Sebanyak 205 item atau buku ditemukan

ANALISA TINGKAT.KEPATUHAN.PASIEN.HIPERTENSI TERHADAP.PENGGUNAAN.OBAT.ANTIHIPERTENSI.DI lNSTALASI.POLIKLINIK.RAWAT.JALAN.RUMAH.SAKIT SENTOSA.BOGOR

No.190 Hipertensi sering disebut sebagai silent killer. Analisa penggunaan obat antihipertensi untuk mengetahui kepatuhan penderita hipertensi terhadap penggunaan obat antihipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sosiodemografi pasien hipertensi dan tingkat kepatuhan pasien hipertensi serta faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi cross sectional. menggunakan data primer secara prospektif dengan kuesioner kepatuhan MMAS-8. Hasil penelitian terhadap 68 responden berdasarkan data sosiodemografi yaitu jenis kelamin perempuan (51,5%), usia 46-55 tahun (36,8%), pendidikan terakhir SD (35,3%) dan pekerjaan ibu rumah tangga (44,1%). Hasil kuesioner MMAS-8 sebanyak 46 responden (67,6%) memiliki kepatuhan sedang, sebanyak 21 responden (30,9%) memiliki kepatuhan tinggi dan 1 responden (1,5%) memiliki kepatuhan rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan responden yaitu lupa meminum semua obat antihipertensi kemarin, responden terkadang lupa meminum obat antihipertensi yang diberikan oleh dokter dan selama 2 minggu terakhir terkadang tidak meminum obat antihipertensi.

GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK PARADISE SUKAHATI CIBINONG

No.189 Pelayanan kefarmasian di Indonesia selama ini dinilai oleh banyak pengamat masih di bawah standar. Permenkes RI Nomor 73 tahun 2016 merupakan standar pelayanan kefarmasian yang menjadi pedoman bagi tenaga kefarmasian yang menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di apotek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas pelayanan kefarmasian di Apotek Paradise Sukahati Cibinong. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan teknik pengambilan data menggunakanm metode purposive sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 98 responden. Kualitas pelayanan kefarmasian diukur berdasarkan lima dimensi pelayanan jasa yaitu, ketanggapan 90,63%, keaandalan 90,37%, kepedulian 90,05%, bukti langsung 89,48%, jaminan 89,37%, dengan nilai rata-rata persentase sebesar 89,98%. Hasil ini menunjukan bahwa gambaran kualitas pelayanan kefarmasian di Apotek Paradise Pharmacy Sukahati Cibinong dinilai sudah sangat baik.

EVALUASI.KELENGKAPAN.ADMINISTRASI RESEP DI.APOTEK.KIMIA.FARMA JUANDA BOGOR PERIODE.MARET 2021

No.188 Evaluasi resep merupakan aspek yang penting dalam peresepan karena dapat membantu meminimalisir terjadinya medication error. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kelengkapan resep dokter secara administratif yang telah dilayani di Apotek Kimia Farma Juanda pada periode bulan Maret 2021. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif. Metode pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode simple random sampling dengan menggunakan rumus slovin, didapatkan sebanyak 320 lembar resep. Hasil pengamatan menunjukan bahwa kelengkapan resep secara administrasi yaitu: data pasien 3,13% ( nama 98,75%, umur 65,94%, jenis kelamin 75% dan berat badan 3,44%), identitas dokter 22,81% ( nama dokter 96,56%, SIP 76,25%, alamat 96,56%, nomor telepon 85,63% dan paraf 32,19%) dan tanggal penulisan resep 82,5%. Hasil evaluasi kelengkapan resep ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien dan dapat mencegah terjadinya medication error.

PERBANDINGAN WAKTU TUNGGU PASIEN UMUM DAN BPJS DI INSTALASI FARMASI RSUD PALABUHANRATU

No.187 Instalasi farmasi di sebuah rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya. Oleh karena itu, instalasi farmasi dituntut untuk terus meningkatkan mutu pelayanannya. Waktu tunggu pasien dalam menebus resep menjadiasalah satu hal penting yang perlu diperhatikan untuk tujuan peningkatan mutu pelayanan instalasi farmasi. Atas dasar halnyatersebut, penelitian ini dilakukan untuk menghitung dan membandingkan perbedaan waktu tunggu antara pasien umum dan pasien BPJS dalam penebusan resep di instalasi farmasi RSUD Palabuhanratu. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung (observasi) dengan melakukan pencatatan data berupa lama waktu tunggu untuk setiap pasien umum dan BPJS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata waktu tunggu pasien BPJS sedikit lebih lama dibanding pasien umum karena ada perbedaan urutan proses pelayanan sesuai SOP yang berlaku.

