Sebanyak 205 Tugas Akhir ditemukan

FORMULASI KRIM PERONA PIPI DARI EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) SEBAGAI PEWARNA ALAMI KOSMETIK

nO.171 Perona pipi merupakan salah satu kosmetika dekoratif yang digunakan untuk memberikan warna rona pada pipi. Salah satu bahan alam yang dapat dijadikan pewarna alami adalah kayu secang (Caesalpinia sappan L). Ekstrak kayu secang dapat memberikan warna merah sampai dengan merah keunguan karena mengandung pigmen brazilein. Tujuan penelitian ini membuat sediaan krim perona pipi dari ekstrak kayu secang dan mengevaluasi mutu fisik sediaan serta menguji kesukaan (hedonik). Ekstrak kayu secang diperoleh dengan cara infusa dan metode freeze drying. Sediaan krim perona pipi dibuat 3 formula dengan konsentrasi 2,5%, 3%, dan 3,5% ekstrak kering kayu secang. Hasil pengujian organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar dan viskositas menunjukkan mutu fisik yang baik sesuai dengan SNI (16-4399-1996). Hasil pengujian hedonik menunjukkan bahwa sediaan krim perona pipi dengan ekstrak kayu secang konsentrasi 3,5% yang paling disukai.

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN LIP BALM EKSTRAK KAYU SECANG (Cesalpinia sappan L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI

No.170 Lip balm yaitu pelembab bibir dalam bentuk sediaan semi solid dalam bentuk bahan utama yaitu minyak, lemak dan lilin serta berfungsi untuk memberikan perawatan pada kulit bibir dengan anggapan akan memberikan wajah yang lebih percaya diri. Lip balm sendiri yaitu sediaan kosmetik dengan basis hamper sama dengan formulasi lipstick, namun tanpa adanya warna atau trasparan. Banyaknya lip balm yang sudah terdapat warna di mendorong peneliti membuat sediaan lip balm ekstrak kayu secang sebagai pewarna alami dari ekstrak kayu secang (Caesalpinia Sappan L) untuk menghindari pewarna sintetik. Tujuan dari penelitian kali ini membuat sediaan lip balm dengan metode infusa dan konsentrasi warna alami. Dibuat 3 formulasi yaitu 0,3%, 0,6% dan 0,9% dengan ekstrak kering kayu secang lalu dilakukan evalusi sediaan meliputi uji homogenitas, uji pH, uji daya lekat, uji organoleptik dan uji kesukaan. Hasil pengujian evaluasi menunjukan hasil yang baik denganp pengamatan selama 14 hari dan hasil uji kesukaan menunjukan konsentrasi 0,6% yang paling disukai.

EVALUASI MUTU FISIK DAN STABILITAS SEDIAAN HAND SANITIZER CAIR EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU AIR (Syzygium aqueum (Burm.F) Alston)

No.169 Hand sanitizer cair adalah sediaan dengan berbagai kandungan yang cepat membunuh mikroorganisme yang ada di kulit tangan. Ekstrak etanol daun jambu air (Syzygium aqueum (Burm.f) Alston) sudah diketahui berpotensi besar sebagai antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula sediaan hand sanitizer ekstrak daun jambu air yang menghasilkan mutu fisik dan stabilitas terbaik dari variasi konsentrasi ekstrak. Metode penelitian ini adalah pengujian fitokimia daun jambu air dan formulasi hand sanitizer cair ekstrak etanol 96% daun jambu air Syzygium aquem (Brum.f) Alston) dengan lima formulasi sediaan hand sanitizer yaitu F1 (kontrol negatif), F2 (5%), F3 (10%), F4 (15%), dan F5 (kontrol positif). Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sediaan hand sanitizer cair meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, cycling test, dan stabilitas pada suhu penyimpanan. Berdasarkan hasil penelitian ekstrak daun jambu air mengandung senyawa flavonoid, saponin, fenol, dan tannin. Pada F2 dengan konsentrasi 5% menghasilkan pH yaitu sebesar 4,5 memenuhi syarat standar pH kulit, sedangkan pada pengujian homogenitas tidak ada yang memenuhi persyataran homogenitas. Pada uji stabilitas dengan metode cycling test dan stabilitas suhu penyimpanan semua parameter pengujian mutu fisik menghasilkan tidak ada perubahan secara signifikan.

