No. 853 Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat dan kebijakan penggunaan
obat yang disepakati staf medis, disusun oleh Komite/Tim Farmasi dan Terapi dan
ditetapkan oleh direktur/kepala rumah sakit.Peneliti membandingkan list daftar
obat dengan formularium rumah sakit ternyata terdapat nama obat pada list tetapi
tidak terdaftar pada formularium untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian
mengenai evaluasi kesesuaian peresepan dokter. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik dan kesesuaian resep pasien umum rawat jalan dengan
Formularium Rumah Sakit Medika Dramaga periode bulan Juli sampai September
2019. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data resep meliputi
nama pasien, kelas terapi, nama obat, umur pasien, jenis kelamin nama dokter
secara retrospektif pada periode Bulan Juli sampai Bulan September 2019. Hasil
penelitian menujukan bahwa pasien rawat jalan dengan jenis kelamin laki-laki
sebanyak 54%, perempuan 46% dengan rentang umur balita 12%, kanak-kanak
11%, remaja awal 1%, remaja akhir 11%, dewasa awal 22%, dewasa akhir 19%,
lansia awal 15%, lansia akhir 9%, manula 0%. Sebanyak 91 resep terdapat
persentase kesesuaian berdasarkan resep sebesar 84% dengan Persentase
kesesuaian berdasarkan item obat sebesar 88%, persentase obat Generik sesuai
formularium sebesar 98% dan Non Generik sesuai formularium sebesar 80%,
kesesuaian berdasarkan poliklinik tertinggi pada poli orthopedi 100% dan poli
bedah 100%, kesesuaian berdasarkan kelas terapi yang terbanyak yaitu antasida dan
antiulkus sebesar 19%.
Kata kunci: formularium, rumah sakit, poliklinik
No. 211 Obat High2Alert adalah2obat yang perlu diwaspadai2karena sering
menyebabkan2terjadi2kesalahan atau kesalahan serius2(Sentinel Event) dan obat
yang beresiko tinggi2menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak2Diinginkan (ROTD).
Penyimpanan adalah bagian dari sistem manajemen obat2yang meliputi
penandaan label High Alert pada kemasan primer dan sekunder obat-obat
High2Alert, penandaan label2Double Check pada kemasan2primer dan
sekunder2obat-obat High2Alert, penandaan label2LASA pada wadah
penyimpanan obat LASA, penyimpanan obat LASA diselingi dengan dua sediaan
obat dan menyimpan sesuai suhu dan penempatan perbekalan farmasi.
Tujuan2penelitian ini2untuk menggambarkan tujuan penyimpanan2obat
High2Alert2di Rumah Sakit Trimitra Cibinong Kabupaten Bogor. Metode
penelitian ini dilakukan dengan survei terhadap kelompok obat High Alert
kemudian dilakukan Cross Chek terhadap lembar check list, dideskripsikan
kemudian diambil kesimpulan. Persentase kesesuaian pada Trolley Emergency
IGD, Trolley Emergency HCU dan Trolley Emergency OK didapatkan persentase
sebesar 14,28% dengan kategori kurang baik dan persentase kesesuaian
penyimpanan pada Apotik Instalasi Farmasi sebesar 52,45% dengan kategori
cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata persentase
kesesuaian penyimpanan obat High Alert di Rumah Sakit Trimitra Cibinong
sebesar 23,825 dengan kategori kurang baik atau tidak2sesuai dengan2Standar
Prosedur Operasional2(SPO) Rumah Sakit Trimitra, selanjutnya tenaga kesehatan
harus lebih waspada terhadap penyimpanan2obat High2Alert.
Kata kunci : Penyimpanan2obat High2Alert, Rumah Sakit
No. 205 Diare merupakan suatu kondisi dimana buang air besar dengan konsistensi lembek
atau cair, dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali
atau lebih) dan kebanyakan pasien diare menderita diare akut ringan sampai
sedang yang berlangsung kurang dari 14 hari. Penatalaksanaan diare akut terhadap
anak menurut World Gastroenterology Organization (2012) yaitu terdiri dari
terapi zink, terapi probiotik, dan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui ketepatan peresepan zink, probiotik dan antibiotik pada pasien
pediatri diare di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Trimitra Cibinong. Penelitian
ini termasuk penelitian jenis non-eksperimental, pengambilan data dilakukan
secara restropektif observasional dan dianalisis secara deskriptif menggunakan
SPSS versi 26 dengan uji distribusi frekuensi. Pengambilan sampel diambil
sebanyak 106 pasien data rekam medik dengan metode total sampling. Hasil
penelitian menunjukan pasien yang paling banyak menderita diare adalah laki-
laki (61,32%) dengan usia pasien pediatri >1-3 tahun (46,23%). Penggunaan
terapi obat zink dengan probiotik sebanyak (63,21%). zink sebanyak (9,43%) dan
probiokid sebanyak (20,75%). Pada pemakaian terapi antibiotik yang sering
digunakan adalah terapi golongan sefalosforin sebanyak (48,11%) seperti
(Ceftriaxon, Cefixime dan Cefotaxime). Hasil evaluasi ketepatan berdasarkan
pada tepat pasien sebanyak (98,11%), tepat obat sebanyak (95,28%), dan tepat
dosis sebanyak (98,11%).
