Sebanyak 32 item atau buku ditemukan

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBUCHA KOMBINASI DAUN JAMBU MAWAR (Syzygium jambos) DAN DAUN JAMBU BOL (Syzygium malaccense) DENGAN METODE DPPH (2,2-DIFENIL-1-PIKRILHIDRAZIL)

No.174 Senyawa antioksidan dapat menghambat oksidasi dengan cara menangkap radikal bebas. Salah satu sumber antioksidan adalah kombucha yang merupakan hasil fermentasi cairan teh dan gula. Tujuan penelitian ini untuk menentukan aktivitas antioksidan dari kombucha kombinasi daun jambu mawar (Syzygium jambos) dan daun jambu bol (Syzygium malaccense) (1:3) dengan variasi waktu fermentasi. Kombinasi serbuk simplisia diekstraksi dengan cara infusa dan difermentasi dengan SCOBY (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) selama 4, 6 dan 8 hari. Kombucha, masing-masing hasil fermentasi diuji komponen fitokimia secara kualitatif dan aktivitas antioksidannya diuji dengan metode DPPH. Hasil uji fitokimia menunjukkan semua hasil fermentasi kombinasi daun jambu mawar dan daun jambu bol (1:3) mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan tannin, sedang hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan hasil fermentasi kombucha kombinasi daun jambu mawar dan daun jambu bol (1:3) pada hari ke -6 lebih tinggi (43,59%) dari pada hari ke-8 (39,86%) dan hari ke-4 (9,23%).

FORMULASI DAN STABILITAS GEL EKSTRAK ETANOL DAUN GAHARU (Gyrinops versteegii (Gilg) Domke) DENGAN METODE CYCLING TEST

No.164 Daun gaharu (Gyrinop verteegii (Gilg) Domke) adalah suatua tanaman yang diketahui mempunyai aktivitas antioksidan yang mengandung senyawa flavonoid‚ tanin dan polifenol. Tujuaan penelitian ini membuat formulasi sediaan gel ekstrak etanol daun gaharu (Gyrinop verteegii (Gilg) Domke) serta stabilitas sediaan gel dengan metode cycling test dan uji kimia dengan pengukuran kadar flavonoid total yang menjadi persyaratan sediaan gel yang baik. Sediaan gel dibuat 3 formulasi dengan konsentrasi ekstrak 2%‚ 4% dan 8%. Menguji mutu fisik termasuk uji organoleptik, viskositas, homogenitas, pH, daya sebar serta pengukuran kadar flavonoid total sebagai uji kimia. Hasil uji stabilitas menunjukan sediaan gel stabil ditinjau dari parameter pH, daya sebar serta homogenitas tapi tidak stabil ditinjau dari parameter organoleptik karena terjadi perubahan warna sediaan gel setelah proses cycling test dan dari parameter viskositas karena tidak memenuhi syarat nilai viskositas gel setelah cycling test. . Hasil pengukuran kadar flavonoid total sediaan gel pada formula 3 sebelum cycling test 5,477% dan setelah cycling test 3,180%.

FORMULASI BODY GEL EKSTRAK ETANOL 70% DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.)

