Sebanyak 332 item atau buku ditemukan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI MADRASAH ALIYAH DALAM SWAMEDIKASI BATUK DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA BOGOR PERIODE APRIL – MEI TAHUN 2021

No.161 Swamedikasi adalah upaya yang paling sering dilakukan oleh masyarakat untuk mengatasi gejala penyakit sebelum mencari bantuan dari tenaga kesehatan. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan- keluhan dan penyakit ringan seperti batuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan swamedikasi santri Madrasah Aliyah terhadap penyakit batuk di Pondok Pesantren Miftahul Huda Bogor. Penelitian ini bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 86 responden dengan kriteria pernah melakukan swamedikasi batuk. Kuesioner terdiri dari 20 item pernyataan pilihan benar salah yang terbagi menjadi 8 indikator. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan menggunakan persentase dan pembahasan. Hasil penelitian ini adalah 39,5% berjenis kelamin laki-laki, 60,5% berjenis kelamin perempuan, usia paling banyak 16-19 tahun 70,9%, tingkat kelas paling banyak 11 Aliyah 57%, pengetahuan swamedikasi batuk responden berdasar indikator yang menjawab dengan benar tentang definisi batuk (70,9%), jenis - jenis batuk (97,65%), penyebab dan cara mencegah batuk (93,9%), aturan minum obat batuk (91,06%), terapi farmakologis dan non farmakologis (93,96%), stabilitas obat (84,85%), penyakit lain yang berhubungan dengan batuk (95,35%) dan efek samping obat batuk (88,4%). Dari hasil 8 indikator yang diperoleh menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan baik tentang swamedikasi batuk sebesar 96,5%, dan responden dengan tingkat pengetahuan cukup sebesar 3,5 %.

FORMULASI BODY GEL EKSTRAK ETANOL 70% DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.)

No.160 Daun ubi jalar ungu diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid dan tanin yang mempunyai efektivitas antioksidan yang besar. Oleh karena itu ekstrak daun ubi jalar ungu dapat dibuat menjadi sediaan topikal yang dapat melindungi kulit. Formulasi body gel ekstrak etanol daun ubi jalar ungu sampai saat ini belum diketahui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat formula body gel tabir surya dari ekstrak etanol 70% daun ubi jalar ungu dan mengevaluasi karakteristik fisiknya. Ekstrak kental etanol 70% daun ubi jalar ungu diperoleh melalui metode maserasi dengan pelarut etanol 70% dan dievaporasi dengan rotary evaporator suhu 50oC hingga didapatkan ekstrak dan ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan waterbath suhu 40oC sehingga diperoleh ekstrak kental. Sediaan body gel tabir surya dibuat dalam tiga formula (F1, F2, F3) yang mengandung 1%, 2%, dan 3% ekstrak kental etanol 70% daun ubi jalar ungu, dan juga formula kontrol tanpa ekstrak (K(-)). Karakteristik fisik sediaan body gel tabir surya yang diperoleh dievaluasi melalui uji organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, daya sebar serta daya lekat. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol 70% daun ubi jalar ungu dapat diformulasikan sebagai body gel dengan konsentrasi 1%, 2%, 3% dan semua formula yang didapatkan memiliki karakteristik fisik yang memenuhi syarat body gel yang baik, kecuali pada daya sebar. Dari ketiga formula, F3 dengan konsentrasi 3% termasuk formula gel yang baik dengan nilai viskositas 3.900, pH 6,3, daya lekat 03,56 detik.

FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF DARI EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam)

No.159 Daun kelor (Moringa oleifera Lam) merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai antioksidan. Daun kelor mengandung senyawa metabolit sekunder antara lain alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan terpenoid. Flavonoid dalam daun kelor mampu mengurangi efek buruk radikal bebas penyebab kerusakan kulit. Tujuan penelitian ini membuat formulasi sediaan masker gel peel-off dari ekstrak etanol 70% daun kelor serta mengevaluasi sediaan masker gel peel-off melalui uji mutu fisik yang menjadi persyaratan masker gel peel-off yang baik. Ekstrak dibuat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% selama 3×24 jam, lalu diuapkan menjadi ekstrak kental dan dibuat formulasi masker gel peel-off dengan variasi konsentrasi ekstrak 3% (F1), 5% (F2), dan 7% (F3). Pengujian mutu fisik yang dilakukan yaitu uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar, dan uji waktu kering. Hasil evaluasi menunjukkan ketiga formulasi telah memenuhi persyaratan mutu fisik, F2 dengan konsentrasi ekstrak daun kelor 5% merupakan formulasi terbaik dengan nilai pH 5,0, viskositas 2700 Cps, daya sebar 5,79 cm dan waktu kering selama 25 menit.

