Sebanyak 2386 item atau buku ditemukan

EVALUASI KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PENDERITA ISPA DI KLINIK KIRANA 1 BOGOR

No. 858 Infeksi Saluran Pernafasan Akut merupakan suatu infeksi akut pada struktur saluran nafas yang mengganggu proses pertukaran gas mulai dari bagian hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura) yang sebagian besar disebabkan infeksi virus dan bakteri. Antibiotik adalah obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji kesesuain ketepatan penggunaan antibiotik dengan Pharmaceutical Care berdasarkan asas tepat indikasi, tepat dosis, tepat interval dan tepat lama pemberian obat pada pasien penderita ISPA di Klinik Kirana 1. Data yang digunakan adalah data rekam medis, yang dilakukan secara retrospektif pada pasien remaja akhir sampai manula penderita ISPA periode Juli-Desember 2020. Penelitian bersifat observasional (non eksperimental) retrospektif dan dianalisis secara deskriptif. Data sosiodemografi pasien penderita ISPA paling banyak berjenis kelamin laki-laki sebanyak 53,7% dan usia terbanyak yaitu dewasa awal sebanyak 37,8%. Penggunaan antibiotik terdiri dari Cefixime sebanyak 5 pasien (6,1%), Ciprofloxacin sebanyak 11 pasien (13,4%), kemudian Cefadroxil sebanyak 14 pasien (17,1%) dan Amoxicillin sebanyak 52 pasien (63,4%). Ketepatan penggunaan antibiotik pada pasien penderita ISPA yaitu tepat dosis sebanyak 100%, tepat indikasi sebanyak 100%, tepat lama pemberian sebanyak 36,6%, dan tepat frekuensi pemberian sebanyak 100%. Kata kunci: Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Antibiotik, Ketepatan Antibiotik.

EVALUASI PEMBERIAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PRA OPERASI PADA PASIEN RAWAT INAP POST SECTIO CAESAREA DI RSIA PASUTRI BOGOR

No. 857 Section Caesarea merupakan proses persalinan yang memiliki risiko infeksi lebih besar yaitu 5-20 kali lipat dibandingkan persalinan secara normal. Risiko infeksi ini bisa diturunkan melalui penggunaan antibiotik profilaksis, dengan tujuan mengurangi insiden infeksi luka operasi paska bedah. Penelitian ini dilaksanakan demi mengetahui gambaran sosiodemografi pasien, gambaran penggunaan antibiotik profilaksis berdasar pada empat parameter tepat, yaitu tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, dan tepat waktu pemberian. Empat parameter tersebut merupakan acuan para rumah sakit yang tertuang di dalam SOP tindakan. Parameter tersebut wajib dilakukan untuk menghindari adanya infeksi luka operasi. Penelitian ini termasuk studi deskriptif melalui penggunaan data sekunder, dimana berasal dari rekam medik pasien yang melaksanakan sectio caesar di RSIA Pasutri Bogor periode April-Mei 2020. Hasil penelitian menunjukan dari 133 data rekam medis, profil pasien bedah section caesarea di RSIA Pasutri Bogor pada bulan April-Mei 2020 berdasarkan data sosiodemografi usia diperoleh data terbanyak usia 26-36 tahun 71 pasien (53,4%), Berdasarkan indikasi medis terbanyak yaitu riwayat bekas 70 pasien (52,63%) dan Ketuban Pecah Dini (KPD) 20 pasien (15,4%). Penggunaan antibiotik ceftriaxon 130 Pasien (97,74%) cefotaxime 3 pasien (2,26%.). Hasil evaluasi penggunaan antibiotik profilaksis adalah tepat pasien (100%), tepat dosis (0%), tepat obat (0%), serta tepat waktu pemberian (95,49%). Kata kunci : Pasien, Parameter Ketepatan, Evaluasi Penggunaan Obat

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP DAPATKAN, GUNAKAN, SIMPAN DAN BUANG (DAGUSIBU) OBAT GOLONGAN ANALGETIK DI APOTEK SENTOSA DEPOK

