No.774 Limbah ekstrak jamu adalah salah satu hasil samping dari proses produksi
industri farmasi obat tradisional. Proses penanganan limbah adalah dengan
melakukan pembuangan limbah ke tempat pembuangan akhir, namun dengan
meneliti lebih lanjut dari kandungan yang masih terdapat pada limbah, limbah dapat
dimanfaatkan lebih optimal sebelum dibuang. Salah satu manfaat yang dapat diteliti
adalah daya antioksidan. Limbah ekstrak jamu diekstrak dengan 3 jenis konsentrasi
dari etanol yaitu etanol 30%, etanol 70% dan etanol 96% untuk mendapatkan
ekstrak yang mengandung sisa zat yang terkandung didalamnya. Kemudian dengan
dilakukan uji kualitatif antioksidan metode KLT (Kromatografi lapis tipis),
didapatkan hasil yang positif menunjukkan daya antioksidan yaitu terbentuknya
bercak berwarna kuning pada plat KLT setelah disemprotkan dengan DPPH (1-1-
diphenyl-2-picrylhidrazyl). Kemudian dengan melalukan uji kuantitatif antioksidan
secara spektrofotometri, didapatkan nilai daya antioksidan IC50 terbaik yaitu 169,74
ppm (μg/mL) terdapat pada ekstrak kental dari ekstrak limbah jamu dengan
menggunakan etanol 96%. Kemudian ekstrak kental yang memiliki daya
antioksidan tinggi pada uji kuantitatif dilakukan uji lebih lanjut dan mendapatkan
hasil yaitu uji flavonoid total sebesar 24,6139 mgQE/g ekstrak dan uji fenol total
sebesar 52,1300 mgGAE/g ekstrak
No.780 COVID-19 merupakan salah satu penyakit infeksi pernapasan menular yang
disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. 3CL protease merupakan salah satu struktur
dari virus SARS-CoV-2 yang memiliki peran dalam replikasi perbanyakan virus.
Bakteri Asam Laktat (BAL) dapat memproduksi metabolit seperti asam laktat,
hidrogen proksida, dan bakteriosin yang telah dipelajari kemampuannya untuk
menurunkan aktivitas virus. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh
kandidat senyawa potensial yang dapat berinteraksi dengan protein 3CL protease
dengan metode penambatan molekul menggunakan perangkat lunak Autodock
Vina, PLANTS, dan Molegro Virtual Docker. Berdasarkan hasil penambatan
tersebut didapatkan 10 kandiat senyawa metabolit bakteri Lactobacillus dan
Pediococcus yang mempunyai potensi sebagai antivirus SARS-CoV-2 yaitu Asam
Tetradekanoat, Asam Heksadekanoat, Tetradekana, Heksadekana, Asam
Dodekanoat, (Z)-9-Oktadekenamida, Dodekana, Heptil Hidroperoksida, Asam
Eikosanoat, dan Undekana. Namun hasil penambatan molekul dengan
menggunakan tiga perangkat lunak tersebut masih memiliki aktivitas yang lebih
rendah dibandingkan dengan senyawa pembanding Lopinavir. Berdasarkan hasil
analisis visualisasi hasil penambatan, senyawa tersebut menunjukan adanya
interaksi terhadap asam amino protein 3CL protease SARS-CoV-2. Hasil analisis
Lipinski’s Rule of Five serta analisis toksisitas menunjukan bahwa senyawa uji
sudah masuk kriteria obat oral dan tidak bersifat toksik maupun karsinogenik
No.764 Penyakit kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh
dunia dan meningkat tiap tahunnya. Daun sirsak dan daun johar mengandung
senyawa yang dapat berperan sebagai antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji potensi dari kombinasi ekstrak etanol daun sirsak dan daun johar terhadap
sel kanker payudara MCF-7. Daun sirsak dimaserasi dengan pelarut etanol 70%
sedangkan daun johar dengan etanol 96% dan dipekatkan menggunakan Rotary
evaporator sehingga didapat ekstrak kental. Pengujian sitotoksik dilakukan
menggunakan metode MTT assay dengan parameter nilai Inhibition Concentration
(IC50). Pengujian pada ekstrak tunggal daun sirsak dan daun johar diperoleh nilai
IC50 berturut-turut sebesar 47,15 ppm dan 882,87 ppm, sedangkan nilai IC50
kombinasi ekstrak daun sirsak dan daun johar yaitu perbandingan 1:1, 1:3, dan 3:1
berturut-turut adalah 144,58 ppm, 200,35 ppm dan 89,82 ppm. Sedangkan nilai IC50
Doxorubicin sebagai kontrol positif sebesar 15,77 ppm. Hal ini menunjukkan
kombinasi ekstrak etanol daun sirsak dan daun johar memiliki aktivitas sitotoksik
lebih kecil dibandingkan dengan doxorubicin terhadap sel kanker payudara MCF-
7.