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RESEP TUNAI DI APOTEK KIMIA FARMA JUANDA BOGOR

No.158 Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian.Salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pelayanan kefarmasian di apotek adalah dengan studi kepuasan pelanggan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sosiodemografi konsumen , tingkat kepuasan konsumen dan mengetahui nilai kesenjangan (selisih antara harapan dan kenyataan) pasien resep tunai terhadap pelayanan di Apotek Kimia Farma No. 7 Bogor. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan Single Cross Sectional Study (pendekatan dengan observasi atau pengumpulan data sekaligus dalam kondisi waktu tertentu).Responden yang dipilih adalah pengunjung Apotek Kimia Farma 07 yang datang untuk menebus resep dengan metode non propability sampling dengan jumlah tertentu. Tingkat kepuasan konsumen diukur menggunakan model SERVQUAL (Service Quality) terhadap 5 dimensi kualitas layanan yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty..Hasil penelitian menunjukan presentase tingkat kepuasan konsumen rata-rata sebesar 95,02%. Dimensi tangibel merupakan dimensi yang paling memerlukan perbaikan karena nilai rata-rata kesenjangan paling tinggi yaitu minus 0,283 dan tingkat kepuasan terendah diantara yang lain yaitu 94,27 %. Dan dimensi yang paling tinggi adalah dimensi responsive dengan tingkat kesenjangan adalah minus 0,202 dan tingkat kepuasan 95,74%.

PENGARUH KEPATUHAN PENGGUNAAN KRIM PERMETRIN TERHADAP EFEK TERAPI SCABIES SANTRI PUTRA DI PESANTREN DARUL MUTTAQIEN BOGOR TAHUN 2021

No.157 Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei, yang penularannya terjadi secara kontak langsung. Penyakit skabies umumnya menyerang individu yang hidup berkelompok seperti asrama dan pesantren. Prevalensi skabies di Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor terlihat meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kepatuhan penggunaan krim permetrin (obat skabies) terhadap efek terapi skabies pada santri putra di Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan menggunakan metode deskripif untuk melihat gambaran tingkat kepatuhan terhadap efektifiktas penggunaan krim permethrin pada pasien skabies di Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor . Total populasi 100 santri putra. 80 santri sebagai sampel diambil berdasarkan rumus Slovin. Analisis data menggunakan metode Chi-Square dengan taraf signifikansi 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada pengaruh yang signifikan antara kepatuhan dengan efek terapi obat skabies dengan P-Value >0,05.

GAMBARAN TINGKAT KEPATUHAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS PASIENRAWAT JALAN DI RUMAH SAKITANNISA CITEUREUP

No.156 Tuberkulosis adalah jenis penyakit menular yang diakibatkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Bakteri Tuberkulosis menginfeksi paru-paru, serta sebagian organ tubuh lainya. Bakteri ini masuk tubuh manusia melalui paru-paru, kemudian bakteri tersebut menyebar dari paru-paru ke organ tubuh yang lain melalui darah, kelenjar getah bening, saluran pernapasan, dan menyebar langsung ke organ tubuh yang lain. Keberhasilan pengobatan tuberkulosis sangat ditentukan oleh kepatuhan pasien dalam meminum obat. Prevalensi penderita tuberkulosis di daerah citeureup dan sekitarnya cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan pasien rawat jalan penderita tuberkulosis dalam melakukan pengobatan tuberkulosis yang dideritanya. Jenis penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan data prospektif yaitu data primer yang berhubungan dengan sosiodemografi pasien. Hasil penelitian ini menurut sosiodemografi berdasarkan umur pasien terbesar didapatkan dari kelompok usia 36 – 45 tahun dengan 24%. Berdasarkan jenis kelamin persentas terbesar adalah jenis kelamin laki-laki dengan 62%. Berdasarkan tingkat pekerjaan persentase terbesar adalah jenis pekerjaan sebagai pegawai swasta sebanyak 41% dan persentase pasien terbesar berdasarkan tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan setara SMA sebanyak 47%. Kuesioner MMAS-8 digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan pengobatan yang dilakukan. Hasil penelitian dari 80 responden didapatkan sebanyak 63% mempunyai tingkat kepatuhan yang tinggi, 36% sedang dan hanya 1% mempunyai tingkat kepatuhan yang rendah dalam melakukan pengobatan tuberkulosis.

PENGARUH STABILITAS GEL EKSTRAK DAUN GAHARU (Gyrinops Versteegii (Gilg) Domke) TERHADAP KANDUNGAN FLAVONOID

No.155 Daun Gaharu (Gyrinop verteegii) adalah daun mempunyai senyawa metabolit sekunder yaitu senyawa terpenoid, flavonoid dan fenol yang dapat digunakan sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh stabilitas sediaan gel pada suhu 40°C, 4°C dan 25°C serta mengetahui kadar flavanoid total dari sediaan gel. Dilakukan pengukuran untuk mengetahui kadar flavanoid total ekstrak daun gaharu (Gyrinop verteegii) dan hasil menunjukkan sebesar sebesar 4,7227%, sedangkan pada sediaan gel pada konsentrasi 8% yaitu 3,6572%. Kemudian sediaan di uji stabilitas dengan metode dipercepat selama 5 minggu meliputi uji organoleptik, uji Ph, Viskositas, Homogenitas, dan daya sebar. Didapatkan hasil bahwa sediaan gel pada suhu 25°C menunjukkan bahwa stabil pada hasil evaluasi parameter organoleptis, homogenitas, daya sebar dan tidak stabil pada viskositas .Dan hasil kadar flavanoid sediaan gel selama stabilitas bahwa suhu 25°C menunjukkan bahwa adanya penurunan kadar flavanoid yang rendah.

