaan, uji antibakteri, dan uji stabilitas Cycling test. Hasil penelitian menunjukan ekstrak daun ubi jalar ungu mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin. Diameter daya hambat ekstrak daun ubi jalar ungu terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dengan konsentrasi 70%,80%,90% berturut-turut sebesar 6,8 mm,7,65 mm, 9,25 mm. Ketiga sediaan Facewash gel memiliki diameter daya hambat berturut-turut sebesar 15,26 mm, 18,33 mm, 18,83 mm dengan kategori kuat serta memiliki mutu fisik dan stabilitas yang baik dalam proses penyimpanannya, Kata Kunci : Antibakteri, Ekstrak daun Ubi Jalar Ungu, Facewash gel, Jerawat, Staphylococcus epidermidis.
No. 846 Preferensi adalah proses seseorang dalam memilih informasi atau sesuatu hal yang lebih disukai oleh konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor preferensi serta hubungan dalam pemilihan obat tradisional dan obat sintetik di Apotek Damai Depok periode Juli – Agustus 2021. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif. Pendekatan dilakukan dengan metode penelitian survey menggunakan kuesioner pada 95 responden untuk mendapatkan data. Data Bivariat yang diperoleh dianalisa uji perbandingan yaitu uji Chi Square untuk mengetahui hubungan preferensi customer dalam memilih obat dengan tampilan diagram dan persentase. Hasil penelitian menunjukan gambaran sosiodemografi customer Apotek Damai terbanyak terdapat pada usia Remaja Akhir ( 34,80% ), berjenis kelamin perempuan ( 76% ) dengan suku jawa ( 42,10%) dan betawi ( 37,9% ) dengan pendidikan menengah dan berstatus sudah menikah (64,3%). Pemilihan obat terbanyak terdapat pada kelompok obat sintetik (68,40%) dengan faktor psikologi sebagai faktor preferensi mendapat nilai setuju terbanyak ( 90%). Pada faktor sosiodemografi pekerjaan customer memiliki hubungan dalam pemilihan obat dengan hasil chi square nilai signifikansi < 0,05% serta pada faktor budaya dan psikologi juga memiliki hubungan dalam pemilihan obat dengan hasil chi square nilai signifikansi < 0,05% tetapi faktor sosial tidak memiliki hubungan dalam pemilihan obat dengan hasil chi square nilai signifikansi > 0,05%. Kata Kunci : Preferensi, Obat Tradisional, Obat Sintetik
No. 854 Kombucha adalah minuman fermentasi larutan teh dan gula oleh SCOBY (Symbiotic culture of bacteria and yeast) yang bermanfaat sebagai antioksidan. Daun jambu mawar dan daun jambu bol merupakan tanaman yang berpotensi sebagai antioksidan yang dapat dibuat menjadi minuman kesehatan teh kombucha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder, aktivitas antioksidan serta evaluasi sediaan kombucha kombinasi daun jambu mawar dan daun jambu bol. Kombucha daun jambu mawar dan daun jambu bol dibuat dengan perbandingan konsentrasi yang berbeda dengan perbandingan 1:3, 1:5, dan 5:1. Kombucha yang diperoleh dilakukan uji fitokimia, uji organoleptik, uji pH, uji kadar total asam titrasi, dan aktivitas antioksidan. Kombucha kombinasi daun jambu mawar dan daun jambu bol mengandung flavonoid, saponin dan tanin. Kombucha kombinasi daun jambu mawar dan daun jambu bol memiliki kisaran pH 2,8 - 3,0 dan kisaran total asam 1,06 – 1,28%. Aktivitas peredaman radikal bebas DPPH memiliki kisaran inhibisi 76,00% - 84,04%. Aktivitas inhibisi DPPH tertinggi pada kombucha kombinasi daun jambu mawar dan daun jambu bol dengan perbandingan 1:3. Oleh karena itu, kombucha kombinasi daun jambu mawar dan daun jambu bol berpotensi sebagai antioksidan. Kata kunci: Antioksidan, Daun Jambu Mawar, Daun Jambu Bol, Kombucha
