No.187 Instalasi farmasi di sebuah rumah sakit merupakan salah satu sarana
pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk membantu meningkatkan derajat
kesehatan setinggi-tingginya. Oleh karena itu, instalasi farmasi dituntut untuk
terus meningkatkan mutu pelayanannya. Waktu tunggu pasien dalam menebus
resep menjadiasalah satu hal penting yang perlu diperhatikan untuk tujuan
peningkatan mutu pelayanan instalasi farmasi. Atas dasar halnyatersebut,
penelitian ini dilakukan untuk menghitung dan membandingkan perbedaan waktu
tunggu antara pasien umum dan pasien BPJS dalam penebusan resep di instalasi
farmasi RSUD Palabuhanratu. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung (observasi) dengan
melakukan pencatatan data berupa lama waktu tunggu untuk setiap pasien umum
dan BPJS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata waktu tunggu pasien
BPJS sedikit lebih lama dibanding pasien umum karena ada perbedaan urutan
proses pelayanan sesuai SOP yang berlaku.
No.182 Penyakit degeneratif diabetes melitus adalah penyakit metabolit akibat resistensi
insulin pada sel pankreas sehingga meningkatkan kadar glukosa darah. Inhibitor
α-glukosidase adalah salah satu terapi antidiabetes dalam mengurangi kenaikan
glukosa darah postprandial. Serbuk sari jahe merah adalah serbuk yang
mengandung sari jahe merah sebagai zat aktif dengan kombinasi bubuk kayu
manis dan sari serai yang dikonsumsi sebagai minuman tradisional untuk
antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antidiabetes
formulasi serbuk sari jahe merah dengan mekanisme hambatan enzim
α-glukosidase yang dibandingkan dengan akarbosa (kontrol positif). Hasil
pengujian menunjukan bahwa formulasi serbuk sari jahe merah memiliki aktivitas
inhibisi enzim α-glukosidase dengan kategori sangat lemah, dimana nilai IC50
pada F1 adalah 25204.055 μg/mL dan F2 adalah 10996.380 μg/mL sedangkan
pada akarbosa adalah 0.232 μg/mL kategori sangat kuat. Oleh karena itu, aktivitas
inhibisi formulasi serbuk sari jahe merah pada F1 dan F2 belum memiliki daya
hambat yang setara dengan akarbosa. Nilai persen inhibisi mengalami
peningkatan seiring dengan naiknya konsentrasi dibuktikan dengan nilai sig 0.001
< 0.05 dimana terdapat perbedaan daya hambat yang signifikan dalam
penambahan konsentrasi pada sampel.
No.179 Kulit merupakan penghalang untuk melindungi tubuh dari dunia luar, dan
kelembaban bibir dijaga oleh kulit. Salah satu penyebab bibir menjadi kering dan
pecah-pecah adalah karena perlindungan bibir yang buruk. Lip balm merupakan
sediaan kosmetik dekoratif yang melembabkan bibir dan membantu mencegahnya
mengering dan pecah-pecah. Diantara tanaman yang bisa digunakan sebagai
pewarna alami adalah bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) karena mempunyai
kandungan antosianin. Eksperimen ini bertujuan untuk membuat formulasi
sediaan Lip Balm yang mengandung ekstrak bunga rosella sebagai pewarna alami
dengan mempunyai mutu fisik dan stabilitas yang baik. Sediaan Lip Balm dibuat
dengan variasi ekstrak bunga rosella 5%, 10%, dan 15%. Formulasi yang
dihasilkan kemudian di evaluasi sediaan dan dilakukan stabilitas dengan metode
Cycling Test selama 6 siklus. Evaluasi tersebut meliputi uji orgnoleptis, uji pH, uji
homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji titik lebur dan uji daya oles. Hasil
penelitian sebelum dan setelah dilakukan stabilitas menunjukkan bahwa sediaan
Lip balm degan konsentasi ekstrak 15% mempunyai mutu fisik dan stabilitas yang
baik, kecuali pada pH dan daya sebar yang tidak memenuhi persyaratan.
No.170 Lip balm yaitu pelembab bibir dalam bentuk sediaan semi solid dalam bentuk
bahan utama yaitu minyak, lemak dan lilin serta berfungsi untuk memberikan
perawatan pada kulit bibir dengan anggapan akan memberikan wajah yang lebih
percaya diri. Lip balm sendiri yaitu sediaan kosmetik dengan basis hamper sama
dengan formulasi lipstick, namun tanpa adanya warna atau trasparan. Banyaknya
lip balm yang sudah terdapat warna di mendorong peneliti membuat sediaan lip
balm ekstrak kayu secang sebagai pewarna alami dari ekstrak kayu secang
(Caesalpinia Sappan L) untuk menghindari pewarna sintetik. Tujuan dari penelitian
kali ini membuat sediaan lip balm dengan metode infusa dan konsentrasi warna
alami. Dibuat 3 formulasi yaitu 0,3%, 0,6% dan 0,9% dengan ekstrak kering kayu
secang lalu dilakukan evalusi sediaan meliputi uji homogenitas, uji pH, uji daya
lekat, uji organoleptik dan uji kesukaan. Hasil pengujian evaluasi menunjukan hasil
yang baik denganp pengamatan selama 14 hari dan hasil uji kesukaan menunjukan
konsentrasi 0,6% yang paling disukai.
No.167 Pewrna pipi atau yang dikenal dengan (blush on) merupakan sediaan kosmetik yang
berfungsi untuk memberikan warna dipipi dengan sentuh artistik dan mampu
membuat wajah terlihat segar dalam tatarias. Sediaan pewarna pipi (blush on)
mempunyai manfaat dapat memperbaiki wajah agar terlihat segar, cantik dan
berdimensi. Warna-warna pada pewarna pipi (blush on) terdiri dari warna merah,
merah muda, jingga dan kecokelatan. Bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dapat
dimanfaatkan sebagai pewarna alami karena mempunyai kandungan antosianin.
Antosianin ialah pigmen tumbuhan yang menghasilkan warna merah pada bunga
rosella. Tujuan penelitian ini untuk memberikan bukti bahwa ekstrak bunga rosella
dapat digunakan sebagai pewarna alami dan mempunyai mutu fisik yang baik. Pada
penelitian ini dibuat formula sediaan blush on cream dengan variasi konsentrasi
2,5% 5% dan 7,5% ekstrak kental bunga rosella kemudian di uji mutu fisik hingga
diperoleh formula terbaik. Formula yang dihasilkan kemudian di evaluasi stabilitas
dengan metode Cycling Test. Evaluasi meliputi uji organoleptik, uji homogenitas,
uji daya sebar, uji daya lekat, uji pH dan uji viskositas. Hasil pengujian sesudah
stabilitas menunjukan sediaan yang dibuat mempunyai mutu fisik yang baik,
kecuali pH dan daya lekat tidak memenuhi persyaratan.