No. 855 Pengetahuan pasien mengenai Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang Obat (DAGUSIBU) obat golongan analgetik masih banyak pasien yang tidak memahami mengenai penggunaan obat yang tepat, sehingga hal ini dapat menyebabkan timbulnya efek samping yang tidak diinginkan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sosiodemografi pasien di Apotek Sentosa Depok, mengetahui bagaimana cara pasien dalam mendapatkan obat, menggunakan obat, menyimpan obat, dan membuang obat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis frequency dengan SPSS versi 26. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cross-sectional dengan teknik purposive sampling. Dengan mengisi kuisioner menggunakan 80 responden dan 20 pernyataan dinyatakan valid setelah diuji validasi menggunakan SPSS. Dari data yang diperoleh menunjukkan lebih banyak responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 66,25% dengan usia dewasa awal (25-35 tahun) sebanyak 42,5%, pendidkan terakhir terbanyak yaitu perguruan tinggi sebanyak 35% dan memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 43,8%. Gambaran tingkat pengetahuan menunjukkan rata-rata tingkat DAGUSIBU pasien yaitu cara mendapatkan obat masuk dalam katagori baik sebesar 78,75%, cara menggunakaan obat masuk dalam katagori cukup dengan presentase 64,375% , cara menyimpan obat masuk dalam katagori cukup dengan presentase 60% dan cara membuang obat masuk dalam katagori cukup dengan presentasi

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN MUTU KOMBUCHA KOMBINASI DAUN JAMBU MAWAR (Syzygium jambos (L.) Alston) DAN DAUN JAMBU BOL (Syzygium malaccense (L.) Merr. & L.M. Perry)

No. 854 Kombucha adalah minuman fermentasi larutan teh dan gula oleh SCOBY (Symbiotic culture of bacteria and yeast) yang bermanfaat sebagai antioksidan. Daun jambu mawar dan daun jambu bol merupakan tanaman yang berpotensi sebagai antioksidan yang dapat dibuat menjadi minuman kesehatan teh kombucha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder, aktivitas antioksidan serta evaluasi sediaan kombucha kombinasi daun jambu mawar dan daun jambu bol. Kombucha daun jambu mawar dan daun jambu bol dibuat dengan perbandingan konsentrasi yang berbeda dengan perbandingan 1:3, 1:5, dan 5:1. Kombucha yang diperoleh dilakukan uji fitokimia, uji organoleptik, uji pH, uji kadar total asam titrasi, dan aktivitas antioksidan. Kombucha kombinasi daun jambu mawar dan daun jambu bol mengandung flavonoid, saponin dan tanin. Kombucha kombinasi daun jambu mawar dan daun jambu bol memiliki kisaran pH 2,8 - 3,0 dan kisaran total asam 1,06 – 1,28%. Aktivitas peredaman radikal bebas DPPH memiliki kisaran inhibisi 76,00% - 84,04%. Aktivitas inhibisi DPPH tertinggi pada kombucha kombinasi daun jambu mawar dan daun jambu bol dengan perbandingan 1:3. Oleh karena itu, kombucha kombinasi daun jambu mawar dan daun jambu bol berpotensi sebagai antioksidan. Kata kunci: Antioksidan, Daun Jambu Mawar, Daun Jambu Bol, Kombucha

EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN DOKTER PADA PASIEN RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM DI RUMAH SAKIT MEDIKA DRAMAGA BOGOR

No. 853 Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat dan kebijakan penggunaan obat yang disepakati staf medis, disusun oleh Komite/Tim Farmasi dan Terapi dan ditetapkan oleh direktur/kepala rumah sakit.Peneliti membandingkan list daftar obat dengan formularium rumah sakit ternyata terdapat nama obat pada list tetapi tidak terdaftar pada formularium untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai evaluasi kesesuaian peresepan dokter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kesesuaian resep pasien umum rawat jalan dengan Formularium Rumah Sakit Medika Dramaga periode bulan Juli sampai September 2019. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data resep meliputi nama pasien, kelas terapi, nama obat, umur pasien, jenis kelamin nama dokter secara retrospektif pada periode Bulan Juli sampai Bulan September 2019. Hasil penelitian menujukan bahwa pasien rawat jalan dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 54%, perempuan 46% dengan rentang umur balita 12%, kanak-kanak 11%, remaja awal 1%, remaja akhir 11%, dewasa awal 22%, dewasa akhir 19%, lansia awal 15%, lansia akhir 9%, manula 0%. Sebanyak 91 resep terdapat persentase kesesuaian berdasarkan resep sebesar 84% dengan Persentase kesesuaian berdasarkan item obat sebesar 88%, persentase obat Generik sesuai formularium sebesar 98% dan Non Generik sesuai formularium sebesar 80%, kesesuaian berdasarkan poliklinik tertinggi pada poli orthopedi 100% dan poli bedah 100%, kesesuaian berdasarkan kelas terapi yang terbanyak yaitu antasida dan antiulkus sebesar 19%. Kata kunci: formularium, rumah sakit, poliklinik

