Sebanyak 61 item atau buku ditemukan

PERBANDINGAN WAKTU TUNGGU PASIEN UMUM DAN BPJS DI INSTALASI FARMASI RSUD PALABUHANRATU

No.187 Instalasi farmasi di sebuah rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya. Oleh karena itu, instalasi farmasi dituntut untuk terus meningkatkan mutu pelayanannya. Waktu tunggu pasien dalam menebus resep menjadiasalah satu hal penting yang perlu diperhatikan untuk tujuan peningkatan mutu pelayanan instalasi farmasi. Atas dasar halnyatersebut, penelitian ini dilakukan untuk menghitung dan membandingkan perbedaan waktu tunggu antara pasien umum dan pasien BPJS dalam penebusan resep di instalasi farmasi RSUD Palabuhanratu. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung (observasi) dengan melakukan pencatatan data berupa lama waktu tunggu untuk setiap pasien umum dan BPJS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata waktu tunggu pasien BPJS sedikit lebih lama dibanding pasien umum karena ada perbedaan urutan proses pelayanan sesuai SOP yang berlaku.

INHIBISI ENZIM α-GLUKOSIDASE FORMULASI MINUMAN SERBUK SARI JAHE MERAH (Zingiberis officinale Roscoe) SEBAGAI ANTIDIABETES

No.182 Penyakit degeneratif diabetes melitus adalah penyakit metabolit akibat resistensi insulin pada sel pankreas sehingga meningkatkan kadar glukosa darah. Inhibitor α-glukosidase adalah salah satu terapi antidiabetes dalam mengurangi kenaikan glukosa darah postprandial. Serbuk sari jahe merah adalah serbuk yang mengandung sari jahe merah sebagai zat aktif dengan kombinasi bubuk kayu manis dan sari serai yang dikonsumsi sebagai minuman tradisional untuk antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antidiabetes formulasi serbuk sari jahe merah dengan mekanisme hambatan enzim α-glukosidase yang dibandingkan dengan akarbosa (kontrol positif). Hasil pengujian menunjukan bahwa formulasi serbuk sari jahe merah memiliki aktivitas inhibisi enzim α-glukosidase dengan kategori sangat lemah, dimana nilai IC50 pada F1 adalah 25204.055 μg/mL dan F2 adalah 10996.380 μg/mL sedangkan pada akarbosa adalah 0.232 μg/mL kategori sangat kuat. Oleh karena itu, aktivitas inhibisi formulasi serbuk sari jahe merah pada F1 dan F2 belum memiliki daya hambat yang setara dengan akarbosa. Nilai persen inhibisi mengalami peningkatan seiring dengan naiknya konsentrasi dibuktikan dengan nilai sig 0.001 < 0.05 dimana terdapat perbedaan daya hambat yang signifikan dalam penambahan konsentrasi pada sampel.

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN LIP BALM EKSTRAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI

No.179 Kulit merupakan penghalang untuk melindungi tubuh dari dunia luar, dan kelembaban bibir dijaga oleh kulit. Salah satu penyebab bibir menjadi kering dan pecah-pecah adalah karena perlindungan bibir yang buruk. Lip balm merupakan sediaan kosmetik dekoratif yang melembabkan bibir dan membantu mencegahnya mengering dan pecah-pecah. Diantara tanaman yang bisa digunakan sebagai pewarna alami adalah bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) karena mempunyai kandungan antosianin. Eksperimen ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan Lip Balm yang mengandung ekstrak bunga rosella sebagai pewarna alami dengan mempunyai mutu fisik dan stabilitas yang baik. Sediaan Lip Balm dibuat dengan variasi ekstrak bunga rosella 5%, 10%, dan 15%. Formulasi yang dihasilkan kemudian di evaluasi sediaan dan dilakukan stabilitas dengan metode Cycling Test selama 6 siklus. Evaluasi tersebut meliputi uji orgnoleptis, uji pH, uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji titik lebur dan uji daya oles. Hasil penelitian sebelum dan setelah dilakukan stabilitas menunjukkan bahwa sediaan Lip balm degan konsentasi ekstrak 15% mempunyai mutu fisik dan stabilitas yang baik, kecuali pada pH dan daya sebar yang tidak memenuhi persyaratan.

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN LIP BALM EKSTRAK KAYU SECANG (Cesalpinia sappan L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI

No.170 Lip balm yaitu pelembab bibir dalam bentuk sediaan semi solid dalam bentuk bahan utama yaitu minyak, lemak dan lilin serta berfungsi untuk memberikan perawatan pada kulit bibir dengan anggapan akan memberikan wajah yang lebih percaya diri. Lip balm sendiri yaitu sediaan kosmetik dengan basis hamper sama dengan formulasi lipstick, namun tanpa adanya warna atau trasparan. Banyaknya lip balm yang sudah terdapat warna di mendorong peneliti membuat sediaan lip balm ekstrak kayu secang sebagai pewarna alami dari ekstrak kayu secang (Caesalpinia Sappan L) untuk menghindari pewarna sintetik. Tujuan dari penelitian kali ini membuat sediaan lip balm dengan metode infusa dan konsentrasi warna alami. Dibuat 3 formulasi yaitu 0,3%, 0,6% dan 0,9% dengan ekstrak kering kayu secang lalu dilakukan evalusi sediaan meliputi uji homogenitas, uji pH, uji daya lekat, uji organoleptik dan uji kesukaan. Hasil pengujian evaluasi menunjukan hasil yang baik denganp pengamatan selama 14 hari dan hasil uji kesukaan menunjukan konsentrasi 0,6% yang paling disukai.

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN BLUSH ON CREAM EKSTRAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI

No.167 Pewrna pipi atau yang dikenal dengan (blush on) merupakan sediaan kosmetik yang berfungsi untuk memberikan warna dipipi dengan sentuh artistik dan mampu membuat wajah terlihat segar dalam tatarias. Sediaan pewarna pipi (blush on) mempunyai manfaat dapat memperbaiki wajah agar terlihat segar, cantik dan berdimensi. Warna-warna pada pewarna pipi (blush on) terdiri dari warna merah, merah muda, jingga dan kecokelatan. Bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami karena mempunyai kandungan antosianin. Antosianin ialah pigmen tumbuhan yang menghasilkan warna merah pada bunga rosella. Tujuan penelitian ini untuk memberikan bukti bahwa ekstrak bunga rosella dapat digunakan sebagai pewarna alami dan mempunyai mutu fisik yang baik. Pada penelitian ini dibuat formula sediaan blush on cream dengan variasi konsentrasi 2,5% 5% dan 7,5% ekstrak kental bunga rosella kemudian di uji mutu fisik hingga diperoleh formula terbaik. Formula yang dihasilkan kemudian di evaluasi stabilitas dengan metode Cycling Test. Evaluasi meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji pH dan uji viskositas. Hasil pengujian sesudah stabilitas menunjukan sediaan yang dibuat mempunyai mutu fisik yang baik, kecuali pH dan daya lekat tidak memenuhi persyaratan.