No.191 Formularium Nasional merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan tersedia
di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan jaminan kesehatan
nasional. Ketidak sesuaian penulisan resep dengan Fomularium Nasional untuk peserta BPJS
kesehatan akan menyebabkan terjadinya kekurangan dan kekosongan obat serta akan
mempengaruhi biaya rawatnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
kesesuaian penulisan resep, gambaran obat-obatan yang diresepkan serta gambaran kelas
terapi obat-obatan di luar Formularium Nasional. Penelitian ini bersifat deskriptif
retrospektif dimana data yang diambil adalah data masa lalu yaitu resep-resep pasien rawat
inap di RSJ. dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor periode Oktober-Desember 2020. Pengolahan
data dilakukan dengan melakukan pencatatan dan menampilkan obat-obatan, kelas
terapinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian dengan Formularium Nasional
pada bulan Oktober 98,10%, bulan Nopember 98,77%, bulan Desember 98,10%. Rata-rata
kesesuaian dengan Formularium Nasional diperoleh data 98,32%. Obat-obatan golongan
kelas terapi vasodilator menunjukkan banyak diresepkan di luar Formularium Nasional.
Kesimpulannya adalah kesesuaian penulisan resep dengan Formularium Nasional di RSJ. dr.
H. Marzoeki Mahdi sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh rumah sakit yaitu di
atas 90%.
No.190 Hipertensi sering disebut sebagai silent killer. Analisa penggunaan obat
antihipertensi untuk mengetahui kepatuhan penderita hipertensi terhadap
penggunaan obat antihipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik sosiodemografi pasien hipertensi dan tingkat kepatuhan pasien
hipertensi serta faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode observasi cross sectional. menggunakan
data primer secara prospektif dengan kuesioner kepatuhan MMAS-8. Hasil
penelitian terhadap 68 responden berdasarkan data sosiodemografi yaitu jenis
kelamin perempuan (51,5%), usia 46-55 tahun (36,8%), pendidikan terakhir SD
(35,3%) dan pekerjaan ibu rumah tangga (44,1%). Hasil kuesioner MMAS-8
sebanyak 46 responden (67,6%) memiliki kepatuhan sedang, sebanyak 21
responden (30,9%) memiliki kepatuhan tinggi dan 1 responden (1,5%) memiliki
kepatuhan rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan
responden yaitu lupa meminum semua obat antihipertensi kemarin, responden
terkadang lupa meminum obat antihipertensi yang diberikan oleh dokter dan
selama 2 minggu terakhir terkadang tidak meminum obat antihipertensi.
No.189 Pelayanan kefarmasian di Indonesia selama ini dinilai oleh banyak
pengamat masih di bawah standar. Permenkes RI Nomor 73 tahun 2016
merupakan standar pelayanan kefarmasian yang menjadi pedoman bagi tenaga
kefarmasian yang menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di apotek. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas pelayanan kefarmasian di
Apotek Paradise Sukahati Cibinong. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif observasional dengan teknik pengambilan data menggunakanm metode
purposive sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 98
responden. Kualitas pelayanan kefarmasian diukur berdasarkan lima dimensi
pelayanan jasa yaitu, ketanggapan 90,63%, keaandalan 90,37%, kepedulian
90,05%, bukti langsung 89,48%, jaminan 89,37%, dengan nilai rata-rata
persentase sebesar 89,98%. Hasil ini menunjukan bahwa gambaran kualitas
pelayanan kefarmasian di Apotek Paradise Pharmacy Sukahati Cibinong dinilai
sudah sangat baik.
No.188 Evaluasi resep merupakan aspek yang penting dalam peresepan karena
dapat membantu meminimalisir terjadinya medication error. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui persentase kelengkapan resep dokter secara
administratif yang telah dilayani di Apotek Kimia Farma Juanda pada periode
bulan Maret 2021. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif. Metode
pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode simple random sampling
dengan menggunakan rumus slovin, didapatkan sebanyak 320 lembar resep. Hasil
pengamatan menunjukan bahwa kelengkapan resep secara administrasi yaitu: data
pasien 3,13% ( nama 98,75%, umur 65,94%, jenis kelamin 75% dan berat badan
3,44%), identitas dokter 22,81% ( nama dokter 96,56%, SIP 76,25%, alamat
96,56%, nomor telepon 85,63% dan paraf 32,19%) dan tanggal penulisan resep
82,5%. Hasil evaluasi kelengkapan resep ini diharapkan dapat membantu
meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien dan dapat mencegah terjadinya
medication error.