No.160 Daun ubi jalar ungu diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid dan tanin yang mempunyai efektivitas antioksidan yang besar. Oleh karena itu ekstrak daun ubi jalar ungu dapat dibuat menjadi sediaan topikal yang dapat melindungi kulit. Formulasi body gel ekstrak etanol daun ubi jalar ungu sampai saat ini belum diketahui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat formula body gel tabir surya dari ekstrak etanol 70% daun ubi jalar ungu dan mengevaluasi karakteristik fisiknya. Ekstrak kental etanol 70% daun ubi jalar ungu diperoleh melalui metode maserasi dengan pelarut etanol 70% dan dievaporasi dengan rotary evaporator suhu 50oC hingga didapatkan ekstrak dan ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan waterbath suhu 40oC sehingga diperoleh ekstrak kental. Sediaan body gel tabir surya dibuat dalam tiga formula (F1, F2, F3) yang mengandung 1%, 2%, dan 3% ekstrak kental etanol 70% daun ubi jalar ungu, dan juga formula kontrol tanpa ekstrak (K(-)). Karakteristik fisik sediaan body gel tabir surya yang diperoleh dievaluasi melalui uji organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, daya sebar serta daya lekat. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol 70% daun ubi jalar ungu dapat diformulasikan sebagai body gel dengan konsentrasi 1%, 2%, 3% dan semua formula yang didapatkan memiliki karakteristik fisik yang memenuhi syarat body gel yang baik, kecuali pada daya sebar. Dari ketiga formula, F3 dengan konsentrasi 3% termasuk formula gel yang baik dengan nilai viskositas 3.900, pH 6,3, daya lekat 03,56 detik.

FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF DARI EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam)

No.159 Daun kelor (Moringa oleifera Lam) merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai antioksidan. Daun kelor mengandung senyawa metabolit sekunder antara lain alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan terpenoid. Flavonoid dalam daun kelor mampu mengurangi efek buruk radikal bebas penyebab kerusakan kulit. Tujuan penelitian ini membuat formulasi sediaan masker gel peel-off dari ekstrak etanol 70% daun kelor serta mengevaluasi sediaan masker gel peel-off melalui uji mutu fisik yang menjadi persyaratan masker gel peel-off yang baik. Ekstrak dibuat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% selama 3×24 jam, lalu diuapkan menjadi ekstrak kental dan dibuat formulasi masker gel peel-off dengan variasi konsentrasi ekstrak 3% (F1), 5% (F2), dan 7% (F3). Pengujian mutu fisik yang dilakukan yaitu uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar, dan uji waktu kering. Hasil evaluasi menunjukkan ketiga formulasi telah memenuhi persyaratan mutu fisik, F2 dengan konsentrasi ekstrak daun kelor 5% merupakan formulasi terbaik dengan nilai pH 5,0, viskositas 2700 Cps, daya sebar 5,79 cm dan waktu kering selama 25 menit.

POTENSI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN METABOLIT SEKUNDER BAKTERI ENDOFIT TANAMAN BAWANG DAYAK (Eleutherine sp.)

No.771 Tanaman bawang dayak (Eleutherine sp.) memiliki banyak manfaat, salah satunya sebagai senyawa antioksidan. Bakteri endofit tanaman bawang dayak (Eleutherine sp.) sebagai bahan uji yang diisolasi dari suatu tanaman inang yang telah diketahui mampu menghasilkan metabolit sekunder yang sama dengan tanaman aslinya. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan isolat bakteri endofit tanaman bawang dayak (Eleutherine sp.) yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi, golongan senyawa aktif yang terkandung dan senyawa aktif yang bersifat antioksidan. Pada penelitian ini, uji aktivitas antioksidan dilakukan secara kualitatif menggunakan metode DPPH dan secara kuantitatif dengan metode ABTS. Hasil pengujian menunjukkan dari 17 isolat bakteri endofit didapat 2 isolat yang menunjukkan adanya aktivitas antioksidan secara kuantitatif. Isolat bakteri endofit tersebut adalah BD TB 1.1 K memiliki nilai IC50 19,31 ppm dan BD TU 4 memiliki nilai IC50 54,40 ppm, dan trolox sebagai kontrol positif sebesar 4,04 ppm. Isolat BD TB 1.1 K dipilih dan diketahui memilliki golongan senyawa flavonoid sebagai antioksidan pada penapisan fitokimia yang dilanjut dengan pengujian analisis GC-MS. Hasil analisis GS-MS diduga senyawa 1-Nonadecene memiliki persentasi kemiripan 96% dan luas area yang tinggi 10,48% dan senyawa ini termasuk dalam golongan hidrokarbon alkena yang juga berperan sebagai metabolit bakteri.