Kata Kunci: pediatri diare, evaluasi ketepatan pengobatan diare
No. 203 Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menginfeksi sel-sel
sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsinya. Acquired
Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul
karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV. Penderita
HIV/AIDS memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral (ARV) untuk
menurunkan jumlah virus HIV didalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium
AIDS serta untuk mencegah terjadinya infeksi opportunistik dan kompikasinya.
RSUD Cileungsi merupakan salah satu rumah sakit yang mempunyai pasien
penderita HIV/AIDS. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran
tingkat kepatuhan pasien HIV/AIDS dalam mengkonsumsi obat ARV di RSUD
Cileungsi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental yang
dirancang secara deskriptif melalui pendekatan cross sectional , dengan
pengambilan data primer secara prospektif dengan cara pengumpulan kuesioner
dari responden yang menerima terapi obat ARV di RSUD Cileungsi diambil dengan
menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian dari total 58 responden yaitu
yang paling banyak adalah jenis kelamin laki-laki sebanyak 39 responden (67%),
usia 26-35 tahun sebanyak 34 responden (59%), pendidikan SMA/SMK sebanyak
38 responden (66%), bekerja sebanyak 35 responden (60%), obat ARV yang paling
banyak yaitu Tenofovir (TDF) + Lamivudine (3TC) + Efavirenz (EFV) atau disebut
juga dengan Fixed Doses Combination (FDC) sebanyak 45 responden (88%),
tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 36 responden (62%), tingkat kepatuhan sedang
sebanyak 19 responden (33%) dan tingkat kepatuhan rendah sebanyak 3 responden
(5%).
Kata kunci : HIV/AIDS, obat ARV, tingkat kepatuhan.
No.194 Pengendalian persediaan obat sangat penting untuk menjamin efekfitas dan efisiensi
pengelolaan persediaan obat itu sendiri, karena pengendalian persediaan obat yang
tidak tepat dapat menyebabkan kekurangan atau kelebihan stok. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelompokkan item obat berdasarkan analisis
ABC dan untuk mengetahui hasil analisis metode Minimum – Maximum Stock Level
di Apotek Kimia Farma 389 Nusantara Depok. Sampel yang diambil menggunakan
data retrospektif berupa data pemakaian bulan Juli – Desember 2020. Enam puluh
enam jenis obat yang memenuhi kriteria inklusi serta kriteria eksklusi pada obat
kategori A hasil Metode Analisis Nilai Pakai menjadi sampel penelitian ini. Hasil
penelitian menunjukkan kesesuaian Smin sistem Kimia Farma dengan Smin hitung
terdapat 30 item (45.45%) yang Smin sistemnya melebihi 100 % Smin hitung, terdapat
33 item (54.55%) yang Smin sistemnya kurang dari 100 % Smin hitung. Sedangkan
hasil perbandingan Smax sistem Kimia Farma dengan Smax hitung terdapat 30 item
(45.45%) yang Smax sistemnya melebihi 100% Smax hitung, terdapat 33 item
(54,55%) yang Smax sistemnya kurang dari 100% Smax hitung. Data tersebut
menunjukkan Smin dan Smax yang ada di sistem Kimia Farma belum sesuai dengan
Smin dan Smax hitung. Hal ini berpotensi menyebakan terjadinya obat yang
mengalami stock out karena Smin sistem kurang dari Smin hitung dan ada beberapa
obat yang mengalami stock over karena Smax sistem lebih dari Smax hitung.
No.176 Kepuasan pasien merupakan salah satu tolak ukur yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan pelayanan kefarmasian. Pasien yang puas terhadap
pelayanan yang diberikan oleh tenaga kefarmasian menunjukkan bahwa
pelayanan yang diberikan tersebut sesuai dengan yang diharapkan pasien atau
bahkan lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran data
sosidemografi dan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien BPJS rawat jalan
terhadap pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi RS Medika Dramaga Bogor.