No. 842 Tanaman kayu manis (Cinnamomum burmannii) merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki kandungan sinamaldehid, sinamat, asam sinamat dan beberapa jenis senyawa minyak atsiri seperti trans sinamaldehid, sinamil asetat, eugenol, Lborneol, kariopilen oksida, β-kariopilen, Lbornil asetat, α-cubebene, αterpineol, terpinolen, dan α-thujene berkhasiat sebagai membunuh larva nyamuk Aedesaegypty (Budiarti et al., 2019). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak atsiri minyak kayu manis yang diaplikasikan pada losion memiliki aktivitas sebagai antinyamuk. Simplisia kayu manis dimasukan kedalam alat destilasi uap untuk mendapatkan minyak atsiri, minyak atsiri dicampurkan kedalam bahan bahan pembuatan sediaan losion sebagai bahan zat anti nyamuk kemudian diformulasikan kedalam sediaan losion dengan variasi konsentrasi 1%, 3%, dan 5% dan dilakukan evaluasi. Pengujian losion anti nyamuk meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji viskositas, uji pH, uji daya sebar, uji iritasi, uji daya tolak nyamuk. Hasil menunjukkan pada formulasi ke 5% memberikan aktivitas yang efektif sebagai antinyamuk dengan daya tolak nyamuk sebesar 93,33% dan memenuhi persyaratan uji. Kata kunci : Anti nyamuk , Destilasi, Kayu manis (Cinnamomum burmannii), Losion, Minyak atsiri.
No. 853 Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat dan kebijakan penggunaan obat yang disepakati staf medis, disusun oleh Komite/Tim Farmasi dan Terapi dan ditetapkan oleh direktur/kepala rumah sakit.Peneliti membandingkan list daftar obat dengan formularium rumah sakit ternyata terdapat nama obat pada list tetapi tidak terdaftar pada formularium untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai evaluasi kesesuaian peresepan dokter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kesesuaian resep pasien umum rawat jalan dengan Formularium Rumah Sakit Medika Dramaga periode bulan Juli sampai September 2019. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data resep meliputi nama pasien, kelas terapi, nama obat, umur pasien, jenis kelamin nama dokter secara retrospektif pada periode Bulan Juli sampai Bulan September 2019. Hasil penelitian menujukan bahwa pasien rawat jalan dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 54%, perempuan 46% dengan rentang umur balita 12%, kanak-kanak 11%, remaja awal 1%, remaja akhir 11%, dewasa awal 22%, dewasa akhir 19%, lansia awal 15%, lansia akhir 9%, manula 0%. Sebanyak 91 resep terdapat persentase kesesuaian berdasarkan resep sebesar 84% dengan Persentase kesesuaian berdasarkan item obat sebesar 88%, persentase obat Generik sesuai formularium sebesar 98% dan Non Generik sesuai formularium sebesar 80%, kesesuaian berdasarkan poliklinik tertinggi pada poli orthopedi 100% dan poli bedah 100%, kesesuaian berdasarkan kelas terapi yang terbanyak yaitu antasida dan antiulkus sebesar 19%. Kata kunci: formularium, rumah sakit, poliklinik
No. 851 Pemberian informasi obat (PIO) merupakan hal yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena dengan pemberian informasi obat yang baik akan menentukan kepatuhan pasien. Kepatuhan pasien jantung dalam penggunaan obat merupakan salah satu aspek penting dalam penanganan penyakit jantung. Penyakit jantung memasuki kategori 5 besar penyakit yang terbanyak jumlah kunjungannya di Rumah Sakit Umum Daerah Palabuhanratu.Tujuan penelitian ini untuk mengetahuiperbandingan kepatuhan pasien penyakit jantung pada kelompok yang diberi pemberian informasi obat dan tidak diberi pemberian informasi obat di RSUD Palabuhanratu. Desain penelitian yang digunakan adalahquasi eksperimentaldengan rancangan cross sectional dengan pengambilan data primer secara purposive samplinguntuk mengetahui kepatuhan minum obat pasien penyakit jantung pada kelompok yang diberi PIO dan kelompok yang tidak diberi PIO mengunakan MMAS-8 dan lembar checklist. Hasil penelitian menunjukan kepatuhan pasien dengan pemberian informasi obat, sebanyak 56,4% kepatuhan rendah, sebanyak 20,5% kepatuhan sedang, sebanyak 23,1% kepatuhan tinggi dan kepatuhan pasien tanpa pemberian informasi obat sebanyak 71,8% kepatuhan rendah, sebanyak 25,6% kepatuhan sedang, sebanyak 2,6%kepatuhan tinggi. Terdapat perbadingan signifikan kepatuhan minum obat pasien penyakit jantung antara kelompok yang diberi PIO dan kelompok yang tidak diberi PIO dengan nilai signifikansi Uji Mann Whitney 0,001< 0,05. Kata kunci: Pemberian Informasi Obat, Kepatuhan, Penderita Penyakit Jantung.