No.187 Instalasi farmasi di sebuah rumah sakit merupakan salah satu sarana
pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk membantu meningkatkan derajat
kesehatan setinggi-tingginya. Oleh karena itu, instalasi farmasi dituntut untuk
terus meningkatkan mutu pelayanannya. Waktu tunggu pasien dalam menebus
resep menjadiasalah satu hal penting yang perlu diperhatikan untuk tujuan
peningkatan mutu pelayanan instalasi farmasi. Atas dasar halnyatersebut,
penelitian ini dilakukan untuk menghitung dan membandingkan perbedaan waktu
tunggu antara pasien umum dan pasien BPJS dalam penebusan resep di instalasi
farmasi RSUD Palabuhanratu. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung (observasi) dengan
melakukan pencatatan data berupa lama waktu tunggu untuk setiap pasien umum
dan BPJS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata waktu tunggu pasien
BPJS sedikit lebih lama dibanding pasien umum karena ada perbedaan urutan
proses pelayanan sesuai SOP yang berlaku.
No.186 Indikator kesuksesan pelayanan kesehatan di Apotek salah satunya adalah
kepuasan pasien. Kepuasan adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul
sebagai hasil dari kinerja layanan kesehatan yang didapatkan pasien. Pelayanan
kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan kefarmasian di
Apotek Laras, sosiodemografi pasien dan tingkat kepuasan pasien berdasarkan 5
dimensi (Tangible, Reliability, Responsiveness, Emphaty, dan Asurance).
Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional dengan teknik purposive
sampling. Data di peroleh dari survey kepada pasien dengan kuesioner. Hasil
penelitian pada dimensi Tangibel diperoleh sebesar 73.83% pasien merasa puas,
pada dimensi Reliability didapatkan hasil sebesar 81.33% pasien merasa sangat
puas, pada dimensi Responsiveness didapatkan hasil sebesar 76.67% pasien merasa
sangat puas, pada dimensi Emphaty didapatkan hasil sebesar 77.11% pasien merasa
sangat puas dan pada dimensi Assurance didapatkan hasil sebesar 79% pasien
merasa sangat puas. Hasil rata-rata keseluruhan tingkat kepuasan, pasien merasa
sangat puas dengan nilai yang diperoleh sebesar 77.59%.
No.185 Ekstrak etanol 96% rimpang kunyit (Curcumae domesticae Val) dan
minyak jintan hitam (Nigella sativa) adalah kombinasi bahan alam yang
menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes dan Staphylococus aureus.
Penelitian ini melakukan optimasi emulgator menggunakan tween 80 dan span 80
dengan 4 formulasi yang memiliki nilai HLB berbeda. Tujuannya untuk melihat
pada nilai HLB berapa sediaan krim anti acne dengan emulgator tween 80 dan span
80 memiliki mutu fisik yang stabil dan optimal. Hasil Penelitian menunjukkan
sediaan terbaik diperoleh dari Formulasi 1 dengan konsentrasi Emulgator 2,48%
dengan perbandingan tween 80 sebanyak 1,1 gram dan span 80 sebanyak 0,14 gram.
Krim dengan nilai HLB 9 merupakan formulasi dengan stabilitas fisik yang baik,
karena kenaikan nilai viskositas yang terjadi sesudah cycling test tidak signifikan
dan cenderung stabil. Dari analisis data menggunakan Two-Way Anova yang
dilakukan terhadap hasil uji pH, viskositas dan daya sebar, dihasilkan bahwa tidak
ada perbedaan bermakna pada mutu fisik keempat formulasi krim pada nilai HLB
yang berbeda dapat dilihat dari nilai p-value > 0,05.