Penelitian ini bersifat prospektif observasional, dimana data yang digunakan
adalah data primer berupa kuesioner, kemudian diolah dengan menggunakan
aplikasi spss versi 17. Berdasarkan hasil penelitian dari 100 reseponden
menunjukkan jenis kelamin perempuan sebanyak 65%, usia 36 – 45 tahun
sebanyak 45%, tingkat pendidikan tertinggi SMA/SMK 47% dan responden
pedagang sebanyak 23%. Data menggunakan analisis univariat menunjukkan
kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian bahwa dimensi keandalan
sebesar (89%), ketanggapan (79%), empati (78%), jaminan (80%), dan bukti
langsung (75%). Rata–rata tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
kefarmasian di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Medika Dramaga Bogor 2020
pasien merasa puas sebesar (80%).
No.156 Tuberkulosis adalah jenis penyakit menular yang diakibatkan oleh kuman
Mycobacterium Tuberkulosis. Bakteri Tuberkulosis menginfeksi paru-paru, serta
sebagian organ tubuh lainya. Bakteri ini masuk tubuh manusia melalui paru-paru,
kemudian bakteri tersebut menyebar dari paru-paru ke organ tubuh yang lain
melalui darah, kelenjar getah bening, saluran pernapasan, dan menyebar langsung
ke organ tubuh yang lain. Keberhasilan pengobatan tuberkulosis sangat ditentukan
oleh kepatuhan pasien dalam meminum obat. Prevalensi penderita tuberkulosis di
daerah citeureup dan sekitarnya cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran tingkat kepatuhan pasien rawat jalan penderita tuberkulosis
dalam melakukan pengobatan tuberkulosis yang dideritanya. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian non eksperimental dengan data prospektif yaitu data primer
yang berhubungan dengan sosiodemografi pasien. Hasil penelitian ini menurut
sosiodemografi berdasarkan umur pasien terbesar didapatkan dari kelompok usia
36 – 45 tahun dengan 24%. Berdasarkan jenis kelamin persentas terbesar adalah
jenis kelamin laki-laki dengan 62%. Berdasarkan tingkat pekerjaan persentase
terbesar adalah jenis pekerjaan sebagai pegawai swasta sebanyak 41% dan
persentase pasien terbesar berdasarkan tingkat pendidikan adalah tingkat
pendidikan setara SMA sebanyak 47%. Kuesioner MMAS-8 digunakan untuk
mengukur tingkat kepatuhan pengobatan yang dilakukan. Hasil penelitian dari 80
responden didapatkan sebanyak 63% mempunyai tingkat kepatuhan yang tinggi,
36% sedang dan hanya 1% mempunyai tingkat kepatuhan yang rendah dalam
melakukan pengobatan tuberkulosis.
No.791 Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan terpadu untuk mengidentifikasi,
mencegah, dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan
dengan kesehatan. Kepuasan merupakan perasaaan yang muncul yaitu senang atau
kecewa pada seseorang yang telah membandingkan hasil kinerja dan harapan.
Pelayanan dan kepuasan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena
dengan kepuasan pihak terkait dapat saling mengoreksi sejauh mana pelayanan
yang diberikan semakin baik atau buruk. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan farmasi
di Puskesmas Bogor Selatan. Penelitian ini bersifat non-eksperimental dilakukan
secara deskriptif dengan prospektif menggunakan kuesioner. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh pasien BPJS rawat jalan yang mengambil obat di
Instalasi Puskesmas Bogor Selatan periode April-Juni 2021. Sampel penelitian
yang diambil secara random sampling yaitu sebanyak 97 orang. Hasil dari
penelitian ini kategori jenis kelamin tertinggi perempuan 59 orang (60,8%), usia
paling banyak 26-35 tahun (33%), pekerjaan karyawan swasta 30 orang (30,9%),
pendidikan SMA 52 orang (53,6%). Tentang tingkat kepuasan pasien di Instalasi
Puskesmas Bogor Selatan menunjukkan bahwa kategori tingkat kepuasan yaitu
pada dimensi kehandalan sebanyak (79,24%), dimensi ketanggapan (77,7%),
dimensi jaminan (80,64%), dimensi empati (79,06%), dan terakhir yaitu dimensi
bukti fisik sebanyak (77,55%). Hasil data dapat disimpulkan bahwa tingkat
kepuasan pelayanan kefarmasian pada pasien rawat jalan di Instalasi Puskesmas
Bogor Selatan berdasarkan 5 dimensi adalah puas dengan persentase sebanyak
(78,84%)