No. 857 Section Caesarea merupakan proses persalinan yang memiliki risiko infeksi lebih besar yaitu 5-20 kali lipat dibandingkan persalinan secara normal. Risiko infeksi ini bisa diturunkan melalui penggunaan antibiotik profilaksis, dengan tujuan mengurangi insiden infeksi luka operasi paska bedah. Penelitian ini dilaksanakan demi mengetahui gambaran sosiodemografi pasien, gambaran penggunaan antibiotik profilaksis berdasar pada empat parameter tepat, yaitu tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, dan tepat waktu pemberian. Empat parameter tersebut merupakan acuan para rumah sakit yang tertuang di dalam SOP tindakan. Parameter tersebut wajib dilakukan untuk menghindari adanya infeksi luka operasi. Penelitian ini termasuk studi deskriptif melalui penggunaan data sekunder, dimana berasal dari rekam medik pasien yang melaksanakan sectio caesar di RSIA Pasutri Bogor periode April-Mei 2020. Hasil penelitian menunjukan dari 133 data rekam medis, profil pasien bedah section caesarea di RSIA Pasutri Bogor pada bulan April-Mei 2020 berdasarkan data sosiodemografi usia diperoleh data terbanyak usia 26-36 tahun 71 pasien (53,4%), Berdasarkan indikasi medis terbanyak yaitu riwayat bekas 70 pasien (52,63%) dan Ketuban Pecah Dini (KPD) 20 pasien (15,4%). Penggunaan antibiotik ceftriaxon 130 Pasien (97,74%) cefotaxime 3 pasien (2,26%.). Hasil evaluasi penggunaan antibiotik profilaksis adalah tepat pasien (100%), tepat dosis (0%), tepat obat (0%), serta tepat waktu pemberian (95,49%). Kata kunci : Pasien, Parameter Ketepatan, Evaluasi Penggunaan Obat
No. 873 Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid. Temu mangga (Curcuma mangga Val.) merupakan salah satu rimpang yang memiliki potensi besar sebagai sumber antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan temu mangga menjadi sediaan sirup dan menentukan stabilitas serta kadar total fenol siruptemumangga.Pembuatanekstrakairtemumanggadilakukandenganmetode dekok menggunakan pelarut air. Stabilitas sediaan sirup yang diuji mengandung ekstrak air temu mangga 10% (F2) dan 20% (F3). Penetapan kadar total fenol dilakukan dengan metode kolorimetri menggunakan reagen Folin-Ciocalteau dengan nilai massa ekivalen asam galat per g ekstrak. Hasil pengujian stabilitas pada F2 dan F3 menunjukkan bahwa sirup temu mangga stabil untuk dijadikan suatu produk dilihat dari hasil uji organoleptik, pH, BJ dan viskositas yang sesuai persyaratan. Kadar total fenol F3 lebih tinggi dibandingkan dengan F2 pada setiap waktudansuhu.Padasuhu27Cdimingguke-4,F3menunjukkankadartotalfenol tertinggi yaitu sebesar 761,636mgGAE/L. Kata kunci: Kadar Total Fenol, Sirup, Stabilitas, Temu mangga.
