Sebanyak 205 Tugas Akhir ditemukan

GAMBARAN PENGKAJIAN RESEP PASIEN PSIKIATRI DI RUMAH SAKIT JIWA dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR

no.151 Pengkajian resep adalah suatu kegiatan yang sangat penting dalam pelayanan resep untuk meminimalkan terjadinya medication error terdiri dari 3 (tiga) aspek yaitu pengkajian secara administrasi, farmasetik dan klinis. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui persentase kelengkapan pengkajian resep secara farmasetik pada resep pasien psikiatri rawat jalan dan rawat inap di Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Penelitian bersifat deskriftif dan pengambilan datanya secara restrosfektif . Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel yaitu random sampling sebanyak 212 (dua ratus dua belas) sampel berupa arsip resep konfirmasi pasien psikiatri rawat jalan dan rawat inap periode Juli-Desember 2020. Hasil penelitian menunjukan terdapat ketidaklengkapan farmasetik yaitu pada bentuk sediaan obat 2%, nama obat 7%, jumlah obat 27%, aturan pakai obat 32% dan dosis obat 35%

ANALISIS KESESUAIAN PENULISAN RESEP PADA PASIEN JKN RAWAT JALAN TERHADAP FORMULARIUM NASIONAL DI DEPO FARMASI REGULER RUMAH SAKIT PMI BOGOR

No.150 Formularium Nasional adalah daftar obat pilihan yang dibutuhkan dan digunakan sebagai acuan penulisan resep pada pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan. Ketidaksesuaian antara peresepan obat terhadap Formularium Nasional dapat berakibat pada penurunan kualitas pelayanan kesehatan dan biaya pengobatan tidak efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kesesuaian penulisan resep pada pasien JKN rawat jalan terhadap Formularium Nasional di depo farmasi reguler rumah sakit PMI Bogor periode Oktober-Desember 2020. Penelitian ini merupakan penelitian non- eksperimental dengan rancangan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif yaitu dengan mengamati dan mengevaluasi lembar resep yang diambil dari sampel lembar resep pasien JKN rawat jalan periode Oktober 2020 - Desember 2020. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil seluruh resep pada bulan Oktober-Desember 2020 (total sampling). Kesesuaian diukur dengan menghitung persentase antara jumlah lembar resep obat yang sesuai dengan Formularium Nasional dan jumlah item obat yang ditulis oleh dokter selama 3 bulan di rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan persentase kesesuaian penulisan resep pada pasien JKN rawat jalan dengan Formularium Nasional berdasarkan lembar resep pada bulan Oktober 2020 – Desember 2020 sebesar 63,64 %, berdasarkan pada jumlah item obat sebesar 88,14%, berdasarkan pada poliklinik sebesar 80,24%

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI APOTEK KIMIA FARMA 50 BOGOR

No.149 Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menimbulkan permasalahan kesehatan dan menjadi ancaman global bagi kesehatan terutama masalah resistensi bakteri terhadap antibiotik. Pemahaman masyarakat yang menerima obat antibiotik sangat penting untuk keberhasilan terapi dan menghindari kejadian resistensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien di Apotek Kimia Farma 50 Bogor yang menggunakan obat antibiotik. Pendekatan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian deskriptif observative menggunakan data prospektif dimana penelitian akan mengkaji informasi dan mengumpulkan kuisioner dari pasein yang mendapatkan resep antibiotik di Apotek Kimia Farma 50 Bogor. Kuisioner dalam penelitian diuji validitas dan reliabilitas sehingga didapatkan 8 pertanyaan pada kuisioner untuk digunakan dalam penelitian. Responden dalam penelitian berjumlah 112 pasien. Berdasarkan hasil penelitian dari data sosiodemografi pasien penggunaan antibiotik yang terbanyak adalah perempuan dengan usia 36-45 tahun, berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), dan bekerja sebagai karyawan. Tingkat pengetahuan antibiotik di Apotek Kimia Farma 50 Bogor yang memiliki kategori pengetahuan baik 54 pasien (48%), cukup 41 pasien (41%), kurang 17 pasien (15%)

FORMULASI DAN EVALUASI GRANUL EFFERVESCENT SARI BUAH KURMA (Phoenix dactylifera L.)

No.148 Buah Kurma satu diantara tanaman yang banyak mengandung nutrisi, seperti mineral, vitamin, serat, karbohidrat, protein, asam lemak, dan asam amino serta mempunyai senyawa antioksidan yang dapat menghambat radikal bebas. Untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam mengonsumsi kurma maka diformulasikan dalam bentuk granul effervescent. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan sediaan granul effervescent sari buah kurma dengan mutu sediaan fisik yang baik. Effervescent ialah campuran antara senyawa asam dan basa, yang akan bereaksi ketika ditambahkan ke dalam air dan menutupi rasa yang tidak diinginkan. Granul effervescent dibuat menjadi 3 formulasi dengan perbandingan variasi antara asam sitrat : asam tartarat : natrium bikarbonat, yaitu FI (1:2:3), FII (2:1:3) dan FIII (2:2:3). Pembuatan effervescent menggunakan metode granulasi basah. Evaluasi karakteristik fisik yang diamati mencakup organoleptik, kadar air, kecepatan alir, sudut istirahat, pH granul dan waktu larut. Berdasarkan dari hasil evaluasi karakteristik mutu fisik yang didapat, formulasi granul effervescent sari buah kurma FII merupakan formulasi yang menghasilkan karakteristik mutu fisik yang baik menurut persyaratan granul effervescent, dengan kadar air 0,668%, kecepatan alir 10,27 g/detik, sudut istirahat 33,43, waktu larut 0,42 menit dan pH 6,1. Berdasarkan hasil analisis Anova, kecuali untuk waktu larut granul, perbandingan perbedaan asam sitrat dan asam tartarat menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam sifat fisik granul effervescent