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK LARAS KABUPATEN SUKABUMI

No.186 Indikator kesuksesan pelayanan kesehatan di Apotek salah satunya adalah kepuasan pasien. Kepuasan adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai hasil dari kinerja layanan kesehatan yang didapatkan pasien. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan kefarmasian di Apotek Laras, sosiodemografi pasien dan tingkat kepuasan pasien berdasarkan 5 dimensi (Tangible, Reliability, Responsiveness, Emphaty, dan Asurance). Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional dengan teknik purposive sampling. Data di peroleh dari survey kepada pasien dengan kuesioner. Hasil penelitian pada dimensi Tangibel diperoleh sebesar 73.83% pasien merasa puas, pada dimensi Reliability didapatkan hasil sebesar 81.33% pasien merasa sangat puas, pada dimensi Responsiveness didapatkan hasil sebesar 76.67% pasien merasa sangat puas, pada dimensi Emphaty didapatkan hasil sebesar 77.11% pasien merasa sangat puas dan pada dimensi Assurance didapatkan hasil sebesar 79% pasien merasa sangat puas. Hasil rata-rata keseluruhan tingkat kepuasan, pasien merasa sangat puas dengan nilai yang diperoleh sebesar 77.59%.

OPTIMASI EMULGATOR TERHADAP MUTU FISIK SEDIAAN KRIM ANTI ACNE KOMBINASI EKSTRAK ETANOL 96% RIMPANG KUNYIT (Curcuma domesticae Val) DAN MINYAK JINTAN HITAM (Nigella sativa)

No.185 Ekstrak etanol 96% rimpang kunyit (Curcumae domesticae Val) dan minyak jintan hitam (Nigella sativa) adalah kombinasi bahan alam yang menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes dan Staphylococus aureus. Penelitian ini melakukan optimasi emulgator menggunakan tween 80 dan span 80 dengan 4 formulasi yang memiliki nilai HLB berbeda. Tujuannya untuk melihat pada nilai HLB berapa sediaan krim anti acne dengan emulgator tween 80 dan span 80 memiliki mutu fisik yang stabil dan optimal. Hasil Penelitian menunjukkan sediaan terbaik diperoleh dari Formulasi 1 dengan konsentrasi Emulgator 2,48% dengan perbandingan tween 80 sebanyak 1,1 gram dan span 80 sebanyak 0,14 gram. Krim dengan nilai HLB 9 merupakan formulasi dengan stabilitas fisik yang baik, karena kenaikan nilai viskositas yang terjadi sesudah cycling test tidak signifikan dan cenderung stabil. Dari analisis data menggunakan Two-Way Anova yang dilakukan terhadap hasil uji pH, viskositas dan daya sebar, dihasilkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada mutu fisik keempat formulasi krim pada nilai HLB yang berbeda dapat dilihat dari nilai p-value > 0,05.

AKTIVITAS ANTI JAMUR SEDIAAN LOTION KOMBINASI MINYAK NILAM (Pogostemon cablin) DAN MINYAK PALA (Myristica fragrans) TERHADAP JAMUR Trichophyton mentagrophytes

No.184 Trichophyton mentagrophytes merupakan jamur yang dapat menyebabkan peradangan. Salah satu tipe peradangan pada kulit yang disebabkan oleh Trichophyton mentagrophytes ialah tinea pedis yang biasa menimpa sela jari serta telapak kaki. Minyak nilam dan minyak pala sudah banyak digunakan sebagai antijamur dan antimikroba. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kelompok senyawa fitokimia yang terkandung dalam minyak nilam dan minyak pala. Memperoleh sediaan lotion kombinasi minyak nilam dan minyak pala dengan stabilitas mutu fisik yang baik dan memiliki aktivitas antijamur terhadap Trichophyton mentagrophytes. Formulasi lotion kombinasi minyak nilam dan minyak pala dibuat perbandingan 1:1 dengan konsentrasi 15% (F1), 25% (F2), dan 35% (F3). Uji Stabilitas mutu fisik lotion dilakukan secara cycling test dan uji aktiivitas antijamur menggunakan metode difusi cakram. Hasil uji fitokimia menunjukkan minyak nilam mengandung flavonoid, steroid, dan terpenoid. Minyak pala mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, steroid dan terpenoid. Stabilitas lotion semua formula menunjukkan mutu fisik sesuai persyaratan untuk parameter organoleptis, homogenitas, pH, dan daya sebar dan viskositas. Zona hambat F1, F2, dan F3 berturut-turut sebesar 23,6 mm; 28,3 mm, dan 35,9 mm, semuanya termasuk kategori sangat kuat. Zona hambat terbesar terdapat pada F3. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi semakin besar zona hambat yang dihasilkan.

