Sebanyak 63 item atau buku ditemukan

FORMULASI DAN EVALUASI GRANUL EFFERVESCENT SARI BUAH KURMA (Phoenix dactylifera L.)

No.148 Buah Kurma satu diantara tanaman yang banyak mengandung nutrisi, seperti mineral, vitamin, serat, karbohidrat, protein, asam lemak, dan asam amino serta mempunyai senyawa antioksidan yang dapat menghambat radikal bebas. Untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam mengonsumsi kurma maka diformulasikan dalam bentuk granul effervescent. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan sediaan granul effervescent sari buah kurma dengan mutu sediaan fisik yang baik. Effervescent ialah campuran antara senyawa asam dan basa, yang akan bereaksi ketika ditambahkan ke dalam air dan menutupi rasa yang tidak diinginkan. Granul effervescent dibuat menjadi 3 formulasi dengan perbandingan variasi antara asam sitrat : asam tartarat : natrium bikarbonat, yaitu FI (1:2:3), FII (2:1:3) dan FIII (2:2:3). Pembuatan effervescent menggunakan metode granulasi basah. Evaluasi karakteristik fisik yang diamati mencakup organoleptik, kadar air, kecepatan alir, sudut istirahat, pH granul dan waktu larut. Berdasarkan dari hasil evaluasi karakteristik mutu fisik yang didapat, formulasi granul effervescent sari buah kurma FII merupakan formulasi yang menghasilkan karakteristik mutu fisik yang baik menurut persyaratan granul effervescent, dengan kadar air 0,668%, kecepatan alir 10,27 g/detik, sudut istirahat 33,43, waktu larut 0,42 menit dan pH 6,1. Berdasarkan hasil analisis Anova, kecuali untuk waktu larut granul, perbandingan perbedaan asam sitrat dan asam tartarat menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam sifat fisik granul effervescent

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SABUN CAIR EKSTRAK ETANOL 96% BONGGOL NANAS (Ananas comosus (L.) (Merr) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus

No.795 Bonggol nanas merupakan jenis limbah nanas yang jarang dikonsumsi oleh masyarakat umum. Flavonoid, saponin, dan tanin merupakan zat antibakteri yang terdapat pada bonggol nanas. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan sabun cair ekstrak bonggol nanas dan menguji sifat antibakterinya. Ekstrak bonggol nanas dibuat melalui proses maserasi dengan pelarut etanol 96% Uji aktivitas antibakteri meliputi tiga kelompok perlakuan dengan konsentrasi 60%, 70%, dan 80%, serta dua kelompok kontrol dengan kontrol positif (Dettol) dan kontrol negatif (akuades steril). Aktivitas antibakteri diuji menggunakan metode difusi cakram. Aktivitas antibakteri ekstrak bonggol nanas dan formulasi sabun cair terhadap Staphylococ- cus aureus ditunjukkan pada semua konsentrasi. Aktivitas antibakteri terkuat ter- dapat pada ekstrak bonggol nanas pada konsentrasi 80% dengan diameter rata-rata 11,70 mm pada ekstrak dan 10,51 mm pada sediaan sabun cair sehingga termasuk dalam kategori kuat. Analisis data menggunakan ANOVA dan uji Duncan menun- jukkan perbedaan yang signifikan antara formulasi sabun cair ekstrak bonggol nanas dan ekstrak bonggol nanas terhadap Staphylococcus aureus. Berdasarkan hasil zona bening dapat disimpulkan bahwa setelah pembuatan sabun cair aktivitas antibakteri ekstrak bonggol nanas menurun