Sebanyak 78 item atau buku ditemukan

TOKSISITAS FORMULASI MINUMAN SERBUK SARI JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe) DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT)

No.180 Jahe merah merupakan tanaman suku Zingiberaceae yang tergolong kedalam jenis rempah-rempahan. Pada sediaan minuman serbuk sari jahe mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, dan saponin. Senyawa ini dapat berpotensi sebagai antikanker. Uji toksisitas digunakan untuk mendeteksi aktivitas/ potensi sebagai antikanker. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai toksisitas dari formulasi minuman serbuk sari jahe merah (Zingiber officinale Roscoe). Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) digunakan untuk penafsiran aktivitas antikanker dari formulasi minuman serbuk sari jahe merah (Zingiber officinale Roscoe). Nilai LC50 dari formulasi 1 diperoleh sebanyak 240,552 ppm dan formulasi 2 diperoleh sebesar 154,132 ppm. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa formulasi 1 dan 2 termasuk kedalam kategori toksik sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sampel tersebut berpotensi sebagai antikanker.

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN BLUSH ON CREAM EKSTRAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI

No.167 Pewrna pipi atau yang dikenal dengan (blush on) merupakan sediaan kosmetik yang berfungsi untuk memberikan warna dipipi dengan sentuh artistik dan mampu membuat wajah terlihat segar dalam tatarias. Sediaan pewarna pipi (blush on) mempunyai manfaat dapat memperbaiki wajah agar terlihat segar, cantik dan berdimensi. Warna-warna pada pewarna pipi (blush on) terdiri dari warna merah, merah muda, jingga dan kecokelatan. Bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami karena mempunyai kandungan antosianin. Antosianin ialah pigmen tumbuhan yang menghasilkan warna merah pada bunga rosella. Tujuan penelitian ini untuk memberikan bukti bahwa ekstrak bunga rosella dapat digunakan sebagai pewarna alami dan mempunyai mutu fisik yang baik. Pada penelitian ini dibuat formula sediaan blush on cream dengan variasi konsentrasi 2,5% 5% dan 7,5% ekstrak kental bunga rosella kemudian di uji mutu fisik hingga diperoleh formula terbaik. Formula yang dihasilkan kemudian di evaluasi stabilitas dengan metode Cycling Test. Evaluasi meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji pH dan uji viskositas. Hasil pengujian sesudah stabilitas menunjukan sediaan yang dibuat mempunyai mutu fisik yang baik, kecuali pH dan daya lekat tidak memenuhi persyaratan.

SEDIAAN LOTION EKSTRAK ETANOL 96% DAUN KELOR (Moringa oleifera L) DENGAN VARIASI KONSENTRASI GLISERIN SEBAGAI PELEMBAB

No.166 Antioksidan merupakan zat yang dapat menangkal atau mencegah reaksi oksidasi dari radikal bebas. Daun kelor mengandung tanin, steroid, triterpenoid, flavonoid, saponin, antraquinon, dan alkaloid yang berfungsi sebagai antioksidan. Untuk mempermudah penggunaan antioksidan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk sediaan lotion dengan menggunakan ekstrak etanol 96% daun kelor 0,1%, dengan memvariasikan gliserin sebagai pelembab. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan lotion dari ekstrak daun kelor 0,1% dengan variasi konsentrasi gliserin 5%, 10% dan 15% dan menguji stabilitas fisiknya dengan metode cycling test yang meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji viskositas, uji pH, daya sebar, daya lekat, uji efektivitas lotion sebagai pelembab dengan menggunakan alat skin analyzer, uji aktivitas antioksidan lotion ekstrak etanol 96% daun kelor pada konsentrasi ekstrak sebesar 0,1% dengan metode peredamanradikal bebas DPPH, uji iritasi dari lotion. Lotion ekstrak etanol 96% daun kelor dibuat deret konsentrasi 12,5, 25, 50, 100, dan 200 ppm, kemudian diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometri Uv-Vis pada panjang gelombang 514,5 nm. Lotion ekstrak etanol 96% daun kelor memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 135,072 μg/mL. Lotion ekstrak etanol 96% daun kelor dengan variasi konsentrasi gliserin 5%, 10% dan 15% memiliki nilai efektivitas kelembaban sebesar 44,56%, 50,05% dan 66,26%.