GAMBARAN TINGKAT KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH GEDONG PANJANG KOTA SUKABUMI

No.154 Hipertensi menjadi salah satu kasus dengan prevalensi cukup tinggi. Kepatuhan1adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang mengobatinya maupun berupa terapi non-farmakologi sebagai modifikasi gaya hidup. Terapi farmakologi dan non-farmakologi pada pengobatan hipertensi dengan adanya hubungan dengan karakteristik responden1seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, Pendidikan terakhir hal tersebut mempengaruhi tingkat kepatuhan untuk mencapai keberhasilan pengobatan. Penelitian ini bertujuan1untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan2pasien hipertensi di wilayah Gedong Panjang Kota Sukabumi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan yang dilakukan dengan cara cross senctional study. Penelitian ini menggunakan2Teknik purposive sampling. data diperoleh dari pengamatan langsung dan pengisian kuesioner. Wawancara dilakukan pada pasien2hipertensi di wilayah Gedong Panjang. Hasil penelitian ini2menunjukan bahwa dari 100 responden yang diteliti pada tingkat kepatuhan terapi farmakologi dengan tingkat kepatuhan tinggi yaitu 7 (7,00%), tingkat kepatuhan sedang yaitu 61 (61,00%), dan tingkat kepatuhan rendah yaitu 32 (32,00%) Responden. Sedangkan pada terapi non-farmakologi menunjukan tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 5 (5,00%), tingkat kepatuhan sedang menunjukan 66 (66,00%), dan tingkat kepatuhan rendah sebanyak 29 (29,00%) responden. Menunjukan bahwa tingkat kepatuhan pasien hipertensi di wilayah Gedong Panjang Kota Sukabumi mayoritas berada pada tingkat kepatuhan sedang, bahwa perlu adanya peningkatan seperti edukasi, dorongan dari lingkungan

PROFIL PENGGUNAAN OBAT KEMOTERAPI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BOGOR PADA PERIODE OKTOBER - DESEMBER 2020

No.153 Kanker disebut juga dengan tumor atau neoplasma ganas merupakan jaringan abnormal yang terbentuk oleh sekumpulan sel (jaringan) yang pertumbuhannya terus-menerus tidak terbatas dan tidak terkoordinasi dibandingkan dengan jaringan normal yang berada di sekitarnya. Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan sitostatik dalam terapi kanker yang dapat menghambat proliferasi sel kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pengobatan kemoterapi yang ada di RSUD Kota Bogor periode Oktober-Desember 2020, gambaran sosiodemografi umur, jenis kelamin, dan diagnosa serta regimen obat kanker tertinggi yang menjalani pengobatan kemoterapi. Penelitian ini bersifat Retrospektif, data diperoleh dari rekam medis pasien. Populasi yang di dapat sebanyak 525 pasien, diolah sesuai dengan cara purposive sampling menggunakan rumus slovin diperoleh 227 sampel. Hasil terbanyak yaitu untuk jenis kelamin perempuan 204 pasien (89,87%), umur 36-45 tahun 78 pasien (34,36%), diagnosa ca mamae (kanker payudara) 161 pasien (70,93%), regimen monoterapi zoledronic acid 12 pasien (5,29%) regimen kombinasi FAC (5-FU+ Adriamicin + Cyclophospamide) 147 pasien (64,76%).

GAMBARAN KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK PENYAKIT ISPA PADA PASIEN ANAK PERIODE JANUARI – MARET 2020 DI KLINIK PANDAWA RAYA

No.152 Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah proses infeksi akut yang berlangsung selama 14 hari, yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran kerasionalan penggunanaan antibiotik berdasarkan tepat dosis antibiotik dan tepat interval waktu pemberian obat di Klinik Pandawa Raya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian cross sectional dengan menganalisis data pasien secara retrospektif dimana data dilihat dari rekam medis dan resep pasien. Dari 92 sampel didapatkan 65,2% pasien berjenis kelamin laki – laki dan 34,8% berjenis kelamin perempuan, karakteristik berdasarkan usia paling banyak yaitu kelompok 1 - 5 tahun yaitu 58,7%, Penggunaan Antibiotik untuk penyakit ISPA di klinik Pandawa Raya terbanyak yaitu Eritromisin tablet 62,0%, Kerasionalan obat berdasarkan tepat dosis yaitu under dosis 50%, tepat dosis 33,7%, dan over dosis 16,3%, kerasionalan obat berdasarkan interval waktu pemberian obat dinyatakan 100% tepat interval waktu pemberian obat.