No. 871 Temu mangga merupakan bagian tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat herbal. Temu mangga mengandung senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai penangkal radikal bebas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi temu mangga sebagai minuman fungsional ditinjau dari kualitas stabilitas dan total flavonoid yang terkandung. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental meliputi pengumpulan sampel, pengolahan sampel, skrining fitokimia, pembuatan ekstrak dan pembuatan sediaan sirup. Temu mangga kemudian diekstraksi dengan metode dekok menggunakan pelarut air. Penetapan kadar total flavonoid dilakukan dengan metode kolorimetri dengan penambahan pereaksi AlCl3 yang diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penentuan kadar total flavonoid Ekstrak terbanyak terdapat pada konsentrasi formula 20% sebesar 55,055 mgQE/L eks dan konsentrasi formula 10% sebesar 36,699 mgQE/L eks. Ekstrak air temu mangga tertinggi kemudian diformulasi dengan serbuk kering stevia. Formula minuman temu mangga diuji secara sensoris berupa uji stabilitas dan uji fungsionalitas berupa kandungan kadar total flavonoid. Analisis data menggunakan ANOVA dan uji Duncan menunjukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap minggu dan suhu. Formula minuman fungsional temu mangga yang memiliki kualitas stabilitas dan kadar flavonoid total tertinggi adalah konsentrasi F2 sebesar 80,729 mgQE/L eks dengan kondisi penyimpanan di suhu ruang (27°C±2°C). Kata kunci: Curcuma mangga Valeton & Zijp, Total Flavonoid, UV-Vis spectrophotometry.
No. 862 Penyakit Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus. Sebagian besar orang akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sosiodemografi pasien, penyakit komorbid, perbandingan keberhasilan terapi pada pasien penyakit Covid- 19 komorbid dan non komorbid. Penelitian bersifat retrospektif. Untuk pengambilan data melalui rekam medis pasien rawat inap Covid-19 periode Oktober-Desember 2020. Data dianalisa statistik deskriptif dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil dari penelitian ini yaitu di dapat (63 pasien) sehat dan (32 pasien) meninggal komorbid dan non komorbid, serta terdapat (39 pasien) sehat komorbid, (24 pasien) sehat non komorbid, dan (23 pasien) meninggal komorbid, (9 pasien) meninggal non komorbid, lebih banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki (54 pasien), kelompok usia yang rentan terpapar ialah usia 46–55 tahun (36 pasien), frekuensi tertinggi pendidikan SMA (39 pasien), frekuensi tertinggi pekerjaan IRT (36 pasien), komorbid terbanyak yaitu diabetes melitus (28 pasien) dan hipertensi (19 pasien), serta rata-rata lama hari rawat pasien sehat komorbid dan non komorbid (10hari), meninggal komorbid (3hari), meninggal non komorbid (4hari). Hasil perbandingan keberhasilan terapi pada penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada pasien sehat dan meninggal baik komorbid maupun non komorbid dapat dilihat dari nilai P-value > 0,05 (P-value sebesar 0.428). Kata kunci: Covid-19, keberhasilan terapi, komorbid dan non komorbid
No. 858 Infeksi Saluran Pernafasan Akut merupakan suatu infeksi akut pada struktur saluran nafas yang mengganggu proses pertukaran gas mulai dari bagian hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura) yang sebagian besar disebabkan infeksi virus dan bakteri. Antibiotik adalah obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji kesesuain ketepatan penggunaan antibiotik dengan Pharmaceutical Care berdasarkan asas tepat indikasi, tepat dosis, tepat interval dan tepat lama pemberian obat pada pasien penderita ISPA di Klinik Kirana 1. Data yang digunakan adalah data rekam medis, yang dilakukan secara retrospektif pada pasien remaja akhir sampai manula penderita ISPA periode Juli-Desember 2020. Penelitian bersifat observasional (non eksperimental) retrospektif dan dianalisis secara deskriptif. Data sosiodemografi pasien penderita ISPA paling banyak berjenis kelamin laki-laki sebanyak 53,7% dan usia terbanyak yaitu dewasa awal sebanyak 37,8%. Penggunaan antibiotik terdiri dari Cefixime sebanyak 5 pasien (6,1%), Ciprofloxacin sebanyak 11 pasien (13,4%), kemudian Cefadroxil sebanyak 14 pasien (17,1%) dan Amoxicillin sebanyak 52 pasien (63,4%). Ketepatan penggunaan antibiotik pada pasien penderita ISPA yaitu tepat dosis sebanyak 100%, tepat indikasi sebanyak 100%, tepat lama pemberian sebanyak 36,6%, dan tepat frekuensi pemberian sebanyak 100%. Kata kunci: Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Antibiotik, Ketepatan Antibiotik.