KRIM TABIR SURYA EKSTRAK ETANOL 96% DAUN YAKON (Smallanthus sonchifolius (Poepp.) H.Rob.)

No.163 Sinar matahari mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan, di samping itu paparan sinar matahari berlebih juga dapat menyebabkan kulit menebal, kehilangan kekenyalan, dan kulit menjadi keriput. Pemanfaatan susunan tabir surya adalah salah satu cara perlindungan kulit dari sinar matahari. Daun yakon (Smallanthus sonchifolius (Poepp.) H. Rob) memiliki kandungan flavonoid dan fenolik yang tinggi sehingga cenderung dimanfaatkan sebagai bahan aktif yang berfungsi dalam pembuatan krim tabir surya. Tujuan dibalik tinjauan ini adalah untuk memformulasi dan menentukan potensi sediaan krim tabir surya dengan berbagai variasi konsentrasi ekstrak etanol daun yakon. Ekstraksi serbuk daun yakon dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Hasil rendemen ekstrak yang di dapat sebesar 6,5%. Kemudian, dibuat sediaan krim tabir surya dengan variasi konsentrasi ekstrak: tanpa ekstrak (F1); 0,1% (F2); 0,5% (F3); 1% (F4); dan 2% (F5). Kelima formula diuji karakteristik mutu fisik dan nilai SPF-nya. Berdasarkan hasil uji yang diperoleh, ekstrak daun yakon dapat dibuat sediaan krim tabir surya dan memenuhi persyaratan uji karakteristik mutu fisik yaitu organoleptis, homogenitas, viskositas, daya sebar, pH, dan daya lekat. Nilai SPF yang di dapat dari F1, F2, F3, F4, dan F5 berturut-turut sebesar 0,504; 0,845; 1,214; 2,693 (proteksi minimal); 4,127 (proteksi sedang). Semakin banyak penambahan jumlah konsentrasi ekstrak daun yakon, maka semakin besar juga nilai SPF yang didapat.

FORMULASI DAN UJI ORGANOLEPTIK HAND SANITIZER EKSTRAK ETANOL 96% DAUN JAMBU AIR (Syzygium aqueum (Burm.f.) Alston)

No.162 Hand sanitizer merupakan salah satu jenis kosmetik yang sering digunakan sebagai pembersih tangan. Daun jambu air (Syzygium aqueum (Burm.f.) Alston) memiliki kandungan kimia fenol, saponin,tannin dan flavonoid yang mempunyai aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk membuat hand sanitizer dari ekstrak daun jambu air serta menguji mutu fisik dan uji hedonik sediaan. Penelitian ini meliputi pembuatan simplisia, penetapan kadar air, uji fitokimia, ekstraksi dan pembuatan hand sanitizer 5, 10 dan 25%. Hasil penelitian menyatakan bahwa daun jambu air memiliki kadar air 3,44%. Rendeman yang didapatkan sebesar 4,61%. Kandungan metabolit sekunder ekstrak etanol mengandung flavonoid, fenol, saponin dan tannin. Hasil uji mutu fisik dan uji hedonik warna, aroma, tekstur, sifat penggunaan serta tingkat penyerapan menyatakan formula hand sanitizer ekstrak etanol daun jambu air 25% memiliki mutu fisik yang sesuai dan paling diminati oleh panelis.

FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF DARI EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam)

No.159 Daun kelor (Moringa oleifera Lam) merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai antioksidan. Daun kelor mengandung senyawa metabolit sekunder antara lain alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan terpenoid. Flavonoid dalam daun kelor mampu mengurangi efek buruk radikal bebas penyebab kerusakan kulit. Tujuan penelitian ini membuat formulasi sediaan masker gel peel-off dari ekstrak etanol 70% daun kelor serta mengevaluasi sediaan masker gel peel-off melalui uji mutu fisik yang menjadi persyaratan masker gel peel-off yang baik. Ekstrak dibuat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% selama 3×24 jam, lalu diuapkan menjadi ekstrak kental dan dibuat formulasi masker gel peel-off dengan variasi konsentrasi ekstrak 3% (F1), 5% (F2), dan 7% (F3). Pengujian mutu fisik yang dilakukan yaitu uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar, dan uji waktu kering. Hasil evaluasi menunjukkan ketiga formulasi telah memenuhi persyaratan mutu fisik, F2 dengan konsentrasi ekstrak daun kelor 5% merupakan formulasi terbaik dengan nilai pH 5,0, viskositas 2700 Cps, daya sebar 5,79 cm dan waktu kering selama 25 menit.

FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SABUN KERTAS MENGANDUNG MINYAK ATSIRI NILAM (Pogostemon cablin Benth) DAN MINYAK ATSIRI SERAI WANGI (Cymbopogon nardus)

No.143 Sabun kertas adalah salah satu jenis sabun padat yang umumnya digunakan sebagai sabun cuci tangan sekali pakai. Penambahan zat aktif pada sabun kertas yaitu Minyak Atsiri Nilam (Pogostemon cablin Benth) dan Minyak Atsiri Serai Wangi (Cymbopogon nardus) yang mampu menghambat aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mutu fisik sabun kertas berdasarkan SNI 3532:2016, serta daya hambat terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan metode difusi cakram dan menggunakan dettol cair (chloroxylenol 4,8% w/v) sebagai kontrol positif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium yang dikaji secara kuantitatif. Perbandingan konsentrasi minyak atsiri nilam dan serai wangi pada formulasi sabun kertas adalah F1= basis, F2= 2:1, F3= 1:1, F4= 1:2. Parameter yang diuji meliputi organoleptik, susut pengeringan, pH, asam lemak bebas/alkali bebas, bahan tak larut dalam etanol, lemak tak tersabunkan, stabilitas busa, hedonik, dan aktivitas antibakteri. Hasil mutu fisik berdasarkan SNI 3532:2016 yang terbaik adalah sediaan F4= (n:sw 1:2), kecuali pada kadar lemak tak tersabunkan. Sedangkan hasil nilai hedonik secara umum perlakuan F4 dengan nilai skor sebesar 3,30. Hasil uji aktivitas antibakteri perlakuan F2= (n:sw 2:1) mempunyai daya hambat terhadap s.aureus tertinggi sebesar 15,87 mm sedangkan daya hambat terhadap e.coli tertinggi terdapat pada F4= (n:sw 1:2) sebesar 15,33 mm. Dari hasil analisis statistik bahwa sediaan sabun kertas minyak atsiri nilam dan serai wangi mempunyai pengaruh terhadap aktivitas antibakteri terhadap S.aureus dan E.coli

AKTIVITAS ANTIKOLESTEROL KOMBINASI EKSTRAK AIR DAUN YAKON (Smallanthus sonchifolius (Poepp.) H. Rob.) DAN DAUN STEVIA (Stevia rebaudiana Bertoni)

No.793 Kolesterol merupakan sterol yang penting karena merupakan bagian struktural membran sel dan komponen pembentuk berbagai hormon steroid, asam empedu dan vitamin D. Banyak tanaman tradisional yang dapat digunkan untuk menurunkan kolesterol dalam tubuh seperti, daun yakon dan daun stevia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas dalam menghambat pembentuk kolesterol ekstrak air daun yakon (Smallanthus sonchifolius (Poepp.) H. Rob.) dan daun stevia (Stevia rebaudiana Bertoni ) baik tunggal atau kombinasi. Ekstrak diperoleh dengan metode infusa. Pengujian antikolesterol dilakukan secara in vitro dengan mengunakan metode spektrofotometer UV-Vis pada λ 672 nm absorbansi yang diperoleh digunakan untuk menghitung % inhibisi dan IC50. Kandungan fitokimia ekstrak air daun yakon antara lain Alkaloid pereaksi Mayer dan dragendrof, Saponin, Flavonoid, Steroid dan Fenol, Sedangkan untuk ekstrak air daun stevia antar lain Alkaloid Pereaksi Mayer dan Dragendroff, Saponin, Tanin, Steroid dan Fenol. Hasil penelitian yang diperoleh dari nilai IC50 ekstrak tunggal daun yakon sebesar 55,16ppm dan daun stevia sebesar 305,73ppm. Sedangkan untuk kombinasi 1:1, 1:6, dan 6:1 ekstrak air daun yakon dan daun stevia diperoleh nilai IC50 sebesar 49,90ppm, 41,54ppm dan 134,33ppm