GAMBARAN PERBANDINGAN TINGKAT MINAT KONSUMEN TERHADAP OBAT GENERIK DAN PATEN DI APOTEK DARUSSALAM BOJONG GEDE

No.147 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.189/MenKes/ SK/III/2006 adalah menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat terutama obat esensial dengan ruang lingkup yang mencakup pembiayaan, ketersediaan serta pemerataan obat bagi masyarakat. Obat generik dipasarkan dengan harga jauh lebih murah dari obat paten. Obat generik dipasarkan dengan harga jual yang mengesampingkan biaya penelitian dan pengembangan, studi- studi klinis dan promosi yang menjadi sebab tingginya harga obat paten. Salah satu pertimbangan untuk menyediakan obat yang akan distok oleh Apotek dengan cara mengetahui minat pembelian pasien terhadap obat generik dan paten. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat minat pasien terhadap obat generik dan paten. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat minat pasien terhadap obat generik dan paten di Apotek Darussalam Bojonggede. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 80 responden yang bersedia mengisi kuesioner. Seluruh data yang telah didapat dianalisis secara deskriptif dengan bentuk pemaparan dan analisis perhitungan dalam bentuk persentase. Lima persentase terbesar obat paten berada pada indikator: tersedianya informasi obat yang dibutuhkan (75,26%), efek obat terasa lebih baik (75,26%), pilihan utama dalam memilih obat (74,23%), obat yang berkualitas (74,23%) dan obat tidak mudah rusak (73,20%). Persentase terbesar obat generik berada pada indikator : harga obat lebih ekonomis (69,07%), obat yang lebih sering dibeli (58,76%) serta obat yang akan selalu digunakan (50,52%)

GAMBARAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI DENGAN METODE ABC-VEN DI DEPO FARMASI RAWAT JALAN AFIAT RS PMI BOGOR

No.145 Perencanaan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perencanaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Depo Farmasi Rawat Jalan Afiat RS PMI Bogor dengan metode analisis ABC nilai pemakaian, nilai investasi dan kombinasi ABC-VEN. Penelitian ini menggunakan rancangan analisis deskriptif dengan pendekatan metode analisis ABC nilai pemakaian, nilai investasi dan kombinasi ABC-VEN. Data diambil dari hasil penjualan obat periode Oktober – Desember 2020 di Depo Farmasi Rawat jalan Afiat RS PMI Bogor. Hasil Analasis ABC berdasarkan nilai pemakaian dari total item Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai kelompok A memiliki persentase 69,87%, kelompok B 20,07%, dan kelompok C 10,06%. Hasil analisis ABC berdasarkan nilai investasi kelompok A 69,97%, kelompok B 20,01%, dan kelompok C 10,02%. Hasil analisis ABC-VEN dari total item Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai kelompok AV 0,00%, kelompok AE 12,35%, kelompok AN 2,37%, kelompok BV 0,00%, kelompok BE 16,81%, kelompok BN 3,04%, kelompok CV 0,28%, kelompok CE 57,55%, dan kelompok CN 7,60%

GAMBARAN SWAMEDIKASI PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL PADA MASYARAKAT RT. 01 RW. 11 KELURAHAN CILANGKAP KECAMATAN TAPOS KOTA DEPOK

No.144 Swamedikasi menggunakan obat tradisional merupakan salah satu upaya masyarakat dalam mengobati segala keluhan pada diri sendiri menggunakan produk atau bahan yang berasal dari alam dan telah digunakan berdasarkan pengalaman atau secara turun temurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik dan gambaran swamedikasi penggunaan obat tradisional pada masyarakat RT. 01 RW. 11 Kelurahan Cilangkap Kecamatan Tapos Kota Depok. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel yang diambil sebanyak 164 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi pada masyarakat RT. 01 RW. 11 Kelurahan Cilangkap Kecamatan Tapos Kota Depok periode Februari-Juni 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak usia 46-55 tahun sebesar 30,49%, jenis kelamin terbanyak laki-laki sebesar 70,12%, pendidikan terakhir terbanyak SMA sebesar 58,54% dan mayoritas masyarakat terbanyak sebagai wiraswasta sebesar 43,29%. Masyarakat memiliki intensitas yang sering sebesar 39,63% dalam swamedikasi obat tradisional, alasan terbanyak masyarakat menggunakan obat tradisional karena hemat biaya sebesar 38,41%, jenis penyakit yang biasa diobati adalah batuk sebesar 36,59%, obat yang biasa digunakan adalah rebusan jahe sebesar 35,98%, masyarakat banyak mendapatkan sumber informasi penggunaan obat tradisional tersebut dari orang lain sebesar 42,07%, masyarakat biasanya mendapatkan obat atau bahan obat dari warung sebesar 48,78% dan masyarakat banyak menggunakan obat tradisional dalam bentuk sediaan cair sebesar 63,41%

FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SABUN KERTAS MENGANDUNG MINYAK ATSIRI NILAM (Pogostemon cablin Benth) DAN MINYAK ATSIRI SERAI WANGI (Cymbopogon nardus)

No.143 Sabun kertas adalah salah satu jenis sabun padat yang umumnya digunakan sebagai sabun cuci tangan sekali pakai. Penambahan zat aktif pada sabun kertas yaitu Minyak Atsiri Nilam (Pogostemon cablin Benth) dan Minyak Atsiri Serai Wangi (Cymbopogon nardus) yang mampu menghambat aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mutu fisik sabun kertas berdasarkan SNI 3532:2016, serta daya hambat terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan metode difusi cakram dan menggunakan dettol cair (chloroxylenol 4,8% w/v) sebagai kontrol positif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium yang dikaji secara kuantitatif. Perbandingan konsentrasi minyak atsiri nilam dan serai wangi pada formulasi sabun kertas adalah F1= basis, F2= 2:1, F3= 1:1, F4= 1:2. Parameter yang diuji meliputi organoleptik, susut pengeringan, pH, asam lemak bebas/alkali bebas, bahan tak larut dalam etanol, lemak tak tersabunkan, stabilitas busa, hedonik, dan aktivitas antibakteri. Hasil mutu fisik berdasarkan SNI 3532:2016 yang terbaik adalah sediaan F4= (n:sw 1:2), kecuali pada kadar lemak tak tersabunkan. Sedangkan hasil nilai hedonik secara umum perlakuan F4 dengan nilai skor sebesar 3,30. Hasil uji aktivitas antibakteri perlakuan F2= (n:sw 2:1) mempunyai daya hambat terhadap s.aureus tertinggi sebesar 15,87 mm sedangkan daya hambat terhadap e.coli tertinggi terdapat pada F4= (n:sw 1:2) sebesar 15,33 mm. Dari hasil analisis statistik bahwa sediaan sabun kertas minyak atsiri nilam dan serai wangi mempunyai pengaruh terhadap aktivitas antibakteri terhadap S.aureus dan E.coli

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SEMPUR KOTA BOGOR

No.142 Pandemi Covid-19 telah melanda Indonesia semenjak awal tahun 2020 sesuai Keppres Nomor 20 Tahun 2020. Dampaknya dirasakan oleh berbagai bidang tidak terkecuali pada bidang kefarmasian yaitu pelayanan kefarmasian puskesmas sempur kota bogor. Sebagai bagian dari algorimerasi Jabotabek yang merupakan episentrum Covid-19. Pemerintah menggunakan berbagai cara untuk menekan jumlah kasus Covid-19 yaitu dengan kebijakan Work From Home (WFH). Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif menggunakan analis kuantitatif. Populasi yaitu selama 2 bulan sebanyak 2,950 pasien yang berobat dipuskesmas dengan resep racikan dan non racikan, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sejumlah 150 responden metode dalam mengumpulkan data menggunakan kuesioner pada bulan Febuari sampai april 2021. Penelitian dilakukan ketika pandemi Covid-19 Berlangsung sehingga peneliti tetap mematuhi protokol pencegahan Covid-19. Hasil pada penelitian ini memperlihatkan persentase paling besar yaitu jenis kelamin perempuan sebesar 79%, berusia 26 sampai 45 tahun sebesar 51%, berpendidikan SMA/K sebesar 45%, dan pekerjaan sebagian ibu rumah tangga sebesar 53%. IMS terhadap persepsi kualitas pelayanan kefarmasian yaitu 95 dengan mutu pelayanan dan kinerja unit pelaksanaan kefarmasian yang sangat baik di puskesmas sempur kota bogor

EVALUASI KELENGKAPAN RESEP DI APOTEK GYSEL BOGOR

No.141 Penelitian tentang evaluasi kelengkapan resep di apotek Gysel sangat penting dilakukan karena ditempat tersebut masih banyak resep yang tidak lengkap. Kelengkapan resep dilakukan untuk mencegah medication erroridan menjamin legalitas resep. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif secara retrospektif dengan teknik pengambilan sampel menggunakaniTotal iSampling. Dari ihasil penelitian evaluasi klengkapan resep yakni inama idokter (15,20%),alamat dokter (47,20%), no. Telepon dokter (51,20%), No.SIP dokter (71,20 %), tanggal resep (20%),tanda iR/ irecipe (100%), nama obat (100%) tanda cara pakai (100%),tanda tangan dokter (69,90%). Dapat disimpulkan bahwa masih banyak ditemui resep yang tidak memenuhi iaspek kelengkapan resep berdasarkan literatur yang berlaku dan memperlihatkan kelengkapan iresep idi Apotek iGysel masih belum lengkap