PERBANDINGAN EFEK TERAPI OBAT DISPEPSIA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD SEKARWANGI

No. 852 Penyakit dispepsia merupakan penyakit yang cukup banyak dijumpai di RSUD Sekarwangi. Dispepsia lebih sering disebabkan oleh inhibisi/tukak lambung sehingga merangsang saraf vagus terhubung langsung kepusat muntah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sosiodemografi pasien dan membandingkan efek terapi obat dispepsia pasien rawat inap berdasarkan lama hari rawat. Penelitian bersifat retrospektif. Data gambaran sosiodemografi, dan lama hari rawat inap dilihat pada rekam medis pasien periode Januari 2017-Mei 2021. Terdapat 81 pasien yang memenuhi kriteria serta didapat data sosiodemografi: umur, jenis kelamin, pekerjaan dan data pendidikan terakhir pasien. Data dianalisis secara statistik hasil disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Obat yang digunakan oleh pasien dispepsia dan lama hari rawat pasien yaitu PPI + Sitoprotektif (12%, 3,45 hari), PPI + Antasida (4%, 2,6 hari), PPI + H2 Blocker (5%, 2,75 hari), PPI + Sitoprotektif + Antasida (7%, 3,16 hari), PPI + Sitoprotektif + H2 Blocker (1%, 3 hari),PPI + Sitoprotektif + Prokinetik (1%, 5 hari), PPI + Antasida + H2 Blocker (1%, 7 hari), H2 Blocker + Antasida (4%, 3 hari), H2 Blocker + Sitoprotektif (14%, 2,3 hari), PPI (27%, 3,5 hari), dan H2 Blocker (24%, 2,94 hari). Hasil efek terapi obat dispepsia yang digunakan yaitu terdapat perbedaan yang bermakna dengan. nilai P: 0,755. Kata kunci: Dispepsia, Obat Dispepsia, Efek Terapi.

ANALISIS KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN JANTUNG PADA KELOMPOK YANG DIBERI PIO DAN KELOMPOK YANG TIDAK DIBERI PIO DI RAWAT JALAN RSUD PALABUHANRATU

No. 851 Pemberian informasi obat (PIO) merupakan hal yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena dengan pemberian informasi obat yang baik akan menentukan kepatuhan pasien. Kepatuhan pasien jantung dalam penggunaan obat merupakan salah satu aspek penting dalam penanganan penyakit jantung. Penyakit jantung memasuki kategori 5 besar penyakit yang terbanyak jumlah kunjungannya di Rumah Sakit Umum Daerah Palabuhanratu.Tujuan penelitian ini untuk mengetahuiperbandingan kepatuhan pasien penyakit jantung pada kelompok yang diberi pemberian informasi obat dan tidak diberi pemberian informasi obat di RSUD Palabuhanratu. Desain penelitian yang digunakan adalahquasi eksperimentaldengan rancangan cross sectional dengan pengambilan data primer secara purposive samplinguntuk mengetahui kepatuhan minum obat pasien penyakit jantung pada kelompok yang diberi PIO dan kelompok yang tidak diberi PIO mengunakan MMAS-8 dan lembar checklist. Hasil penelitian menunjukan kepatuhan pasien dengan pemberian informasi obat, sebanyak 56,4% kepatuhan rendah, sebanyak 20,5% kepatuhan sedang, sebanyak 23,1% kepatuhan tinggi dan kepatuhan pasien tanpa pemberian informasi obat sebanyak 71,8% kepatuhan rendah, sebanyak 25,6% kepatuhan sedang, sebanyak 2,6%kepatuhan tinggi. Terdapat perbadingan signifikan kepatuhan minum obat pasien penyakit jantung antara kelompok yang diberi PIO dan kelompok yang tidak diberi PIO dengan nilai signifikansi Uji Mann Whitney 0,001< 0,05. Kata kunci: Pemberian Informasi Obat, Kepatuhan, Penderita Penyakit Jantung.

