Sebanyak 63 item atau buku ditemukan

EKSTRAK ETANOL DARI LIMBAH JAMU SEBAGAI ANTIOKSIDAN

No.774 Limbah ekstrak jamu adalah salah satu hasil samping dari proses produksi industri farmasi obat tradisional. Proses penanganan limbah adalah dengan melakukan pembuangan limbah ke tempat pembuangan akhir, namun dengan meneliti lebih lanjut dari kandungan yang masih terdapat pada limbah, limbah dapat dimanfaatkan lebih optimal sebelum dibuang. Salah satu manfaat yang dapat diteliti adalah daya antioksidan. Limbah ekstrak jamu diekstrak dengan 3 jenis konsentrasi dari etanol yaitu etanol 30%, etanol 70% dan etanol 96% untuk mendapatkan ekstrak yang mengandung sisa zat yang terkandung didalamnya. Kemudian dengan dilakukan uji kualitatif antioksidan metode KLT (Kromatografi lapis tipis), didapatkan hasil yang positif menunjukkan daya antioksidan yaitu terbentuknya bercak berwarna kuning pada plat KLT setelah disemprotkan dengan DPPH (1-1- diphenyl-2-picrylhidrazyl). Kemudian dengan melalukan uji kuantitatif antioksidan secara spektrofotometri, didapatkan nilai daya antioksidan IC50 terbaik yaitu 169,74 ppm (μg/mL) terdapat pada ekstrak kental dari ekstrak limbah jamu dengan menggunakan etanol 96%. Kemudian ekstrak kental yang memiliki daya antioksidan tinggi pada uji kuantitatif dilakukan uji lebih lanjut dan mendapatkan hasil yaitu uji flavonoid total sebesar 24,6139 mgQE/g ekstrak dan uji fenol total sebesar 52,1300 mgGAE/g ekstrak

PENAMBATAN MOLEKUL SENYAWA METABOLIT BAKTERI LACTOBACILLUS DAN PEDIOCOCCUS TERHADAP PROTEIN 3CL PROTEASE SARS-COV-2

No.780 COVID-19 merupakan salah satu penyakit infeksi pernapasan menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. 3CL protease merupakan salah satu struktur dari virus SARS-CoV-2 yang memiliki peran dalam replikasi perbanyakan virus. Bakteri Asam Laktat (BAL) dapat memproduksi metabolit seperti asam laktat, hidrogen proksida, dan bakteriosin yang telah dipelajari kemampuannya untuk menurunkan aktivitas virus. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh kandidat senyawa potensial yang dapat berinteraksi dengan protein 3CL protease dengan metode penambatan molekul menggunakan perangkat lunak Autodock Vina, PLANTS, dan Molegro Virtual Docker. Berdasarkan hasil penambatan tersebut didapatkan 10 kandiat senyawa metabolit bakteri Lactobacillus dan Pediococcus yang mempunyai potensi sebagai antivirus SARS-CoV-2 yaitu Asam Tetradekanoat, Asam Heksadekanoat, Tetradekana, Heksadekana, Asam Dodekanoat, (Z)-9-Oktadekenamida, Dodekana, Heptil Hidroperoksida, Asam Eikosanoat, dan Undekana. Namun hasil penambatan molekul dengan menggunakan tiga perangkat lunak tersebut masih memiliki aktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan senyawa pembanding Lopinavir. Berdasarkan hasil analisis visualisasi hasil penambatan, senyawa tersebut menunjukan adanya interaksi terhadap asam amino protein 3CL protease SARS-CoV-2. Hasil analisis Lipinski’s Rule of Five serta analisis toksisitas menunjukan bahwa senyawa uji sudah masuk kriteria obat oral dan tidak bersifat toksik maupun karsinogenik

SITOTOKSISITAS KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) DAN EKSTRAK DAUN JOHAR (Senna siamea L.) TERHADAP PENGHAMBATAN SEL KANKER PAYUDARA MCF-7

No.764 Penyakit kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh dunia dan meningkat tiap tahunnya. Daun sirsak dan daun johar mengandung senyawa yang dapat berperan sebagai antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi dari kombinasi ekstrak etanol daun sirsak dan daun johar terhadap sel kanker payudara MCF-7. Daun sirsak dimaserasi dengan pelarut etanol 70% sedangkan daun johar dengan etanol 96% dan dipekatkan menggunakan Rotary evaporator sehingga didapat ekstrak kental. Pengujian sitotoksik dilakukan menggunakan metode MTT assay dengan parameter nilai Inhibition Concentration (IC50). Pengujian pada ekstrak tunggal daun sirsak dan daun johar diperoleh nilai IC50 berturut-turut sebesar 47,15 ppm dan 882,87 ppm, sedangkan nilai IC50 kombinasi ekstrak daun sirsak dan daun johar yaitu perbandingan 1:1, 1:3, dan 3:1 berturut-turut adalah 144,58 ppm, 200,35 ppm dan 89,82 ppm. Sedangkan nilai IC50 Doxorubicin sebagai kontrol positif sebesar 15,77 ppm. Hal ini menunjukkan kombinasi ekstrak etanol daun sirsak dan daun johar memiliki aktivitas sitotoksik lebih kecil dibandingkan dengan doxorubicin terhadap sel kanker payudara MCF- 7.