EVALUASI PENYIMPANAN OBAT DI APOTEK SARTIKA BOGOR

No.183 Berdasarkan Permenkes RI No.73 tahun 2016 penyimpanan sediaan obat disusun memakai sistem FEFO dan FIFO untuk meminimalkan kerusakan serta hilangnya jenis obat. Selain itu obat disusun berdasarkan alfabetis untuk memudahkan dalam pengawasan serta pencarian jenis obat ketika dalam distribusi obat ke pasien. Penyimpanan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan kerusakan pada obat, kadaluwarsa dan mutu obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penyimpanan obat dan kesesuaian penyimpanan obat di Apotek Sartika Bogor. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan teknik pengumpulan data secara prospektif pada bulan Maret 2021. Hasil penelitian ini menerangkan bahwa sistem penyimpanan obat di Apotek Sartika berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, suhu dan alfabetis. Penyimpanan obat bebas mencapai persentase 98,6%, penyimpanan obat bebas terbatas mencapai 97,8% dan penyimpanan obat tradisional mencapai persentase 80% sehingga sudah sesuai dengan Permenkes No 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

INHIBISI ENZIM α-GLUKOSIDASE FORMULASI MINUMAN SERBUK SARI JAHE MERAH (Zingiberis officinale Roscoe) SEBAGAI ANTIDIABETES

No.182 Penyakit degeneratif diabetes melitus adalah penyakit metabolit akibat resistensi insulin pada sel pankreas sehingga meningkatkan kadar glukosa darah. Inhibitor α-glukosidase adalah salah satu terapi antidiabetes dalam mengurangi kenaikan glukosa darah postprandial. Serbuk sari jahe merah adalah serbuk yang mengandung sari jahe merah sebagai zat aktif dengan kombinasi bubuk kayu manis dan sari serai yang dikonsumsi sebagai minuman tradisional untuk antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antidiabetes formulasi serbuk sari jahe merah dengan mekanisme hambatan enzim α-glukosidase yang dibandingkan dengan akarbosa (kontrol positif). Hasil pengujian menunjukan bahwa formulasi serbuk sari jahe merah memiliki aktivitas inhibisi enzim α-glukosidase dengan kategori sangat lemah, dimana nilai IC50 pada F1 adalah 25204.055 μg/mL dan F2 adalah 10996.380 μg/mL sedangkan pada akarbosa adalah 0.232 μg/mL kategori sangat kuat. Oleh karena itu, aktivitas inhibisi formulasi serbuk sari jahe merah pada F1 dan F2 belum memiliki daya hambat yang setara dengan akarbosa. Nilai persen inhibisi mengalami peningkatan seiring dengan naiknya konsentrasi dibuktikan dengan nilai sig 0.001 < 0.05 dimana terdapat perbedaan daya hambat yang signifikan dalam penambahan konsentrasi pada sampel.

FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL PEEL OFF EKSTRAK ETANOL BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) DAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) SERTA KOMBINASINYA

No.181 Buah pepaya merupakan buah yang mengandung senyawa antioksidan tinggi antara lain vitamin C, polifenol dan β-karotena. Lidah buaya diantaranya mengandung senyawa flavonoid dan saponin yang berfungsi untuk melembabkan kulit dan membuat kulit tidak cepat kering. Masker gel peel off adalah salah satu jenis masker wajah yang penggunaannya dapat dengan mudah dilepas seperti membran elastis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol buah pepaya dan ekstrak etanol lidah buaya, membuat formulasi sediaan masker gel peel off dan menguji sediaan yang memiliki mutu fisik yang baik. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% disimpan 3 x 24 jam lalu diuapkan menjadi ekstrak kental. Setelah didapat ekstrak kental dilakukan uji fitokimia. Hasil uji fitokimia ekstrak etanol buah pepaya dan ekstrak etanol lidah buaya terdapat senyawa alkaloid dan polifenol. Dibuat formulasi sediaan masker dengan konsentrasi ekstrak etanol buah pepaya 2,5%, ekstrak etanol lidah buaya 2,5%, perbandingan 1:1, 1:2 dan 2:1. Dilakukan evaluasi sediaan yaitu uji organoleptik, homogenitas, daya sebar, pH, waktu mengering dan uji iritasi. Setelah dilakukan evaluasi sediaan memiliki bentuk setengah padat, bau khas serta berwarna coklat dan hijau. Homogen dengan tidak ada gumpalan dan tidak terdapat butiran kasar. Daya sebar sebesar 5,1 cm sampai 6,5 cm. pH sebesar 4,9 sampai 5,2. Waktu mengering 22,23 menit sampai 25,38 menit dan tidak menimbulkan iritasi. Kelima formula sediaan masker gel peel off memenuhi mutu fisik yang baik. Hasil terbaik terdapat pada formula II (masker dengan bahan aktif ekstrak etanol lidah buaya 2,5%) dengan nilai pH sebesar 5,2 dan waktu mengering selama 22,23 menit. Serta pada formula III (masker dengan bahan aktif kombinasi ekstrak etanol buah pepaya dan ekstrak etanol lidah buaya perbandingan 1:1) dengan daya sebar sebesar 6,5 cm.