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA PENGHAMBAT ENZIM -GLUKOSIDASE DARI FRAKSI AIR DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)

No.789 Diabetes merupakan penyakit kronis dengan gangguan metabolisme akibat pankreas tidak menghasilkan cukup insulin yang ditandai dengan hiperglikemia. Terapi farmakologi yang digunakan untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah salah satunya dengan menghambat kerja enzim -glukosidase sehingga menunda penyerapan glukosa dalam saluran pencernaan. Penggunaan bahan alam yang memiliki potensi sebagai penghambat enzim -glukosidase adalah daun salam yang secara empiris digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa bioaktif dari isolat daun salam yang memiliki aktivitas penghambatan enzim -glukosidase. Penarikan senyawa polar dalam fraksi air daun salam dengan partisi dari ekstrak etanol 96% daun salam, diisolasi menggunakan metode kromatografi dan dilakukan pengujian aktivitas penghambatan enzim -glukosidase. Identifikasi senyawa kimia menggunakan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan panjang gelombang maksimum pada 203,5 nm. Hasil analisis LC-MS/MS didapatkan puncak dengan kelimpahan terbesar dengan bobot molekul ion m/z 413. Kesimpulan senyawa kimia Stigmasterol dalam isolat fraksi air daun salam memiliki aktivitas penghambatan enzim -glukosidase dengan nilai IC50 21,54 ppm

KARAKTERISTIK DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA PENGHAMBAT ENZIM α-GLUKOSIDASE DARI FRAKSI AIR DAUN TEH (Camellia sinensis (L.) Kuntze)

No.787 Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit kronis karena pankreas tidak cukup memproduksi insulin sehingga mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar glukosa dalam darah. Kadar glukosa darah dapat diturunkan dengan cara menghambat enzim α-glukosidase pada organ pencernaan sehingga menunda proses absorbsi glukosa dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan struktur senyawa kimia dalam fraksi air daun teh (Camellia sinensis (L.) Kuntze) berpotensi sebagai penghambat enzim α-glukosidase. Ekstrak diperoleh dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% kemudian dipartisi dengan etil asetat dan air. Karakteristik senyawa kimia dilakukan dengan metode kromatografi kolom. Pengujian aktivitas enzim α-glukosidase untuk memperoleh %inhibisi terbaik dan IC50 dari fraksi air daun teh untuk selanjutnya dilakukan identifikasi senyawa kimia menggunakan spektrofotometer UV-Vis, dan LC/MS- MS. Kandungan fitokimia fraksi air daun teh antara lain : flavonoid, tannin, saponin, triterpenoid, fenolik, quinon dan glikosida. Hasil penelitian IC50 isolat CSWA-1.1 sebesar 19,37 ppm dan isolat CSWA-1.4 sebesar 17,25 ppm. Berdasarkan serapan spektrofotometer UV-Vis CSWA-1.1 dan CSWA-1.4 terdapat serapan pada λ maksimum 204.5 nm. Hasil LC/MS-MS isolat CSWA-1.1 dengan waktu retensi 5,09 menit dengan bobot molekul 195,0907 m/z diduga senyawa kafein, sedangkan CSWA-1.4 dengan waktu retensi 1,37 menit dengan bobot molekul 136,0655 m/z diduga senyawa adenin