No.184 Trichophyton mentagrophytes merupakan jamur yang dapat menyebabkan
peradangan. Salah satu tipe peradangan pada kulit yang disebabkan oleh
Trichophyton mentagrophytes ialah tinea pedis yang biasa menimpa sela jari serta
telapak kaki. Minyak nilam dan minyak pala sudah banyak digunakan sebagai
antijamur dan antimikroba. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kelompok
senyawa fitokimia yang terkandung dalam minyak nilam dan minyak pala.
Memperoleh sediaan lotion kombinasi minyak nilam dan minyak pala dengan
stabilitas mutu fisik yang baik dan memiliki aktivitas antijamur terhadap
Trichophyton mentagrophytes. Formulasi lotion kombinasi minyak nilam dan
minyak pala dibuat perbandingan 1:1 dengan konsentrasi 15% (F1), 25% (F2), dan
35% (F3). Uji Stabilitas mutu fisik lotion dilakukan secara cycling test dan uji
aktiivitas antijamur menggunakan metode difusi cakram. Hasil uji fitokimia
menunjukkan minyak nilam mengandung flavonoid, steroid, dan terpenoid. Minyak
pala mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, steroid dan terpenoid. Stabilitas
lotion semua formula menunjukkan mutu fisik sesuai persyaratan untuk parameter
organoleptis, homogenitas, pH, dan daya sebar dan viskositas. Zona hambat F1, F2,
dan F3 berturut-turut sebesar 23,6 mm; 28,3 mm, dan 35,9 mm, semuanya termasuk
kategori sangat kuat. Zona hambat terbesar terdapat pada F3. Hal ini menunjukan
bahwa semakin tinggi konsentrasi semakin besar zona hambat yang dihasilkan.
No.183 Berdasarkan Permenkes RI No.73 tahun 2016 penyimpanan sediaan obat
disusun memakai sistem FEFO dan FIFO untuk meminimalkan kerusakan serta
hilangnya jenis obat. Selain itu obat disusun berdasarkan alfabetis untuk
memudahkan dalam pengawasan serta pencarian jenis obat ketika dalam distribusi
obat ke pasien. Penyimpanan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan kerusakan
pada obat, kadaluwarsa dan mutu obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran penyimpanan obat dan kesesuaian penyimpanan obat di Apotek Sartika
Bogor. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan teknik pengumpulan
data secara prospektif pada bulan Maret 2021. Hasil penelitian ini menerangkan
bahwa sistem penyimpanan obat di Apotek Sartika berdasarkan kelas terapi,
bentuk sediaan, suhu dan alfabetis. Penyimpanan obat bebas mencapai persentase
98,6%, penyimpanan obat bebas terbatas mencapai 97,8% dan penyimpanan obat
tradisional mencapai persentase 80% sehingga sudah sesuai dengan Permenkes
No 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
No.182 Penyakit degeneratif diabetes melitus adalah penyakit metabolit akibat resistensi
insulin pada sel pankreas sehingga meningkatkan kadar glukosa darah. Inhibitor
α-glukosidase adalah salah satu terapi antidiabetes dalam mengurangi kenaikan
glukosa darah postprandial. Serbuk sari jahe merah adalah serbuk yang
mengandung sari jahe merah sebagai zat aktif dengan kombinasi bubuk kayu
manis dan sari serai yang dikonsumsi sebagai minuman tradisional untuk
antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antidiabetes
formulasi serbuk sari jahe merah dengan mekanisme hambatan enzim
α-glukosidase yang dibandingkan dengan akarbosa (kontrol positif). Hasil
pengujian menunjukan bahwa formulasi serbuk sari jahe merah memiliki aktivitas
inhibisi enzim α-glukosidase dengan kategori sangat lemah, dimana nilai IC50
pada F1 adalah 25204.055 μg/mL dan F2 adalah 10996.380 μg/mL sedangkan
pada akarbosa adalah 0.232 μg/mL kategori sangat kuat. Oleh karena itu, aktivitas
inhibisi formulasi serbuk sari jahe merah pada F1 dan F2 belum memiliki daya
hambat yang setara dengan akarbosa. Nilai persen inhibisi mengalami
peningkatan seiring dengan naiknya konsentrasi dibuktikan dengan nilai sig 0.001
< 0.05 dimana terdapat perbedaan daya hambat yang signifikan dalam
penambahan konsentrasi pada sampel.