No.763 Penyakit kanker masih menjadi salah satu penyakit dengan tingkat kematian
cukup tinggi di dunia. Banyak penelitian melaporkan bahwa beberapa senyawa
metabolit sekunder dapat menjadi salah satu alternatif pengobatan kanker. Daun
johar dan daun sirsak diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder yang
dapat berperan sebagai antikanker, namun perlu diketahui keamanannya pada sel
normal seperti sel fibroblast. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
sitotoksisitas dari kombinasi ekstrak etanol daun johar dan daun sirsak terhadap sel
normal fibroblast tikus 3T3 NIH. Daun johar dimaserasi dalam pelarut etanol 96%
sedangkan daun sirsak dimaserasi menggunakan etanol 70%, kemudian dipekatkan
menggunakan rotary vacuum evaporator hingga diperoleh ekstrak kental.
Pengujian sitotoksik dilakukan dengan metode MTT assay dengan parameter
pengukuran berdasarkan nilai Inhibition Concentration (IC50 ). Perbandingan yang
digunakan dalam pengujian ini yaitu 1:1, 1:3 dan 3:1. Diperoleh nilai IC50 dari
kombinasi ekstrak secara berturut-turut adalah 229,40 ppm, 708,07 ppm dan 209,22
ppm. Sedangkan nilai IC50 doxorubisin 15,32 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa
kombinasi ekstrak etanol daun sirsak dan daun johar memiliki aktivitas sitotoksik
yang sangat lemah dan dikategorikan aman terhadap sel normal fibroblast tikus 3T3
NIH dibandingkan dengan doxorubisin.
No.762 Daun saga (Abrus precatorius L.) dan daun kersen (Muntingia calabura L.)
merupakan salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan. Sediaan yang dibuat
dalam penelitian ini adalah masker gel peel off ekstrak etanol daun saga (Abrus precatorius
L.) dan daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan variasi konsentrasi PVA dna HPMC.
Penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh dari kombinasi PVA dan HPMC terhadap
kestabilan formula masker peel-off selama stabilitas yang dilakukan selama 4 minggu
dengan masing-masing suhu. Tiga formula sediaan masker gel peel off yaitu F1 (PVA
10% : HPMC 2%), F2 (PVA 9% : HPMC 3%), dan FIII (PVA 8%: HPMC 4%).
Pengujian aktivitas antioksidan pada sediaan dilakukan dengan metode DPPH. Sedangkan,
hasil evaluasi (daya lekat, daya sebar, pH, waktu kering, dan viskositas) penelitian
dianalisis dengan menggunakan SPSS Kombinasi HPMC dan PVA memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap nilai daya lekat, daya sebar, pH, viskositas, dan waktu
mengering. Secara keseluruhan, F III yang memiliki stabilitas paling baik yang dilihat dari
hasil uji stabilitas selama 28 hari yang menunjukkan bahwa F III terlah memenuhi
persyaratan yang baik.
No.759 Penyakit kulitbiasanya diakibatkan oleh bakteri, jamur, maupun parasit
salahsatu diantaranya yakni Staphylococcus epidermidis bakteri gram positif dan
merupakan bakteri flora normal kulit dimana menyerang ketika keadaan imunitas
idividu melemah. Penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri ini antara lain
jerawat dimana bakteri inidapat memperparah kondisi jerawat tersebut.Serai
wangi (Cymbopogon nardus L) dan daun sirih hijau (Piper betle L) mengandung
flavonoid, tanin, saponin, dan steroid yang bersifat sebagai antibakteri. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak dan formulasi sediaan
gel kombinasi ekstrak serai wangi dan daun sirih hijau terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococcus epidermis. Serai wangi dan daun sirih hijau dimaserasi
dengan etanol 70%. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram
yang terdiri dari 3 kelompok perlakuan masing-masing perbandingan 1:3, 1:5, dan
1:7, kontrol positif uji ekstrak (klindamisin HCL) sedangkan kontrol positif uji
sediaan gel (Gel klindamisin 0,1%). Formula sediaan gel kombinasi ekstrak serai
wangi dan daun sirih hijau diuji mutu fisik sediaan (organoleptik, daya sebar, pH,
viskositas) dan uji aktivitas antibakteri. Dilakukan uji stabilitas dengan metode
Cycling test pada sediaan yang memiliki diameter zona hambat terbesar. Hasil
penelitian menunjukan bahwa kombinasi ekstrak dan sediaan gel serai wangi dan
daun sirih hijau memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococus
epidermis pada semua konsentrasi. Aktivitas antibakteri terbesar dan termasuk
kategori sangat kuat pada ekstrak dan sediaan gel pada perbandingan 1:7 dengan
nilai rerata diameter zona bening sebesar 21,12 mm dikategorikan sangat kuat dan
19,85 mm dikategorikan kuat.