SELEKTIVITAS KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN JOHAR (Senna siamea (Lam.) H.S.Irwin & Barneby) DAN DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP SEL NORMAL 3T3-NIH

No.763 Penyakit kanker masih menjadi salah satu penyakit dengan tingkat kematian cukup tinggi di dunia. Banyak penelitian melaporkan bahwa beberapa senyawa metabolit sekunder dapat menjadi salah satu alternatif pengobatan kanker. Daun johar dan daun sirsak diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder yang dapat berperan sebagai antikanker, namun perlu diketahui keamanannya pada sel normal seperti sel fibroblast. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek sitotoksisitas dari kombinasi ekstrak etanol daun johar dan daun sirsak terhadap sel normal fibroblast tikus 3T3 NIH. Daun johar dimaserasi dalam pelarut etanol 96% sedangkan daun sirsak dimaserasi menggunakan etanol 70%, kemudian dipekatkan menggunakan rotary vacuum evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. Pengujian sitotoksik dilakukan dengan metode MTT assay dengan parameter pengukuran berdasarkan nilai Inhibition Concentration (IC50 ). Perbandingan yang digunakan dalam pengujian ini yaitu 1:1, 1:3 dan 3:1. Diperoleh nilai IC50 dari kombinasi ekstrak secara berturut-turut adalah 229,40 ppm, 708,07 ppm dan 209,22 ppm. Sedangkan nilai IC50 doxorubisin 15,32 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etanol daun sirsak dan daun johar memiliki aktivitas sitotoksik yang sangat lemah dan dikategorikan aman terhadap sel normal fibroblast tikus 3T3 NIH dibandingkan dengan doxorubisin.

PENGARUH KOMBINASI PVA DAN HPMC TERHADAP STABILITAS FISIK PADA MASKER PEEL-OFF EKSTRAK ETANOL DAUN SAGA (Abrus precatorius L.) DAN KERSEN (Muntingia calabura L.)

No.762 Daun saga (Abrus precatorius L.) dan daun kersen (Muntingia calabura L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan. Sediaan yang dibuat dalam penelitian ini adalah masker gel peel off ekstrak etanol daun saga (Abrus precatorius L.) dan daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan variasi konsentrasi PVA dna HPMC. Penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh dari kombinasi PVA dan HPMC terhadap kestabilan formula masker peel-off selama stabilitas yang dilakukan selama 4 minggu dengan masing-masing suhu. Tiga formula sediaan masker gel peel off yaitu F1 (PVA 10% : HPMC 2%), F2 (PVA 9% : HPMC 3%), dan FIII (PVA 8%: HPMC 4%). Pengujian aktivitas antioksidan pada sediaan dilakukan dengan metode DPPH. Sedangkan, hasil evaluasi (daya lekat, daya sebar, pH, waktu kering, dan viskositas) penelitian dianalisis dengan menggunakan SPSS Kombinasi HPMC dan PVA memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai daya lekat, daya sebar, pH, viskositas, dan waktu mengering. Secara keseluruhan, F III yang memiliki stabilitas paling baik yang dilihat dari hasil uji stabilitas selama 28 hari yang menunjukkan bahwa F III terlah memenuhi persyaratan yang baik.

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN GEL KOMBINASI EKSTRAK SERAI WANGI ( Cymbopogon nardus L)DAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis

No.759 Penyakit kulitbiasanya diakibatkan oleh bakteri, jamur, maupun parasit salahsatu diantaranya yakni Staphylococcus epidermidis bakteri gram positif dan merupakan bakteri flora normal kulit dimana menyerang ketika keadaan imunitas idividu melemah. Penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri ini antara lain jerawat dimana bakteri inidapat memperparah kondisi jerawat tersebut.Serai wangi (Cymbopogon nardus L) dan daun sirih hijau (Piper betle L) mengandung flavonoid, tanin, saponin, dan steroid yang bersifat sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak dan formulasi sediaan gel kombinasi ekstrak serai wangi dan daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermis. Serai wangi dan daun sirih hijau dimaserasi dengan etanol 70%. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram yang terdiri dari 3 kelompok perlakuan masing-masing perbandingan 1:3, 1:5, dan 1:7, kontrol positif uji ekstrak (klindamisin HCL) sedangkan kontrol positif uji sediaan gel (Gel klindamisin 0,1%). Formula sediaan gel kombinasi ekstrak serai wangi dan daun sirih hijau diuji mutu fisik sediaan (organoleptik, daya sebar, pH, viskositas) dan uji aktivitas antibakteri. Dilakukan uji stabilitas dengan metode Cycling test pada sediaan yang memiliki diameter zona hambat terbesar. Hasil penelitian menunjukan bahwa kombinasi ekstrak dan sediaan gel serai wangi dan daun sirih hijau memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococus epidermis pada semua konsentrasi. Aktivitas antibakteri terbesar dan termasuk kategori sangat kuat pada ekstrak dan sediaan gel pada perbandingan 1:7 dengan nilai rerata diameter zona bening sebesar 21,12 mm dikategorikan sangat kuat dan 19,85 mm dikategorikan kuat.