FORMULASI MASKER PEEL-OFF EKSTRAK ETANOL 70% DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomea batatas L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI PVA DAN HPMC

No. 168 Daun ubi jalar ungu (Ipomea batatas L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki senyawa metabolit sekunder salah satunya adalah flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa yang berkhasiat sebagai antioksidan, senyawa ini diperlukan oleh kulit untuk mencegah dan mengurangi efek radikal bebas pada kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi basis PVA dan HPMC terhadap karakteristik fisik sediaan masker peel-off. Metode penelitian ini adalah formulasi masker peel-off ekstrak etanol 70% daun ubi jalar ungu (Ipomea batatas L.) dengan menggunakan kombinasi basis PVA dan HPMC. Tiga formula sediaan masker peel-off yaitu F1 (10%:2%), F2 (9%:3%) dan F3 (8%:4%). Formulasi yang didapat diuji karakteristik masker peel-off meliputi uji organoleptis, viskositas, homogenitas, pH, daya sebar serta waktu mengering. Berdasarkan hasil penelitian F3 menghasilkan karakteristik masker peel-off dengan viskositas yang sesuai syarat yaitu 2700 cps, pH 6, daya sebar 5,77 cm dan waktu mengering 20'19". Berdasarkan hasil evaluasi fisik semua formula dapat diformulasikan menjadi sediaan masker peel-off tetapi pada F1 dan F2 daya sebarnya tidak memenuhi persyaratan.

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN BLUSH ON CREAM EKSTRAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI

No.167 Pewrna pipi atau yang dikenal dengan (blush on) merupakan sediaan kosmetik yang berfungsi untuk memberikan warna dipipi dengan sentuh artistik dan mampu membuat wajah terlihat segar dalam tatarias. Sediaan pewarna pipi (blush on) mempunyai manfaat dapat memperbaiki wajah agar terlihat segar, cantik dan berdimensi. Warna-warna pada pewarna pipi (blush on) terdiri dari warna merah, merah muda, jingga dan kecokelatan. Bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami karena mempunyai kandungan antosianin. Antosianin ialah pigmen tumbuhan yang menghasilkan warna merah pada bunga rosella. Tujuan penelitian ini untuk memberikan bukti bahwa ekstrak bunga rosella dapat digunakan sebagai pewarna alami dan mempunyai mutu fisik yang baik. Pada penelitian ini dibuat formula sediaan blush on cream dengan variasi konsentrasi 2,5% 5% dan 7,5% ekstrak kental bunga rosella kemudian di uji mutu fisik hingga diperoleh formula terbaik. Formula yang dihasilkan kemudian di evaluasi stabilitas dengan metode Cycling Test. Evaluasi meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji pH dan uji viskositas. Hasil pengujian sesudah stabilitas menunjukan sediaan yang dibuat mempunyai mutu fisik yang baik, kecuali pH dan daya lekat tidak memenuhi persyaratan.

SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL 96% DAUN KELOR (Moringa oleifera L) DENGAN VARIASI KONSENTRASI GLISERIN SEBAGAI PELEMBAB

No.166 Antioksidan merupakan zat yang dapat menangkal atau mencegah reaksi oksidasi dari radikal bebas. Daun kelor mengandung tanin, steroid, triterpenoid, flavonoid, saponin, antraquinon, dan alkaloid yang berfungsi sebagai antioksidan. Untuk mempermudah penggunaan antioksidan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk sediaan lotion dengan menggunakan ekstrak etanol 96% daun kelor 0,1%, dengan memvariasikan gliserin sebagai pelembab. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan lotion dari ekstrak daun kelor 0,1% dengan variasi konsentrasi gliserin 5%, 10% dan 15% dan menguji stabilitas fisiknya dengan metode cycling test yang meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji viskositas, uji pH, daya sebar, daya lekat, uji efektivitas lotion sebagai pelembab dengan menggunakan alat skin analyzer, uji aktivitas antioksidan lotion ekstrak etanol 96% daun kelor pada konsentrasi ekstrak sebesar 0,1% dengan metode peredamanradikal bebas DPPH, uji iritasi dari lotion. Lotion ekstrak etanol 96% daun kelor dibuat deret konsentrasi 12,5, 25, 50, 100, dan 200 ppm, kemudian diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometri Uv-Vis pada panjang gelombang 514,5 nm. Lotion ekstrak etanol 96% daun kelor memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 135,072 μg/mL. Lotion ekstrak etanol 96% daun kelor dengan variasi konsentrasi gliserin 5%, 10% dan 15% memiliki nilai efektivitas kelembaban sebesar 44,56%, 50,05% dan 66,26%.

FORMULASI SEDIAAN GEL DARI EKSTRAK DAUN GAHARU (Gyrinops versteegii (Gilg) Domke) TERHADAP LUKA BAKAR MENCIT (Mus musculus)

No.165 Daun gaharu (Gyrinops versteegii (Gilg) Domke) merupakan tanaman yang mengandung senyawa aktif flavonoid, tanin dan fenol. Formulasi sediaan gel diketahui paling efektif dan efisien obat untuk luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula sediaan gel ekstrak etanol 96% daun gaharu yang memiliki efektivitas terhadap luka bakar mencit. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan memformulasikan sediaan gel ekstrak daun gaharu pada konsentrasi 2% (Kelompok I), 4% (Kelompok II), 8% (Kelompok III), kontrol positif (Kelompok IV) dan kontrol negatif (Kelompok V). Uji efektivitas sediaan gel ekstrak daun gaharu dalam proses penyembuhan luka bakar dilakukan selama 14 hari pengamatan. Hasil uji efektivitas sediaan gel ekstrak daun gaharu hingga hari ke-14 adalah Kelompok I (58.66%), Kelompok II (50.00%), Kelompok III (65.33%), Kelompok IV (57.33%), dan Kelompok V (50.66%). Kesimpulan yang didapatkan yaitu hasil perbandingan terbaik ditunjukkan pada kelompok III konsentrasi 8% dengan persentase penyembuhan sebesar 65.33%, sedangkan kelompok perlakuan yang menggunakan Bioplacenton Gel® memperoleh persentase penyembuhan sebesar 57.33% yang artinya formula dengan konsentrasi 8% lebih efektif dalam proses penyembuhan luka bakar dibandingkan dengan Bioplacenton Gel®.

FORMULASI DAN STABILITAS GEL EKSTRAK ETANOL DAUN GAHARU (Gyrinops versteegii (Gilg) Domke) DENGAN METODE CYCLING TEST

No.164 Daun gaharu (Gyrinop verteegii (Gilg) Domke) adalah suatua tanaman yang diketahui mempunyai aktivitas antioksidan yang mengandung senyawa flavonoid‚ tanin dan polifenol. Tujuaan penelitian ini membuat formulasi sediaan gel ekstrak etanol daun gaharu (Gyrinop verteegii (Gilg) Domke) serta stabilitas sediaan gel dengan metode cycling test dan uji kimia dengan pengukuran kadar flavonoid total yang menjadi persyaratan sediaan gel yang baik. Sediaan gel dibuat 3 formulasi dengan konsentrasi ekstrak 2%‚ 4% dan 8%. Menguji mutu fisik termasuk uji organoleptik, viskositas, homogenitas, pH, daya sebar serta pengukuran kadar flavonoid total sebagai uji kimia. Hasil uji stabilitas menunjukan sediaan gel stabil ditinjau dari parameter pH, daya sebar serta homogenitas tapi tidak stabil ditinjau dari parameter organoleptik karena terjadi perubahan warna sediaan gel setelah proses cycling test dan dari parameter viskositas karena tidak memenuhi syarat nilai viskositas gel setelah cycling test. . Hasil pengukuran kadar flavonoid total sediaan gel pada formula 3 sebelum cycling test 5,477% dan setelah cycling test 3,180%.