EKSTRAKSI DAN FORMULASI SEDIAAN EMULSI MINYAK IKAN SIDAT (Anguilla bicolor) DARI PT LAJU BANYU SEMESTA SIDAT LABAS BOGOR

No. 850 Minyak ikan sidat merupakan produk industri bernutrisi tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan. Minyak ikan lebih mudah sebagai sediaan emulsi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan rendemen dan kandungan ekstrak minyak ikan sidat (MIS) hasil ekstraksi metode steam dan pemanggangan, menentukan standar kualitas minyak ikan sidat dan mendapatkan formula emulsi dengan mutu fisik yang baik. Kandungan asam lemak MIS dianalisa menggunakan gas chromatography mass spectrometry (GC-MS). Selanjutnya terhadap ekstrak dengan kandungan asam lemak tertinggi dilakukan pemurnian dan penentuan bilangan peroksida dan kadar free fatty acid (FFA). Hasil penelitian menunjukan bahwa rendemen ekstrak MIS metode steam lebih banyak (0,39%) daripada metode pemanggangan (0,19%). Persentase asam palmitat dengan metode steam 19,44% dan metode pemanggangan 16,78%. Persentase asam oleat dengan metode steam 35,72% dan metode pemanggangan 34,89%. Berat jenis minyak ikan sidat sebesar 0,92g/ml. Minyak ikan sidat memenuhi standar mutu IFOS dengan nilai bilangan peroksida 0,22 mEq/kg dan nilai FFA sebesar 1,33 mgKOH/gram. Emulsi minyak ikan sidat termasuk tipe emulsi minyak dalam air. Pengukuran pH dan viskositas emulsi minyak ikan sidat mengalami kenaikan dan penurunan. Hasil pengukuran pH emulsi diuji dengan metode Kruskal Walis dengan nilai p-value < 0,05 dan uji lanjut Dunn-Bonferoni diperoleh bahwa formula 3 memberikan pH yang berbeda nyata dengan formula 1 dan 2 dengan nilai 5,14 ± 0,28. Berdasarkan uji perbedaan pada uji viskositas diuji dengan metode Anova diperoleh perbedaan yang signifikan formula terhadap viskositas dengan nilai p-value < 0,05 dan uji lanjut Tukey diperoleh bahwa formula 2 dan formula 3 memberikan viskositas yang tidak berbeda nyata dengan nilai 7.458,33 ± 3476,54. Emulsi minyak ikan sidat termasuk rheologi tipe pseudoplastis. Hasil uji hedonik menggunakan uji Friedman dan uji lanjut Dunn- Bonferoni menunjukan bahwa emulsi formula 3 disukai oleh panelis. Kata Kunci : asam lemak, emulsi, ikan sidat, minyak ikan dan stabilitas.

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DOTS PADA PASIEN TB PARU BTA POSITIFDI INSTALASI RAWAT JALANRSUD LEUWILIANG TAHUN 2020

No. 849 TB(Tuberkulosis) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis. Program Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) adalah salah satu cara untuk mengatasi penyakit TB. Angka konversi, angka kesembuhan dan angka drop out merupakan parameter untuk menilai keberhasilan pengobatan dalam program DOTS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar angka konversi, angka kesembuhan dan angka drop out pasien TB Paru BTA Positif dalam program DOTS di Rumah Sakit Umum daerah Leuwiliang selama tahun 2020. Penelitian ini adalah penelitian noneksperimental dengan rancangan deskriptif dan pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Angka konversi, angka kesembuhan dan angka drop out yang diperoleh dibandingkan dengan angka konversi target (>80%), angka kesembuhan target (>85%), dan angka drop out target (<5%) yang ditetapkan World Health Organization (WHO). Perbandingan ini untuk mengetahui keberhasilan program DOTS. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa angka konversi BTA adalah 91,13%, angka kesembuhan 89,16%, dan angka drop out 2,46%, menunjukkan bahwa program DOTS di RSUD Leuwiliang berhasil sesuai dengan yang ditetapkan WHO. Kata kunci : Tuberkulosis, Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS), Evaluasi.