No. 848 Daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp).) memiliki manfaat sebagai antidiabetes, antikolesterol, antihipertensi, dan antidiare. Penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas pada fraksi air dari ekstrak etanol 96% daun salam, meliputi parameter spesifik, parameter non spesifik, dan kandungan kimia ekstrak berdasarkan aturan BPOM dan Farmakope Herbal Indonesia. Fraksi air daun salam diperoleh dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% kemudian dipartisi menggunakan etil asetat dan air, fraksi air daun salam dilakukan pengujian parameter spesifik, parameter non spesifik, dan kandungan kimia ekstrak. Hasil penelitian yang diperoleh pada fraksi air daun salam berbentuk kental, warna coklat kehitaman, bau yang khas dan berbentuk kental, kadar sari larut air 72,3%, kadar sari larut etanol 65,5%, kadar air 20,7%, bobot jenis 1,0411 g/mL, kadar abu total 1,75%, kadar abu yang tidak larut asam 0,25%, kadar abu larut air 99,75%, tidak tercemar logam Cd dan Hg, logam Pb 0,14 ppm, pada cemaran mikroba ALT sebesar 6,5×101 cfu/gram, kapang 1×101 dan khamir < 10 cfu/gram, kadar total fenol 212,14 mg GAE/ gram, kadar total flavonoid 160 mg/QE/gram. Fraksi air dari ekstrak etanol 96% daun salam perlu dilakukan standarisasi lebih spesifik dan teliti agar diperoleh hasil yang sesuai standar. Kata kunci : Syzygium polyanthum, Fraksi air, Standarisasi, Kadar total fenol dan flavonoid
No. 850 Minyak ikan sidat merupakan produk industri bernutrisi tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan. Minyak ikan lebih mudah sebagai sediaan emulsi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan rendemen dan kandungan ekstrak minyak ikan sidat (MIS) hasil ekstraksi metode steam dan pemanggangan, menentukan standar kualitas minyak ikan sidat dan mendapatkan formula emulsi dengan mutu fisik yang baik. Kandungan asam lemak MIS dianalisa menggunakan gas chromatography mass spectrometry (GC-MS). Selanjutnya terhadap ekstrak dengan kandungan asam lemak tertinggi dilakukan pemurnian dan penentuan bilangan peroksida dan kadar free fatty acid (FFA). Hasil penelitian menunjukan bahwa rendemen ekstrak MIS metode steam lebih banyak (0,39%) daripada metode pemanggangan (0,19%). Persentase asam palmitat dengan metode steam 19,44% dan metode pemanggangan 16,78%. Persentase asam oleat dengan metode steam 35,72% dan metode pemanggangan 34,89%. Berat jenis minyak ikan sidat sebesar 0,92g/ml. Minyak ikan sidat memenuhi standar mutu IFOS dengan nilai bilangan peroksida 0,22 mEq/kg dan nilai FFA sebesar 1,33 mgKOH/gram. Emulsi minyak ikan sidat termasuk tipe emulsi minyak dalam air. Pengukuran pH dan viskositas emulsi minyak ikan sidat mengalami kenaikan dan penurunan. Hasil pengukuran pH emulsi diuji dengan metode Kruskal Walis dengan nilai p-value < 0,05 dan uji lanjut Dunn-Bonferoni diperoleh bahwa formula 3 memberikan pH yang berbeda nyata dengan formula 1 dan 2 dengan nilai 5,14 ± 0,28. Berdasarkan uji perbedaan pada uji viskositas diuji dengan metode Anova diperoleh perbedaan yang signifikan formula terhadap viskositas dengan nilai p-value < 0,05 dan uji lanjut Tukey diperoleh bahwa formula 2 dan formula 3 memberikan viskositas yang tidak berbeda nyata dengan nilai 7.458,33 ± 3476,54. Emulsi minyak ikan sidat termasuk rheologi tipe pseudoplastis. Hasil uji hedonik menggunakan uji Friedman dan uji lanjut Dunn- Bonferoni menunjukan bahwa emulsi formula 3 disukai oleh panelis. Kata Kunci : asam lemak, emulsi, ikan sidat, minyak ikan dan stabilitas.
Lemari Referensi
Lemari Referensi