KRIM TABIR SURYA EKSTRAK ETANOL 96% DAUN YAKON (Smallanthus sonchifolius (Poepp.) H.Rob.)

No.163 Sinar matahari mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan, di samping itu paparan sinar matahari berlebih juga dapat menyebabkan kulit menebal, kehilangan kekenyalan, dan kulit menjadi keriput. Pemanfaatan susunan tabir surya adalah salah satu cara perlindungan kulit dari sinar matahari. Daun yakon (Smallanthus sonchifolius (Poepp.) H. Rob) memiliki kandungan flavonoid dan fenolik yang tinggi sehingga cenderung dimanfaatkan sebagai bahan aktif yang berfungsi dalam pembuatan krim tabir surya. Tujuan dibalik tinjauan ini adalah untuk memformulasi dan menentukan potensi sediaan krim tabir surya dengan berbagai variasi konsentrasi ekstrak etanol daun yakon. Ekstraksi serbuk daun yakon dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Hasil rendemen ekstrak yang di dapat sebesar 6,5%. Kemudian, dibuat sediaan krim tabir surya dengan variasi konsentrasi ekstrak: tanpa ekstrak (F1); 0,1% (F2); 0,5% (F3); 1% (F4); dan 2% (F5). Kelima formula diuji karakteristik mutu fisik dan nilai SPF-nya. Berdasarkan hasil uji yang diperoleh, ekstrak daun yakon dapat dibuat sediaan krim tabir surya dan memenuhi persyaratan uji karakteristik mutu fisik yaitu organoleptis, homogenitas, viskositas, daya sebar, pH, dan daya lekat. Nilai SPF yang di dapat dari F1, F2, F3, F4, dan F5 berturut-turut sebesar 0,504; 0,845; 1,214; 2,693 (proteksi minimal); 4,127 (proteksi sedang). Semakin banyak penambahan jumlah konsentrasi ekstrak daun yakon, maka semakin besar juga nilai SPF yang didapat.

FORMULASI DAN UJI ORGANOLEPTIK HAND SANITIZER EKSTRAK ETANOL 96% DAUN JAMBU AIR (Syzygium aqueum (Burm.f.) Alston)

No.162 Hand sanitizer merupakan salah satu jenis kosmetik yang sering digunakan sebagai pembersih tangan. Daun jambu air (Syzygium aqueum (Burm.f.) Alston) memiliki kandungan kimia fenol, saponin,tannin dan flavonoid yang mempunyai aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk membuat hand sanitizer dari ekstrak daun jambu air serta menguji mutu fisik dan uji hedonik sediaan. Penelitian ini meliputi pembuatan simplisia, penetapan kadar air, uji fitokimia, ekstraksi dan pembuatan hand sanitizer 5, 10 dan 25%. Hasil penelitian menyatakan bahwa daun jambu air memiliki kadar air 3,44%. Rendeman yang didapatkan sebesar 4,61%. Kandungan metabolit sekunder ekstrak etanol mengandung flavonoid, fenol, saponin dan tannin. Hasil uji mutu fisik dan uji hedonik warna, aroma, tekstur, sifat penggunaan serta tingkat penyerapan menyatakan formula hand sanitizer ekstrak etanol daun jambu air 25% memiliki mutu fisik yang sesuai dan paling diminati oleh panelis.