No. 852 Penyakit dispepsia merupakan penyakit yang cukup banyak dijumpai di
RSUD Sekarwangi. Dispepsia lebih sering disebabkan oleh inhibisi/tukak lambung
sehingga merangsang saraf vagus terhubung langsung kepusat muntah. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui sosiodemografi pasien dan membandingkan efek
terapi obat dispepsia pasien rawat inap berdasarkan lama hari rawat. Penelitian
bersifat retrospektif. Data gambaran sosiodemografi, dan lama hari rawat inap
dilihat pada rekam medis pasien periode Januari 2017-Mei 2021. Terdapat 81
pasien yang memenuhi kriteria serta didapat data sosiodemografi: umur, jenis
kelamin, pekerjaan dan data pendidikan terakhir pasien. Data dianalisis secara
statistik hasil disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Obat yang digunakan oleh
pasien dispepsia dan lama hari rawat pasien yaitu PPI + Sitoprotektif (12%, 3,45
hari), PPI + Antasida (4%, 2,6 hari), PPI + H2 Blocker (5%, 2,75 hari), PPI +
Sitoprotektif + Antasida (7%, 3,16 hari), PPI + Sitoprotektif + H2 Blocker (1%, 3
hari),PPI + Sitoprotektif + Prokinetik (1%, 5 hari), PPI + Antasida + H2 Blocker
(1%, 7 hari), H2 Blocker + Antasida (4%, 3 hari), H2 Blocker + Sitoprotektif (14%,
2,3 hari), PPI (27%, 3,5 hari), dan H2 Blocker (24%, 2,94 hari). Hasil efek terapi
obat dispepsia yang digunakan yaitu terdapat perbedaan yang bermakna dengan.
nilai P: 0,755.
Kata kunci: Dispepsia, Obat Dispepsia, Efek Terapi.